Dilarang baper!!!!
~~Happy reading~~
Pagi hari tiba, saat aku bangun dari tidurku aku melihat Reyga sedang bersamaku. Dia manatap ku sambil tersenyum tipis.
Aku yang kaget dengan reflek memukul kepala nya. "Sorry Rey" ucapku meminta maaf.
Dia hanya tersenyum dan mulai duduk disamping ku, "it's oke babe, and good morning"
"Morning too darling"
Apa yang terjadi? Kenapa dia disini sepagi ini? Aku memikirkan hal yang tidak-tidak kali ini. Pikiran ku berada sangat jauh kali ini.
"Kok lo disini???" Tanyaku.
"Lo gak inget semalem?"
"Hah? Semalem? Ngapain???"
Pikiran ku mulai menjadi negatif kali ini, gak mungkin kan? Aku menarik nafas dalam-dalam. Fyuhh~ lega rasanya.
Aku mulai bertanya kembali apa yang terjadi semalam. Aku menyuruh Reyga untuk menceritakan hal yang terjadi.
"Jadi..."
Flashback on
Sudah hampir pagi, mereka masih ada di dalam cafe. Tinggal mereka berdua saja. Senja sudah pulang dari tadi karena sudah terlalu malam baginya.
Nara dan Reyga terlihat sedang minum-minum bersama, sekarang Nara sudah legal untuk minum-minuman itu.
Kenapa Nara minum? Reyga memaksa Nara untuk minum kali ini. Walau hanya sedikit Nara seperti sudah minum beberapa botol minuman keras.
"Ra Lo gpp?" Tanya Reyga yang masih sadar.
"Emm? Hehehe"
Baru minum sedikit Nara sudah mabuk berat, Reyga yang kasian melihat Nara mabuk seperti itu, mengantarkan nya pulang.
"Ra ayo pulang aja" Ajak Reyga.
"Emm, t-tapi kita jalan kakiii" rengek Nara seperti anak kecil
"Tapi...kita bawa mobil raa"
"Enggak! Aku mau jalan kakiii"
"Iyaa kita jalan kaki yaaa"
"Horeeee hehehe"
Reyga terpaksa menuruti perkataan Nara, tanpa pikir panjang Reyga membantu Nara untuk berdiri.
Nara sedikit sempoyongan saat berdiri, jalannya juga tidak terlalu baik. Reyga berusaha menahan Nara agar tidak terjatuh.
Di dalam perjalanan Nara terus saja merengek-rengek, entah apa yang dia lakukan saat ini. Jiwa anak kecilnya benar-benar keluar.
Hal itu justru membuat Reyga makin cinta kepada Nara. "Kalo lagi mabuk lo tuh lucu Ra.." gumam Reyga sambil tersenyum
"Hemm???"
"Lo cantik Raaa"
"Makasihhhh"
Mereka mulai melanjutkan perjalanan pulang kerumah, sepanjang jalan Nara terus berlari-lari kecil melompat ke sana-kemari.
Dia tidak bisa diam, Reyga terus memperhatikan langkah Nara. Hampir satu jam mereka berjalan pulang ke rumah. Jarak rumah dan cafe sangat lah jauh, demi Nara Reyga bisa melakukan apapun itu.
Sesampainya di rumah, Reyga menyuruh Nara untuk segera tidur. "Aku gak kamu bobok..." Nara merengek seperti anak kecil lagi.
"Nara...Lo harus bobok ya" ujar Reyga, membaringkan Nara di tempat tidur.
"Enggak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen FictionNara Bunga Dierja, 20 tahun. Banyak kesedihan yang dia rasakan saat usia mudanya saat ini. Kerinduan pada sang kakak yang begitu mendalam membuat hampir seutuhnya melupakan kakak nya.