Ledden dan AVEGARS

17 2 0
                                    

 

Acara ulang tahun telah berlangsung sekitar 15 menit yang lalu. Ada banyak kesenangan dalam ruangan tersebut, semua nya menikmati.
Tapi tidak dengan ketujuh laki-laki yang sedang asyik memperdebatkan masalah tiket yang gratis.

"Enak aja lo, lo pikir semudah itu?" Sanggah Deano saat mendengar saran dari Marvin untuk berdoa agar tiket yang mereka ambil bisa terberkati.

"Aeelaah, sok alim lo." Sela Marvin

Jordan berdecak memandangi kedua manusia yang tak hentinya memperdebatkan masalah tiket tersebut, " udahlah bising amat lo berdua."

"Ribet , kalau udah dapat yaudah ambil. Gak usah banyak drama,  itung-itung hidup lo emang banyak dosa." Ucap Atlan

Akhirnya setelah mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Atlan, kini mereka pun kembali fokus asalan untuk menikmati pesta tersebut sembari makan yang telah disediakan untuk para tamu undangan.

"Duuhh enak banget, sumpah dah kenyang gue." Guntur memegang perutnya .

"Iya sih, lumayan itung-itung gak keluarin duit." Tambah Jordan

"Anggota gue pintar, tapi lebay." Jujur Atlan mengakui ketiga teman nya yang otaknya minus dan akhlak nya juga minus ternyata sedikit berguna.

Marvin dan Guntur saling memandang satu sama lain.
"Diihh, baru lo akui kerja keras kita. Disaat kalian hina kita." Ucap Marvin melebaykan dirinya seakan akan patah hati.

"Apaa sih, jijik gue lihat." Resah Regan melihat tingkah Marvin di depannya. Membuat pandangannya tidak enak untuk dilihat.

Kegiatan satu-persatu dari acara tersebut terus berlangsung.
Banyak sekali moment yang dirasakan oleh para tamu undangan yang sangat menikmati suasana pesta ulang tahun tersebut.

"Duuuhh, kenyang perut gue..enak banget yah makanan disini." Puji Thalia

"Iyaa, lumayan lah gak sia-sia amat." Balas Shena

"Eh gue ke toilet dulu yah." Pamit Vana

"Gue temenin gak?" Tawar Thalia

"Gak usah, gue bisa sendiri kok." Tolak Vana dan langsung bergegas mencari toilet.

Sepanjang perjalanan, Vana sedikit bingung ruangan ini begitu besar sangat sulit baginya mencari toilet terutama dengan keramaian orang saat ini.

Selama 3 menit berkeliling kesana-kemari. Akhirnya Vana memberanikan diri untuk bertanya kepada salah satu penjaga pesta tersebut.

"Permisi pak, saya mau bertanya toilet dimana yah pak?" Tanya nya dengan sopan.

"Oh disebelah sana dek." Tunjuk petugas tersebut mengarah pada sebuah pintu masuk yang tak jauh dari tempat foto-foto.

"Oo okeh pak. Terimakasih." Balas Vana.

Vana pun berjalan menuju ke tempat tersebut, terlebih lagi jaraknya sedikit jauh dari sana..
Ditengah keramaian saat ini membuat Vana sedikit lelah untuk  berjalan dengan cepat karena takut menabrak seseorang.

Tiba-tiba pun karena terburu-buru, hal yang di hindari Vana untuk tidak menabrak orang kini tak dikabulkan.
Ia tak sengaja menabrak seseorang.
Dan yah orang yang ia tabrak adalah orang yang pernah ia temui dijalan saat selepas pulang kerja.

"Eengh, maaf gue terburu-buru ." Ucap Vana meminta maaf dan segera pergi namun tangan nya ditahan oleh lelaki tersebut.

"Lo mau kemana emangnya. Gue mau bicara bentar boleh?" Tanya lelaki itu dengan lembut

"Gak , gue gak bisa. Gue harus pergi dulu." Ucap Vana menarik tangannya untuk dilepaskan .
Setelah itu ia pun bergegas pergi dan menghindari lelaki tersebut.

AVANA (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang