4

1.8K 170 27
                                    

Sudah seminggu lamanya Syafira menjauhi Naufal karena kejadian waktu itu, rasa malu bertemu dengan Naufal makin menjadi-jadi saat Naufal mengembalikan sendal Syafira yang tertinggal dekat pot bunga rumahnya, untungnya Naufal tidak menceritakan apa-apa tentang apa yang telah terjadi.

Coba saja jika Naufal menceritakan kepada orangtuanya bahwa anaknya telah mengintipnya saat memakai baju pasti Syafira sudah di bakar hidup hidup oleh Ahmad,jujur ia sangat berterima kasih kepada Naufal.

Ingin rasanya dia meminta maaf kepada Naufal karena kejadian kemaren tapi egonya lebih tinggi dari pada rasa bersalah.

Saat Humairah menyuruh Syafira untuk mengembalikan rantang makanan, yang sempat Aida berikan kepada keluarga Syafira, dengan cepat ia menolak tawaran dari Humairah, untungnya sang umi tidak bertanya banyak alasan ia menolak.

Baru saja Syafira lega karena Humairah yang tidak menanyakan alasannya menolak tiba tiba saja Humairah berdiri dan melangkah mendekatimu sambil memegang rantang di tangannya.

"Syafira.". Panggil Humaira.

"Kenapa umi?". Jawabmu.

" Kamu tau Aira?". Saat mendengar perkataan Humairah syafira langsung menatap Humairah ekspresi panik.

" Dia juga sudah balik dari Mekah". Lanjut Humairah.

Aira adalah anak dari kiyai hafiz yang memiliki ilmu tentang Islam yang sangat besar, dan ia sampai rela menjual semua tanah warisannya untuk bisa pergi ke sana untuk mempelajari Islam lebih dalam.

Semua orang di pesantren Selalu saja menjodohkan Naufal dan aira, karena sama- sama memiliki pengetahuan Islam yang sangat kuat.

" Syafira ke masjid dulu umi..". Melangkah pergi.

Setelah sholat isya selesai, pesantren langsung mengadakan acara penyambutan Aira yang telah kembali dari Mekah.

Semua orang terkagum-kagum dengan kecantikan Aira dan suara yang sangat merdu saat menyanyikan sholawat.

Dengan cepat Syafira mencari keberadaan Naufal ia penasaran bagaimana reaksi Naufal saat melihat Aira,namun ia di buat terkejut dengan arah mata Naufal yang sedang menatapnya dari kejauhan.

Syafira langsung menjulingkan matanya dan berpura-pura melihat sekeliling sambil menepuk nepuk udara seakan-akan sedang membunuh nyamuk.

tanpa Naufal sadari ia tertawa membuat Ahmad mengikuti arah mata anaknya.

" Kamu suka dia nak?".

Seketika Naufal terdiam dari tawanya dan terkejut melihat keberadaan Ahmad yang sedang berdiri di sampingnya.

" Abi dari kapan disini?". Mengalihkan pembicaraan dan mencoba bersikap sesantai mungkin.

" Dari kamu menatap gadis itu". Menunjuk kearah Syafira.

Disisi lain Syafira yang sadar di tunjuk oleh Ahmad seketika panik.

" Jangan-jangan Naufal ceritain kejadian kemaren". Batinnya.

Ekspresi panik mulai terlihat saat Ahmad dan Naufal sama sama menatapnya.

Dengan cepat Syafira melangkah pergi dan meninggalkan acara penyambutan Aira.

.
.
.
.

Jam menunjukkan pukul 11 Naufal yang sedang melewati tempat wudhu mendengar suara lantuhan seorang perempuan mengaji dengan langkah pelan ia mengikuti arah suara itu.

"ṣummum bukmun..". Bacaan Syafira mulai tersendat saat huruf Hijaiyah yang tidak terlihat jelas di Alquran.

"umyun fa hum lā yarji'ụn". Melanjutkan bacaan Syafira.

Syafira yang mendengar seseorang melanjutkan bacaannya langsung mengangkat kepalanya dan melihat Naufal yang sedang berdiri di depannya lengkap dengan baju kokohnya.

" Gw tau". Ketus Syafira tak mau menatap mata Naufal.

Naufal hanya mengangguk paham saat mendengarkan perkataan dari Syafira.

" Btw Lo gak cerita ke siapa-siapa kan?". Tanya Syafira.

" Cerita apa?". Bingung naufal

" Tentang waktu itu.". Menundukkan kepalamu.

Naufal yang mengetahui maksud syafira langsung memiliki ide jail untuk mengerjai Syafira.

" Tapi ada satu syarat,kalau kamu tidak mau orang tau". - Naufal.

" Apa??". Seru Syafira.

" Kamu harus kaya gini". Mencoba meniru mata Syafira saat acara penyambutan Aira.

Syafira yang melihat Naufal langsung tertawa kencang jujur saja Naufal terlihat seperti orang bodoh saat ini.

" Kaya gini??". Dengan cepat Syafira langsung menjulingkan matanya.

Lagi lagi Naufal tidak bisa menyembunyikan senyumannya saat melihat Syafira melakukan hal- hal yang bodoh yang menurutnya sangat lucu.

Dari kecil hingga sekarang sifat yang di miliki Syafira tidak pernah berubah,tiba tiba saja Naufal teringat ketika mereka duduk di bangku TK, Syafira pernah mengajarinya berbohong jika Syafira tidak kencing celana.

Tapi karena Naufal yang sudah terdidik selalu jujur ia dengan santai memberi tau sang guru jika Syafira sedang ngompol.

Alhasil Syafira tidak mau menegur Naufal saat jam pelajaran berlanjut.

Naufal langsung menatap Syafira saat ia mulai mengingat beberapa kenangan dulu.

Flashback:

" Abi jahat!!!,masa aku disuruh hapal 30 jus!!". Ucap Syafira sambil terus menangis memeluk lututnya.

Naufal yang saat itu berusia 7 tahun hanya bisa diam dan mendengarkan ucapan Syafira tanpa mau menjawab.

" Dan kata Abi,kalau aku udah gede harus menikah dengan orang yang tau agama".

"Biar bisa masuk surga". Lanjut Syafira.

" Kalau aku aja gimana??". Seru Naufal.

" Emang kamu bisa jadi suami?". Tanya Syafira polos.

" Bisa, soalnya kata abi laki laki itu suami,kalau perempuan itu istri". Ucap Naufal sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal kembali mengingat perkataan sang Abi.

" Udah jam 5 sore, aku pulang dulu yah!!". Ucap Syafira melambaikan tangannya kepada Naufal.

" Byee suami..". Ucap Syafira.

" Byee istri..". Balas Naufal tanpa tau dari arti pernikahan.

Flashback off

Syafira yang melihat Naufal melamun sambil tersenyum berinisiatif mengambil penggaris kayu panjang dan mulai menggoyangkan badan Naufal.

" Naufal jangan kesurupan plis!!!". Ucapnya sambil terus menggoyang badan Naufal menggunakan penggaris, jujur saja Syafira takut Naufal kesurupan.

" Istriku...". Gumam Naufal sambil tersenyum.













Lanjut gak nie?

Ta'aruf (On Going) Jeongwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang