Setelah Syafira melakukan pengajian bersama santriwati di masjid ia memutuskan kembali ke kerumah, di perjalanan dengan cepat Syafira melepaskan kain yang terlilit di kakinya karena ia mulai merasa risih.
"Huft..".
" Akhirnya lepas juga nie kain". Lega Syafira sambil mengambil kembali Alquran yang ia letakan di atas meja.
Di sisi lain Naufal yang sedang berbincang bersama kiyai Ahmad tentang kegiatan apa saja yang ia lakukan saat di Mekkah dan Naufal menjawab dengan lancar.
Namun seketika Naufal terdiam ketika kiyai Ahmad mulai membicarakan tentang pernikahan.
Ahmad yang menyadarinya langsung mengelus punggung sang anak.
" Apakah kamu tidak ingin menikah nak?". Naufal melepaskan tangan Ahmad dari punggungnya dan memegangnya dengan kedua tangannya.
" Naufal belum berpikir untuk menikah Abi". Jawab Naufal.
"Kenapa?,kamu belum menemukan wanita yang kamu cintai?". Tanya Ahmad penasaran..
" Mungkin Allah masih menutup hati Naufal dan sedang mempersiapkan wanita yang baik buat Naufal ".
" Naufal bakal menikah,Abi tenang aja".Meyakinkan Ahmad agar tidak khawatir dengannya.
"Abi percaya sama kamu nak". Tersenyum menatap sang anak.
Setelah berbincang banyak bersama Ahmad Naufal beranjak pergi dan berjalan menuju masjid untuk mengumandangkan adzan.
Di perjalanan ia tidak sengaja melihat Syafira yang sedang melepaskan sesuatu dari kakinya Naufal yang penasaran langsung melangkah mendekati Syafira.
Dan terlihat lah dengan jelas memar biru yang terlihat sangat baru tercap di kakinya.
" Abi masih suka hukum kamu?". Tanya Naufal sambil memperhatikan kaki Syafira.
" Sudah tau, ngapain pake nanya??". Kesal Syafira.
" Saya cuman memastikan". Jawab Naufal.
" Kenapa sih gw dari kecil di giniin Mulu, capek banget jujur." Menendang kerikil kecil yang berada di depannya dengan bibir yang di kerucutkan.
" Abi sama umi mau kamu jadi anak yang baik Syafira ". Menanggapi pertanyaanmu.
" Tapikan gak gini juga kali,dikit2 buat salah pasti kena hukum". Memutar bola matamu tak suka.
Naufal melihat sekelilingnya dan hanya tersisa mereka berdua takut menimbulkan fitnah Naufal pun ijin untuk pergi kepada Syafira.
" Saya mau ke asrama santriwan, kalau kamu mau kemana?". Tanya lembut Naufal.
" Pulang!!". Berbeda dengan Safira ia berbicara dengan nada yang tak santai.
"Assalamualaikum". Ucap Naufal tak ingin berlama-lama disini ia pun mulai melangkahkan kakinya untuk pergi tanpa menunggu jawaban salam darimu.
Syafira menatap punggung Naufal yang mulai menghilang ia terdiam.
" Gw kelewatan yah?". Gumam Syafira seraya menatap tanah.
Dan tanpa di sadari Salwa berdiri dari kejauhan sambil mengepal tangannya.
" Awas Lo Syafira...
.
.
.
.
.
" Syafira..". Panggil Aiman." Iya abiii". Jawab Syafira seraya berlari kecil ke arah Aiman.
" Umi kemana?". Ucapnya seraya memberi makan burung liar yang sedang singgah di halaman rumah mereka.
" Ke pasar". Jawab Syafira jujur.
" Kamu bisa antar buku Yasin ke tempat Naufal?". - Aiman.
Syafira yang mendengar itu langsung terdiam baru saja ia ingin menghindar dari Naufal karena kejadian tadi tapi abinya ini malah menyuruhnya untuk bertemu dengannya lagi.
Ingin rasanya ia mengatakan tidak mau tapi abinya ini berbeda dengan Abi yang lain ucapannya haruslah di turuti.
" Bisa Abi." Ucap Syafira sesantai mungkin.
.
.
.
.
Sudah 20 menit Syafira berdiri di depan rumah Naufal dan berulang kali juga ia mengetuk pintu namun tak ada jawaban dari dalam.
Namun tv ruang tamu masih menyala dengan sabar Syafira tetap berdiri di depan pintu sambil terus mengetuk pintu berulang kali.
" Ya Allah, ini ada orangnya apa kagak sih!!".
" Padahal tv-nya juga menyala". Kesalmu
Saat melihat sekeliling rumah naufal Syafira memberhentikan arah matanya pada jendela kamar Naufal yang sedikit terbuka dengan langkah pelan ia mulai mendekati jendela itu.
Awalnya Syafira ingin mengerjai Naufal jika dia sedang tertidur namun hal yang tak terduga terjadi.
Syafira dengan cepat berteriak Dengan kencang saat Naufal akan memasang bajunya
"AAAAAA!!!!!". Teriaknya langsung berlari meninggalkan rumah Naufal.
Naufal yang terkejut dengan kehadiran syafira dengan cepat memakai bajunya dan berlari ke luar rumah.
Namun Disana ia tidak melihat keberadaan Syafira namun hanya terlihat tas hijau yang berisikan Yasin di meja bunga.
Gimana???
KAMU SEDANG MEMBACA
Ta'aruf (On Going) Jeongwoo
Fanfiction" Kita bukan mahrom Safira..". Mengangkat kepalanya melihat ke arahmu. " Dulu kita emang sering main bareng, saling gendong tapi sekarang kita udah dewasa jadi jangan sama kan kaya dulu.". Ucap Naufal serius. Syafira terdiam ia memang sadar bahwa di...