1.

4K 221 9
                                    

SantriWati sedang berlarian ke masjid untuk melihat anak kiyai Ahmad yang baru saja tiba dari mekah 10 tahun lamanya rencana ia akan melakukan ceramah di pesantren Darussalam.

Semua santriWati terkagum kagum dengan ketampanan beliau tidak dengan hanya itu ceramah yang ia bawakan juga membuat para santri Wati tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatu. Mengakhiri ceramahnya.

"Waalaikumsalam warahmatullaahi wabarokatu.". Jawab para santriWati sambil berbisik bisik.

"NAUFAL!!!!".

Seluruh penghuni masjid terkejut saat mendengar suara teriakan seorang gadis cantik yang menggunakan hijab panjang hingga pinggang dengan senyuman yang lebar.

Naufal yang melihat gadis itu langsung tersenyum kecil bagaimana tidak ia adalah teman kecil yang sangat naufal rindukan ingin rasanya ia memeluknya namun dirinya bukan lagi anak yang belum akal baligh seperti dulu.

"Syafira,jangan teriak teriak ini rumah Allah.". Ujar Nadia menasehatinya.

"Gak bisa,gw kangen banget sama dia". Melambaikan tanganmu ke arah Naufal dengan senyum yang tidak pernah luput dari bibirnya.

"Astagfirullah, Syafira...". Nadia hanya bisa mengelus dada melihat tingkah sahabatnya ini.

" Kabar Abi gimana?". Ujar Naufal sambil mencium pucuk tangannya.

" Alhamdulillah Abi baik-baik aja". Tersenyum mengusap kepala sang anak.

" kalau kabar kamu gimana nak?, apakah baik baik saja sama seperti Abi?". Tanyanya.

" Alhamdulilah Naufal juga baik baik aja Abi". Tersenyum memperlihatkan giginya yang membuat dirinya terlihat sangat manis.

Semua santriWati berteriak histeris melihat senyuman dari ustadz Naufal teriakan itu membuat kiyai langsung menyuruh seluruh santri Wati untuk kembali ke asrama.

" Maaf yah nak, kalau kamu risih dengan mereka". Mengambil secangkir kopi di sampingnya dan meletakkannya di samping Naufal.

Naufal hanya mengangguk dengan perkataan kiyai Ahmad baru saja beberapa menit mereka berbincang tiba tiba saja Syafira duduk tepat di samping Naufal.

"Lagi bahas apasih?". Menumpuh dagunya menggunakan tangan kirinya.

"Astagfirullah Syafira!!!". Kaget kiyai Ahmad sambil mengelus dadanya syok dengan kehadiran syafira yang tiba tiba.

Berbeda dengan Naufal yang langsung berdiri dan menjauhi Syafira.

" Jalan - jalan naik motor yok". Mendongakkan kepalanya menatap Naufal.

" Gak bisa". Balas Naufal.

" Yaelah,bentar doang kali". Memperbaiki hijabmu.

" Habis ini ada tadarus". Mengambil kopiah yang sempat jatuh karena terkejut tadi.

" Habis tadarus aja gimana?". Tawar Syafira.

" Gak.. bi.. sa..". Jawab Naufal menekan kat.a gak bisa.

" Naufal balik dulu yah Abi, assalamu'alaikum". Mencium pucuk tangan kiyai Ahmad dan melangkah pergi.

" Astaga..". Melihat punggung Naufal yang mulai menghilangkan perasaan kesal mulai Syafira rasakan.

" Kalian berdua bukan anak kecil lagi Syafira,kalian itu sudah akal baliq gak boleh jalan berdua bukan mahrom". Ucap kiyai Ahmad langsung berdiri dan mulai melangkah memasuki asrama.

.
.
.
.

Keesokan harinya Syafira memutuskan untuk tidak mengikuti pengajian ia malah memilih untuk berkeliling di belakang mesjid sambil melihat beberapa Pohon mangga yang sangat besar.

Dengan gembira Syafira berlari ke arah pohon mangga dengan cekatan ia memanjat pohon itu mengangkat roknya dengan tinggi untungnya syafira selalu menggunakan celana panjang jadi masih aman menurutnya.

"Gila!!, kangen banget gw makan mangga". Sebenernya sudah beberapa hari yang lalu ia menginginkan mangga ini namun percobaan untuk bolos dari pengajian selalu gagal.

Untungnya hari ini ia berhasil bolos dari pengajian itu karena Nadia yang tiba tiba di panggil oleh kiyai.

Setelah 20 menit di atas pohon akhirnya Syafira memilih untuk turun karena perutnya yang mulai merasa sakit karena kebanyakan memakan mangga.

" Heh!!!". Baru saja ingin menginjak ranting Pohon yang tadi ia injak untuk bisa naik keatas tiba tiba saja patah.

Sekarang Syafira mulai merasa panik pasalnya perutnya ini sudah merasa sangat sakit ia membutuhkan WC saat ini.

Melihat sekeliling dan ia melihat dari kejauhan Naufal yang sedang mengangkat ambal bersama santriwan.

" NAUFAL!!!!,TOLONGIN GW!!". Teriaknya dan untungnya Naufal mendengar teriakan Syafira.

.
.
.
.

Sudah 15 menit Syafira menunggu tangga dan Naufal yang masih berada di bawa pohon.

" Lo aja yang bantu gw,demi Allah gw gak tahan".

"Pengen berakkk!!". Keluh Syafira menekan perut nya.

Naufal tak menjawab perkataan Syafira ia malah fokus melihat sekeliling mencari keberadaan santriwan yang ia suruh mengambil tangga.

" NAUFAL!!!". Teriak Safira mulai kesal dengan sifat Naufal yang berubah berbeda dari 10 tahun yang lalu.

" Kita bukan mahrom Safira..". Mendongakkan kepalanya melihat ke arahmu.

" Dulu kita emang sering main bareng, saling gendong tapi sekarang kita udah dewasa jadi jangan sama kan kaya dulu.". Ucap Naufal serius.

Syafira terdiam ia memang sadar bahwa dirinya dengan Naufal bukanlah anak kecil seperti dulu lagi yang bisa saling bersentuhan.

" Terus biar bisa kaya dulu gimana? ". Tanya Syafira.

" Caranya menikah.". Saat Naufal menjawab pertanyaan dari Syafira santriwan pun kembali dengan membawa tangga.

"Turun.". Pinta Naufal setelah memposisikan tangga tepat di bawahmu.

Naufal pun memegang tangga saat Syafira mulai menginjak satu persatu anak tangga setelah berhasil turun Naufal menyuruhmu untuk menyuci piring.

" Kok-". Belum sempat berbicara Naufal lebih dulu memotongnya.

"Ini hukuman buat kamu Syafira,karena telah bolos dari pengajian". Ucap Naufal dan melangkah pergi.

"Perut gw..". Menekan perutmu dengan kuat dan berlari ke arah WC.









Naufal Ramadhan

Naufal Ramadhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ta'aruf (On Going) Jeongwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang