7 ~ Seungcheol (17+)

669 7 0
                                    

POV: Seungcheol

"Kamu mau ke mana?"

"Aku mau ke Rumah Sakit sama Momo, udalah kamu gak usah telepon atau chat aku dulu"

"Tuh kan kamu mah gitu, giliran Momo aja apa-apa di turutin, tapi aku yang cuma minta anterin pulang gak kamu turutin"

"Yaiyalah Nay, Momo kan pacar aku"

"Terus kamu anggep aku apa? Kamu gak inget waktu di klub kamu bilang kamu sayang sama aku, kamu pengen sama aku?"

"Iya tau, tapi ngertiin dulu lah, Momo masih jadi pacar aku, kamu gak usah macem-macem dulu"

"Kamu pilih Momo atau aku?"

Ah sial.

Pertanyaan template ini selalu aku dapatkan ketika aku menjalin hubungan lagi dengan perempuan lain.

Dan jawabanku selalu memilih Momo, tapi untuk kali ini entah kenapa rasanya berat memilih diantara kedua nya.

Aku tidak ingin kehilangan keduanya.

"Aku gak bisa milih salah satu dari kalian, plis Nay, kita ketemu nanti malem ya, abis aku jenguk Papa sama Momo"

Tuutt..

Teleponnya malah dimatikan.

Sialan.

Tanpa ambil pusing aku langsung menghampiri Momo yang sedang menunggu.

"Telepon dari siapa sih?" Tanya nya sebelum kami berangkat ke Rumah Sakit.

"Temennya Papa" aku memberinya helm berwarna pink.

"Ngomongin apa emang kok aku gak boleh denger?"

"Biasa ini masalahnya Papa, pokoknya urusannya ribet"

"Beneran? Kamu gak lagi selingkuh, kan?"

Aku langsung menoleh kepadanya.

Cupp

"Engga" aku mengecup bibirnya singkat.

Ia tidak bicara lagi setelah itu, dan kami pun tancap gas pergi ke Rumah Sakit.

🍒🍒🍒

di Rumah Sakit.

"Papa!" Momo menyapa Papa dengan riang.

"Eh Putri Papa" Papa terlihat begitu senang dan memeluk Momo.

Momo adalah pacar pertamaku yang aku kenalkan kepada Papa.

Sehingga tak heran interaksi mereka terlihat begitu akrab.

"Papa maaf ya Momo baru sempet nengokkin sekarang, kemarin beneran ada tugas tambahan jadi gak bisa ke sini" kata Momo.

"Gak apa-apa, nak. Papa ngerti kok. Ngomong-ngomong, ini? Buat Papa ini?" Papa menunjuk ke buket bunga yang Momo pegang.

"Ah iya, ini buat Papa"

"Waduh waduh cantiknya, kayak kamu" puji Papa.

Aku menaruh tentengan yang kami bawa di atas meja dan duduk sambil membuka ponsel.

Karena jujur Nayeon masih mengirimiku pesan untuk meminta keadilan atas posisinya sekarang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
momo jeongcheol : 2 plus 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang