Yuk kenali lebih dekat Author dan ngobrol ngobrol tentang Novel ini di Ig
@widyaarrahma20_
Yang ada _ nya yah
Suasana Pesantren hari ini sangat ramai dan sibuk karna hari ini akan ada Resepsi dari Pernikahan ke 2 Gus Luthfi Rizqullah dengan alumni Pengurus Keamanan
Kemarin Santri baru diberitau siapa istri kedua dari Gus Luthfi oleh umi nyai karna sebelumnya Auri dan Gus Luthfi jarang terlihat di Pesantren setelah kunjungan bulan lalu itu
Sontak para pengurus senior kaget mendengar Auri yg menjadi istri kedua Gus nya itu
Termasuk Liza yang masih tak menyangka hingga saat ini bahkan saat Auri sedang dia gandeng menuju panggung pelaminan
Liza dan mba Rahma berada di kanan kiri Auri menggandeng Auri menuju panggung pelaminan atas permintaan Auri
Sedangkan Gus Luthfi sudah ada diatas dan saat Auri menuju tangga, Gus Luthfi langsung menjamputnya dan memberikan tangannya agar bergandengan dengan sang istri
Konsep Putri dan Pangeran kerajaan Auri dan gus Luthfi pilih dengan Auri yg menggunakan Gaun putih dan Gus Luthfi menggunakan setelan jas senada dengan warna gaun Auri
Semua santri takjub, pernikahan ke 4 dari putra putra abah yang sangat memukau
Gedung serbaguna di konsep sedemikian rupa hingga seperti negri dongeng yang memang itu adalah wedding dream Auri
Abah dan Umi memang selalu mewah dalam perniakahan anak anaknya bukan bermaksud bermegah megahan atau bermaksud menujukkan bahwa abah dan umi itu punya uang
Namun karna ingin menghormati tamu gamu yg hadir, menyuguhkan hal yang enak dipandang mata kepada pda tamu terlebih para masyayikh
Tak lupa juga mengundang grub gambus favorit Auri, yang sukses meramaikan pesta yang diadakan setelah Isya itu
Sengaja memilih waktu malam karna tak ingin terputus waktu sholat
Banyak masyayikh yg mengucap selamat dan doa untuk kedua mempelai, banyak santri senior yg kenal Auri juga masih tak menyangka bahwa Auri yang akan dipilih Gus Luthfi untuk bersama melangkah mencari Ridho Allah dalam pernikahan
Acara selesai di jam 2 pagi, Auri di gandeng kedua kaka iparnya keluar gedung serba guna dengan 2 pengurus yg ikut membantu meengangkat gaunnya hingga sampai didepan kamar
"Matur suwun mba"
"Sama sama Auri, langsung mandi tapi air anget yah kamu belum tidur soalnya" jawab Ning Salwa
"Nggeh mba"
Auri langsung masuk kamar yang ternyata didalam sudah ada sang suami yg tak memakai bajunya hanya bersarung saja
"Astaghfirullah" ucapnya pelan langsung berbalik badan
Jangan salah, sebulan mereka menikah namun mereka belum melakukan hal yang sehalalnya pasangan suami istri lakukan
Jangankan melakukannya, Auri pun masih malu terkadang membuka jilbab didepan suaminya meskipun beberapa kali pernah tak berjilbab
Dia masih canggung
Dan
Merasa ini mimpi
Gus Luthfi terkekeh lalu memakai kaos oblongnya dan mendekati sang istri
"Sudah, saya sudah pakai baju Auri"
Auri menengok pelan dan menghembuskan nafasnya, dia melihat sang suami terkekeh akan sikapnya tadi
"Pake ketawa lagi"
"Kamu lucu, sudah sebulan jadi istri tapi masih malu kalau lihat saya gak pakai baju"
"Ya gimana gus"
"Iya sudah sudah, sekarang copotin dulu jilbabnya"
Gus Luthfi merangkul Auri lalu menggiringnya duduk didepan meja Rias
Perlahan mulai membantu Auri melepas satu persatu jarum pentul yang mengaitkan jilbab dengan tile panjang dan juga mahkota yang masih tegak dikepala Auri
Dengan telaten Gus Luthfi mencari jarum yg berwarna senada dengan jilbab Auri
Tak sampai 15 menit jilbab itu sudah terlepas dari kepala Auri, kini Auri tak berjilbab dengan rambut terkuncir namun wajah masih terpoles makeup
"Cantik banget" puji Gus Luthfi sembari mencium kepala istrinya
"Makasih Gus"
"Mau sampai kapan kamu panggil saya Gus, Auri ?"
"Ya emang maunya apa ?"
Gus Luthfi mengalungkan tangannya lalu menumpuk dagunya di kepala sang istri
"Apa gitu jangan Gus, saya suamimu bukan lagi putra guru mu"
"Tapikan tetap putra guru aku gus"
"Sekarang kan sudah suami"
"Gus maunya dipanggil apa ?"
"Terserah kamu, senyamannya kamu"
"Aku nyamannya manggil Gus gimana Gus ?"
"Ya sudah saya panggil kamu Ning, gimana Ning"
"Ih dasar selalu gak mau kalah"
Gus Luthfi terkekeh lalu memeluk sang istri dari belakang dengan erat
"Besok ke makam Nabila yah"
"Alhamdulillah akhirnya ajakan ittu aku denger juga Gus"
Benar, Auri selama sebulan ini belum pernah sekalipun datang ke makam Ning Nabila
Gus Luthfi selalu melarang tanpa alasan namun dalam hatinya beliau tak ingin mood istrinya buyar ditambah pernikahannya dengan Auri belum tersebar, bisa jadi gosip untuk para Santri dan membuat dosa juga karna santri itu bergosip padanya
"Iyah, besok kesana yah, sorean aja sih setelah Ashar"
"Nggeh gus"
"Gus mulu sih sayang, yang lain sayang"
"Ya apa Gus ? Gus maunya apa ?"
"Terserah kamu, asal jangan abang"
"Kenapa ?"
"Panggilan Nabila pada saya, bukan tak boleh tapi saya gak mau ketika kamu manggil saya dengan itu saya merasa kamu itu Nabila karna jujur panggilan itu masih Nabila gunakan dalam mimpi saya"
"Ya udah nanti tak fikirin yah Gus, sekarang lepas pelukannya dulu boleh gak ?"
"Mau apa emangnya ?"
"Mau mandi lah, gerah Gus"
"Bareng yuk"
"Halaaaah gak mau, mesum !"
"Dosa loh nolak suami"
"Aaaaaa takuuuuttt ngebayanginnyaaaaaa"
******
Menuju ending ya gaesss
KAMU SEDANG MEMBACA
HAMBEG KARTIKA
Teen FictionAku melepasmu karna aku tau, memiliku hanya khayalan yg tak akan pernah terwujud aku bisa saja menyimpan perasaan ini untukmu sampai kapanpun namun aku yak bisa menyimpan rasa cemburuku kala lisanmu menyebut Qobiltu untuk perempuan lain