Pulang kerja

30 11 0
                                    

Suasana malam hari yang gelap dan sepi dari kendaraan-kendaraan terutama dijalan yang kurang ada nya perumahan.
Terlihat sosok gadis dengan rambut dikuncir, dengan tas yang sedang ia bawah dilengan sampingnya.
Ia berjalan menuju kerumah. Dia adalah Vana.
Vana baru pulang dari kerja, ia bekerja sebagai pelayan disalah satu cafe didaerah ini, walau agak sedikit jauh. Karena jika ia berjalan kaki baik menuju rumah maupun ke tempat ia bekerja memerlukan waktu sekitar 50 menit.
Tapi itu tidak menjadi penghalang baginya, karena ia tidak boleh menyerah. Semua hal yang ia lakukan demi menghidupi dirinya.

Setelah melewati jalan yang kurang adanya perumahan, ia pun mulai memasuki jalan menuju rumahnya. Sudah tampak beberapa rumah dengan cahaya lampu didepan rumah.

Tiba-tiba suara deruman motor, dengan cahaya lampu dari arah depan menuju kearah Vana.
Vana menutup matanya dengan menggunakan tangannya karena cahaya kilatan lampu tersebut membuat matanya sakit.

Motor itu berhenti tepat didepan Vana yang masih menutup matanya dengan tangannya. Ia perlahan membuka disaat cahaya lampu motor itu tidak ada lagi. Yang ia lihat adalah lelaki berjaket hitam dengan helm hitam dikepalanya.

Lelaki tersebut perlahan membuka helmnya dan menatap perempuan itu.

"Siapa?" Tanya Vana

Lelaki tersebut tersenyum singkat dan menyodorkan tangannya kearah gadis tersebut.
"Gue Ledden." Ucap lelaki tersebut yang ingin berkenalan

Brahna Ledden sosok lelaki bertubuh tinggi, berkulit putih dengan rambut tebal dan rahang yang tegas. Matanya tidak tajam tetapi wajahnya manis seperti sosok orang yang lembut.
Ia pemimpin kelompok motor yang sudah dibentuk lama dengan asekitar 7 angkatan , dan angkatan terakhir adalah angkatan dari Ledden. Kelompok motor bernama LERDEI .
Juga salah satu siswa di SMA terpopuler setelah SMA TANDARA, yaitu SMA HARAPAN.

"Lalu?" Tanya Vana

Lelaki tersebut memandangi tangannya yang masih setia menunggu jabatan tangan dari gadis ini,"Mau kenalan saja." Ucapnya tersenyum

"Eee, heheh. Vana." Ucap Vana segera berjabat tangan

"Lo mau pulang? Gue antar ajah." Tawar Ledden

"Enggak. Gak perlu, bentar lagi gue nyampe kok. Ini rumah gue gak jauh lagi dari sini." Tolak Vana merasa tidak nyaman karena lelaki dihadapannya ini terus tersenyum kearahnya.

"Yaaa, padahal niat gue baik loh. Masa itu aja gak diterima." Balas Ledden

Vana masih terdiam, bagaimana ini . Ia ingin pergi dari hadapan lelaki yang pernah bersama itu itu. Dan pada saat ia bersama abangnya, lelaki bernama Ledden ini terus memandangi dan tersenyum kearah Vana. Membuatnya tidak nyaman.

"Gue gak percaya yah, kalau loh itu adiknya si Alkar." Ujar Ledden

Alkar Rohanza adalah Abang dari Vana yang telah lama meninggalkan Vana sejak duduk dibangku SMP ada sesuatu hal yang membuat Alkar pergi waktu itu.
Alkar dan Vana terpaut 3 tahun. Vana yang berumur 17 dan Alkar yang berumur 20 tahun .

"Trus, emangnya kenapa." Kata Vana sedikit dingin

"Yaa, gak nyangka aja gitu."ujar Ledden

"Kalau gak ada lagi yang mau lo bicarain, gue pergi dulu." Pamit Vana

"Sini gue anterin aja." Tawar Ledden

"Apa sih, gue udah bilang gak usah loh." Geram Vana lalu segara pergi dengan berjalan cepat.

Ledden tersenyum miring memandangi punggung gadis itu yang sudah jauh dari hadapannya.

"Menarik juga yah tumbalnya." Ledden memasang helmnya kembali dan menancap gas meninggalkan tempat itu dengan segera.

AVANA (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang