16 ~ Jeonghan

174 7 0
                                    

POV : Jeonghan

"Tapi, kalo kamu mau balik lagi sama Seungcheol, aku gapapa kok" ucapku dengan penuh keberanian. Karena aku tahu ia akan bereaksi dengan berlebihan.

Plakk

Kan, benar kataku. Ia memukul tanganku. "Ngawur banget sih ngomong nya, udalah Han, aku kan udah bilang gak usah bahas Seungcheol kalo kita lagi berdua" tekannya dengan nada bicara dan mimik wajah yang berbeda. Aku menunduk sambil tersenyum.

"Yaudah kalo kamu gak mau terbuka sama aku, gapapa" ucapku sebagai bentuk Gaslight yang aku lakukan.

"Maaf ya aku gak bisa bikin kamu lepas 100% dari Seungcheol, karena nyatanya kamu emang punya dia dan aku cuma ngacau hubungan kalian aja" lanjutku dan wajahnya terlihat tambah kesal.

"Jeonghan apa-apaan sih? Bercanda kamu tuh gak lucu tau gak?" marahnya.

"Aku lagi gak bercanda lho" aku berusaha untuk tetap mengukuhkan pendirianku. Aku pun menghela nafas sebelum aku memberitahunya informasi yang akan susah ia terima.

Aku mengambil bantal kecil berbentuk love miliknya sebagai sistem pendukung emosionalku karena sebenarnya aku takut untuk memberitahunya hal ini. Aku belum siap untuk berpisah darinya. Aku juga tidak mau ia membenciku nanti.

"Mo" panggilku. Ia hanya menatapku dengan sinis.

"Kalo misalnya aku bilang ke kamu, aku punya orang lain gimana? Kamu marah gak?" tanyaku.

Momo tertawa remeh. "Pake nanya lagi si anjing, gue putus sama Seungcheol karena dia gak bisa setia sama gue. Masalah utama di setiap perjalanan cinta gue itu cuma satu, orang ketiga. Kalo lo sama nya kayak Seungcheol, ya lo bisa pikir aja sendiri gue marah atau engga?" Ia terlihat sangat kesal sehingga mengubah kata ganti yang biasa kami gunakan.

Aku hanya manggut-manggut dengan tetap tenang. "Tapi, kalo misalnya kasus nya kayak gini, Ayah sebenernya udah jodohin aku sama anak temen Ayah dari dulu, cuman akunya aja yang agak bandel jadi pacaran sama kamu, itu gimana reaksi kamu?"

Ia tidak menjawab. Ia hanya diam mematung menatapku dengan tatapan yang membingungkan. "Bacot lu anjing, lu nanya-nanya kayak gini cuma pengen nge-tes kesetiaan gue doang kan sama lo? Halah tai lo, nge-prank lo gagal" tanggapnya.

Aku menggaruk kepalaku karena menjadi orang yang suka bercanda selama hidupnya, maka orang-orang disekitarnya tidak akan mudah percaya dengan apa yang dikatakan orang itu. Anggapannya pasti sedang bercanda dan tidak serius. Ya seperti aku ini.

"Tapi, ini beneran, Mo" celetukku.

"Aku lagi gak boong" lanjutku.

Ia terlihat menggeleng. "Berisik anjing lo, gak usah nyari ribut sama gue" Momo langsung menutup telinganya dan hendak berdiri. Namun, dengan segera aku menarik tangannya dan membaringkannya di atas kasur.

Aku bungkam bibirnya dengan ciuman yang kuberikan. Kupeluk tubuhnya dan melumat bibirnya dengan lembut. Ia sedikit meronta namun aku langsung menahan tangannya.

Perlahan kulepaskan koneksi bibir kami dan menatapnya dengan mataku yang sendu. "Dengerin gue dulu bisa gak?" pintaku.

"Gue beneran lagi gak bercanda. Lo pernah bilang ke gue kalo lo pengen terbuka sama gue, tapi giliran gue suruh lo buat bahas Seungcheol aja susah banget, tapi ini keadaannya lagi genting, lo gak tau apa yang terjadi antara gue sama Seungcheol akhir-akhir ini, gue hampir pertaruhin semuanya buat bikin kita bertahan tapi tetep gak bisa. Makanya gue pengen bahas ini sama lo." jelasku masih berada diatas tubuhnya.

Matanya perlahan berkaca-kaca. Aku bangun dari atas tubuhnya dan duduk di pinggir ranjang sambil menghela nafas. Momo terlihat bangun dan duduk, air matanya yang sudah menumpuk itu langsung jatuh.

momo jeongcheol : 2 plus 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang