Party

24 7 2
                                    

Bel pulang berbunyi di SMA TANDARA menunjukkan pukul 15.00 . Para siswa siswi mulai keluar dari gedung sekolah untuk bergegas pulang.
Disekitar koridor sekolah ketujuh lelaki dengan jaket hitam polos yang terpasang didalam tubuh mereka sehingga menutup seragam sekolahnya.

Mereka berjalan beriringan menuju area parkiran. Jejeran parkiran tersebut dipenuhi oleh motor motor besar berwarna hitam serta mobil yang dibawah oleh anak SMA TANDARA.

"Vinnn bonceng gue dong." Pinta Deano yang sudah berada disamping motor milik Marvin.

"Enak aja, mana motor lo." Tolak Marvin

"Tumben lo gak bawah motor?" Tanya Atlan

"Motor gue lagi direvisi." Balasnya

"Revisi? Revisi apaan sih njing." Sosor Guntur tak mengerti maksud dari Deano, di revisi apanya?

"Kampungan banget lo, yah diperbaiki." Ucap Deano memberikan penjelasan dari kata revisi tersebut.

"Ooouhh..yah baguslah itu juga motor buntut memang harus diperbaiki." Ledek Guntur sembari menaiki motornya

"Bacot." Sela Deano

"Lo berdua memang dari dulu gak tahu diri, saling menghina motor satu sama lain. Padahal sebelas duabelas." Cibir Alaska panjang lebar

"Elaaah berisik amat. Perkara bonceng gitu doang di perpanjangin. Gak masalah hidup lo aja yang perpanjangin." Resah Jordan merasa risih .

"Gak heran mah gue."tambah Atlan yang sudah berada dimotornya sambil melihat kearah temannya yang masih setia terhadap pembahasan tentang perkara motor.

Beberapa menit kemudian, Jena dan Vera pergi kearah parkiran dimana tempat ketujuh lelaki tersebut yang sedang berbicara. Mereka tidak sengaja melihat dan berniat untuk menemui mereka .
"Selamat siang atau sore yah." Jena menyapa namun sedikit kebingungan

"Selamat malam neng." Sahut Marvin

"Gak, selamat pagi." Tambah Deano

"Selamat jalan ke surga ." Tambah Regan dengan wajah datar dan sedetik itu dilanjutkan dengan tertawa dan kekehan oleh teman-temannya yang lain.

"Udah meninggal dong kalau gitu." Sambung Jordan diiringi dengan tertawa kecil.

"HAHAHAHA, baru entar mau rayain ulang tahun beralih jadi merayakan hari detik kematian ." Lanjut Marvin

Jena yang mendengar itu telinganya seketika panas niatnya juga ingin mengingatkan pada mereka untuk datang keacara ulang tahunnya namun berbeda dengan harapannya malah mereka meledek dia. Vera hanya bisa menyimak dan ada sedikit rasa malu apabila dia berada diposisi temannya itu.

"Diam lo. Gue kesini bukan nyapa kalian. Gue cuman nyapa Atlan doang." Ucap Jena

"Lah bodoamat. Sukak kita lah kalau kita nyapa lo. Kan Lo mudah didekati makanya enak digoda, manis kayak permen yang 500 rupiah.." sosor Deano dengan sedikit sindiran.

Memang ketujuh lelaki itu sangat begitu kesal dengan gadis bernama Jena ini yang tak kunjung henti mengejar Atlan teman mereka secara ugal-ugalan . Dan yang sangat menyebalkan nya lagi, gadis ini memiliki sifat sombong, angkuh, kasar, dan caper bahkan gatal dengan lelaki lain.

"Hahaha murah murah murah." Ledek Marvin dengan suara yang cukup keras dan mampu didengar oleh siswa yang sedang berjalan .
Mereka menjadi pusat perhatian terlebih gadis yang notabenya merupakan gadis yang cukup terkenal sedang direndahkan oleh ketujuh lelaki itu.

"Jen, balik ajah yo. Gak enak lihatin kek gini." Bisik Vera ditelinga Jena

Deano yang peka dengan kerisihan gadis yang berada disamping Jena itu pun membuat otaknya seketika berjalan kembali dengan lancar.
"Noh balik aja, dengan ucapan kawan lo. Dia risih noh."

AVANA (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang