Do Hee hanya ingin hidup tenang setelah banyak hal yang terjadi di hidupnya. Tapi, sayangnya, takdir berkata lain karena ia harus menghadapi satu-satunya pilihan yang bisa ia ambil di mana ia harus memilih untuk menikah dengan laki-laki yang sangat...
Do Hee membuka matanya secara perlahan ketika merasakan deru napas hangat yang menyapu kulit wajahnya dengan lembut. Do Hee menatap sosok yang kini berada di depan wajahnya dengan pandangan bingung. Sejak kapan mereka sedekat ini? Seingat Do Hee, ia dan Gu Won tidur saling memunggungi kemarin malam, namun kini mereka bangun dengan posisi saling berhadapan dan jarak yang begitu dekat.
Tapi, belum sempat Do Hee mencerna apa yang terjadi, pria di hadapannya sudah lebih dulu membuka mata hingga membuat tatapan mereka bertemu, dan seolah diberi sentuhan magis, tubuh mereka sama-sama membeku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seolah sudah tenggelam dalam tatapan mereka satu sama lain, baik Gu Won maupun Do Hee sama-sama tidak ada yang beranjak dari posisi mereka. Pun seperti tidak ada yang berniat beranjak dari posisinya. Hingga tak lama sebuah dering ponsel milik Do Hee menyadarkan ke-duanya. Do Hee bergegas bangun kemudian mengambil ponsel di nakas dan menyambungkan telepon dari sekretaris Gu Wo, meski sedikit kebingungan.
"Halo?"
"Eo, akhirnya kau mengangkat teleponku, Nona," ujar Bo Kyu yang terdengar begitu lega. "Apa tuan muda sudah bangun? Kau dan tuan muda harus segera bersiap pergi ke gedung biru."
"Eo, iya, kami akan segera bersiap sekarang."
"Tuan muda sulit sekali dihubungi, jadi aku terpaksa menghubungimu. Maafkan aku, Nona."
"Eo, tidak apa-apa, Sekretaris Park. Terima kasih sudah menghubungiku."
Setelah Bo Kyung mengucapkan terima kasih, Do Hee memutuskan sambungan telepon mereka. Ia memutar tubuhnya hingga menatap Gu Won yang masih terbaring. "Sekretarismu menghubungiku karena kau sulit dihubungi, kita harus segera bersiap untuk ke gedung biru." ujar Do Hee.
Gu Won tidak menjawab, ia memilih langsung turun dari ranjang dan segera masuk ke kamar mandi.
"Nona? Tuan muda?" seseorang mengetuk pintu kamar mereka. "Apa nona dan tuan muda sudah bangun?"
"Eo, kami sudah bangun," jawab Do Hee sambil bergegas turun dari ranjang untuk membuka pintu kamar. "Oh, Bo Kyung-ssi."
"Selamat pagi, Nona. Kami membawakan pakaian yang nona dan tuan muda akan gunakan ke gedung biru hari ini." ujar Bo Kyung.
"Terima kasih, tolong bawa masuk pakaian itu." jawab Do Hee sambil memberi ruang pada Bo Kyung dan dua pelayan lain yang membawa pakaian Do Hee dan Gu Won masuk ke kamar.
Do Hee segera membersihkan diri setelah Gu Won selesai mandi. Tidak butuh waktu lama, Do Hee pun selesai mandi. Setelah itu, Do Hee segera bersiap untuk pergi ke acara pelantikan suaminya dengan dibantu oleh dua pelayan yang sejak tadi membantu Gu Won bersiap.
"Akan ada konfrensi pers setelah acara pelantikan nanti," ujar Gu Won sambil mematut dirinya di sebuah cermin besar. "Aku akan memperkenalkanmu secara resmi hari ini," sambung Gu Won. "Selain masalah politik, mungkin akan ada pertanyaan mengenai pernikahan kita. Kau tidak perlu menjawab jika tidak ingin, aku bisa menjawabnya untukmu," Gu Won menjeda kalimatnya. "Tapi, jika kau ingin menjawab, jawablah dengan bijak karena aku tidak ingin ada kesalahan apapun pada hari ini."