Wah, enggak nyangka kalo ada yang nyariin hehe
Maaf ya slow update karena real life ku sedang sangatt hectic :(
But, here we goo~~
Jangan lupa VOTE dan kasih komen ya!
***
Sinar matahari yang menyusup melalui celah tirai jendela membuat Do Hee mengernyitkan kening hingga akhirnya ia membuka mata perlahan. Sepersekian detik Do Hee sedikit terkejut dengan suasana kamarnya yang berbeda, namun tak lama ia menyadari jika kemarin malam ia tidak tidur di kamarnya yang ada di mansion.
Do Hee menatap sisi ranjangnya yang lain dan mendapati ranjang itu kosong dan nampak rapi, seperti tidak pernah terpakai sebelumnya. Do Hee bergegas turun dari ranjang dan bergegas pergi ke kamar mandi untuk menggosok giginya serta untuk sekedar menyegarkan wajahnya. Setelah itu, Do Hee pergi keluar karena merasa lapar. Di luar kamar, Nara dan Min Jung nampak sibuk merapikan rumah yang sebenarnya sudah rapi di mata Do Hee.
"Selamat pagi, Nona," sapa Eun So. "Apa ada sesuatu yang ingin kau makan untuk sarapan pagi ini?"
"Aku hanya makan roti dan minum segelas susu di pagi hari," jawab Do Hee. "Apa kau memiliki roti dan selai?"
Eun So mengangguk. "Kami memiliki beberapa varian selai yang mungkin bisa kau pilih," Do Hee mengangguk mengerti. "Aku akan menyiapkannya."
Do Hee mengikuti Eun So yang melangkah pergi... namun tidak ke dapur, melainkan ke arah foyer. "Tunggu," Eun So menghentikan langkahnya. "Kau mau ke mana?"
"Mengambil susu, roti, dan selai di apartemen kami."
Do Hee mengernyitkan keningnya. "Kau tidak memiliki susu, roti, dan selai di rumah ini?"
"Tuan Jung sangat jarang berada di rumah dan tidak pernah makan di rumah. Jadi, kami tidak menyimpan bahan makanan di penthouse."
Do Hee terperangah mendengar penjelasan Eun So. "Dia tidak makan apapun? Bahkan di pagi hari?"
Eun So membenarkan. "Hanya menyimpan beberapa biji kopi untuk digiling dan diseduh di pagi hari jika dia sempat sarapan."
Do Hee semakin tercengang dengan penjelasan Eun So. Ia bergegas pergi ke dapur yang diikuti oleh Eun So. Do Hee membuka kulkas dua pintu yang Do Hee yakin memiliki harga fantastis dan sangat canggih. Tapi, sayangnya, kulkas itu hanya berisi beberapa botol air mineral.
"Astaga," gumam Do Hee tidak percaya. Ia kembali menutup kulkas dan menatap Eun So sebelum duduk di kursi pantry. "Apa aku boleh mengubah sesuatu di rumah ini?"
Eun So membenarkan. "Tuan muda mengatakan jika rumah ini sekarang berada di bawah tanganmu, Nona," jelas Eun So. "Jadi, kau bisa mengubah apapun yang ada di rumah ini."
Do Hee mengangguk-anggukkan kepalanya pelan. "Mari kita mulai dari..." Do Hee menatap sekeliling. "Dapur ini," Do Hee menghela napas pelan. "Pertama, aku ingin kita memenuhi kulkas dengan bahan makanan," Do Hee menatap sekitarnya. "Rumah ini memiliki ruangan penyimpanan makanan, bukan?"
"Kami memiliki ruang kecil yang bisa digunakan untuk itu."
Do Hee menjentikkan jarinya. "Kita bisa menggunakannya nanti," ujar Do Hee. "Sekarang aku perlu kertas dan bolpen untuk mencatat," Eun So bergegas mengambil buku kecil yang memang selalu ia bawa dan sebuah bolpen sebelum ia berikan pada Do Hee. "Jadi, aku mulai dari minyak goreng.." Do Hee mulai menulis bahan masakan yang ia butuhkan di kertas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
RomanceDo Hee hanya ingin hidup tenang setelah banyak hal yang terjadi di hidupnya. Tapi, sayangnya, takdir berkata lain karena ia harus menghadapi satu-satunya pilihan yang bisa ia ambil di mana ia harus memilih untuk menikah dengan laki-laki yang sangat...