15

12.1K 892 83
                                    

Yuk kenali lebih dekat Author dan ngobrol ngobrol tentang Novel ini di Ig
@widyaarrahma20_
Yang ada _ nya yah


























Auri meredakan tangisnya dalam pelukan ibunya, kini hanya sisa isakan saja, begitupun ibu

Beliau baru pertama kali mendengar semua isi hati putrinya, beliau benar benar tak menyangka sesakit itu putrinya tanpa dirinya

Hanya Auri yang tumbuh tanpa didampingi orang tua, sejak Auri kelas 6 SD orang tuanya sudah sibuk kesana kemari disaat kakak kakaknya sudah hendak kuliah

Auri sendirian dengan pembantunya

Ternyata itu kesakittan Auri yang Auri simpan sejak dulu

"Mau ikut ibu ?"

Auri menggeleng lemah, tenaganya sudah habis untuk menangis dipelukan ibunya namun setidaknya sekarang dia lega

"Mau kuliah lagi ? Mau S2 ? Atau mau kuliah jurusan lain sayang ?"

Lagi lagi Auri hanya menggeleng, dia menyandarkan kepalanya di pundak ibunya

Ibu mencium kepala putrinya, mengusap pundak penuh beban itu

"Auri udah kerja bu"

"Dimana sayang ? Gak mau buka usaha aja kaya ibu ? Ibu modalin berapapun"

"Auri kerja buka usaha bu" ucapnya pelan

"Usaha apa sayang"

"Diatas ada 2 karyawan Auri bu"

1 setengah tahun Auri menutupi, kini dia mencoba terbuka pada ibunya, nyatanya memendam semuanya memang tak mudah baginya

Dia merasa lega setelah semua yang dia rasakan dia ceritakan didepan ibunya

"Auri usaha apa sayang ?"

"Baju yang sedang ibu Pakai itu punya Auri bu"

Auri menatap baju ibunya yang ada label nama Shayla.busana

"MasyaAllah ya Allah kenapa gak ngomong ibu sayang, anak ibu hebat udah punya merk sendiri, ibu bangga banget sama Auri" ucap ibu setelah menatap baju yang dia kenakan lalu memeluk putrinya dari samping

Auri hanya tersenyum dalam pelukan ibunya, usaha yang dia buka dengan modal pas pasan memang sekarang sudah balik modal berkali kali lipat, reseller Auri sudah banyak, followersnya juga sudah tembus jutaan

"Ibu boleh liat gak dilantai 2 ?"

Auri mengangguk, lalu dibantu ibunya dia bangun dan naik ke lantai 2

Disana Lintang dan Sarah langsung bangun dan menyalami ibu dari bosnya itu

Auri mengajak ibunya ke ruangan stok yang tinggal sedikit dimana berbagai model yang sudah Auri desain ada disana

"Ibu lagi pesen ini tapi belum sampai kerumah, ibu gak tau kalau ini desain dari putri cantiknya ibu" ucap ibu menunjuk gamis berwarna hijau sage

Auri hanya tersenyum, dia bahagia ketika apa yang dia capai bisa diapresiasi ibunya sendiri

"Ambil saja yang ibu suka bu" ucap Auri

"Ibu mau beli aja lah, masa mau rugiin dagangan anak sih nduk"

"Gapapa bu, ambil yang ibu suka"

"Gak mau, ibu mau beli sendiri"

"Maaf mba Auri dibawah ada paket dari Pabrik tapi yang nganterin minta ketemu mba langsung" ucap Lintang masuk keruang stok baju

"Oh ya mba aku turun"

Auri hendak turun sendiri namun ibunya ingin ikut, ingin melihat produk terbaru milik putrinya

"Ambil dari pabrik mana nduk ?"

"Dari Ikhsani bu"

"Oh dari pondokmu dulu ? Kontrak berapa tahun ?"

"Udah mau 2 tahun bu, akhir tahun nanti kontraknya habis"

"Nanti ambil di ibu saja nduk, biar nduk juga bisa belajar punya konveksi sendiri"

"Nggeh bu"

Auri membuka pintu depan dan lihatlah siapa yang sedang berdiri menyandarkan badan di mobil pabrik itu

Seorang lelaki berbaju santai namun menggunakan celana bahan panjang

"Loh Gusmu iku nduk" ucap Ibu melihat siapa yang datang

"Assalamualaikum bu, Auri"

"Waalaikumussalam gus"

Auri menatap ibunya, dia mencolek sebentar "Ibu, boleh ibu naik ke atas dulu bu ? Ada hal yg mau Auri obrolin sama Gusnya"

"Oh iya boleh boleh, ini bajunya mana ? Biar sekalian ibu angkat"

"Jangan bu nanti Lintang sama Sarah saja"

"Oh ya sudah ibu ke atas dulu"

Auri mengangguk lalu memastikan ibunya sudah naik dia baru menatap gusnya

"Kenapa yang kirim njenengan Gus ? Ada apa ?"

"Maaf Auri, saya hanya ingin menawarkan sekali lagi soal toko, Maula sudah bilang kalau kamu menolak, apa gak sayang dengan kesempatan ini Auri"

"Enggak sama sekali, saya memang tidak ambil, dan diakhir kontrak nanti saya tidak akan perpanjang"

"Kamu akan berhenti berbisnis pakaian ?"

"Tentu tidak, Bisnis ini akan aku teruskan"

"Lalu ? Pindah pabrik ? Belum tentu kualitasnya sebaik Ikhsani, belum tentu pelangganmu sepuas saat kamu maklon di Ikhsani"

"Saya akan ambil dari orang tua saya yang punya konveksi, saya bahkan disana bisa membuat produk dengan tangan saya sendiri"

"Jangan libatkan perasaan dalam bisnis Auri"

"Saya gak melibatkan Perasaan apapun Gus, saya sudah menghapus semua perasaan yang ada di hati saya dulu, saya hanya menghargai hati seorang wanita, istri mana yang tak sakit melihat suaminya kembali berhubungan dengan perempuan yang dulu pernah dekat dengannya ?"

"Nabila gak akan pernah tau Auri"

"Ning Nabila pasti tau Gus, saya sudah berjanji pada beliau sata beliau kesini, saya sudah berjanji menghindari njenengan"

"Auri kamu -"

"Sudah lah Gus, tugas njenengan kesini bukannya mengantar pesanan saya ? Tolong diturunkan, agar segera di cek admin saya"

"Dengarkan dulu Auri -"

"Maaf Gus saya menyela tapi saya gak mau terlalu lama berdekattan dengan njenengan, tolong segera diturunkan, saya akan panggil admin saya"

Gus Luthfi membuang nafasnya kasar lalu mengangguk, beliau membuka bagasi mobil lalu mengeluarkan 2 karung pesanan Auri sedangkan Auri naik ke lantai 2 untuk memanggil Lintang dan Sarah

HAMBEG KARTIKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang