Dilarang baper!!!!
Happy reading
Setelah mendengar penjelasannya. Suasana hati ku mulai membaik. Ternyata seperti itu kejadian aslinya. "Siapa sih yang jahatin Lo??? Pake acara nyuri ponsel lagi! Gak habis fikri gue!" Decak ku sebal. Reyga memegang tangan ku. "Udah jangan marah, ntar cepet tua"
Aku mengangguk pelan lalu bersender di bahunya yang lebar. Bantal yang empuk. Senderan bahu ini lama tidak aku rasakan. Aku mulai memejamkan mata, tanpa tersadar aku terlelap sebentar di bahu nya.
A few moments later
"Pusss!!!!" Panggil seseorang. Aku tersentak kaget kala nama spesial ku di panggil. "Woyy!!! Pus main yok!!!!" Panggil orang itu lagi. Aku mengecek keluar jendela. Benar. Bokem kematian. Tamu tidak diundang datang kemari. Wait. Aku melihat sesuatu di tangan itu. "anjir, nekat amat nih anak" gumam ku seraya menggeleng-gelengkan kepala heran.
Aku beranjak turun ke bawah untuk membukakan pintu. Baru saja pintu di buka, dia langsung nyelonong masuk ke dalam rumah. "Pus, jeng jeng jeng!! Ahahaha gue beli ini!!!" Girang Senja yang memamerkan birks atau apa itu namanya:)
"Maaf gak dulu. Gue males ngerakit" ujar ku yang langsung menolak tanpa basa-basi. Gadis itu mengerutkan keningnya seraya berkata "oh oke. Gue minta Reyga aja yang ngerakit. Lagian tuh anak pro banget kalau ginian" sombongnya
"Reyga!!! Uy!!!" Seru Senja. Tunggu. Dari mana dia tau Reyga disini?? Pertanyaan itu tiba-tiba muncul di benak ku. Senja mulai berjalan naik ke atas. "Rey!! Yuhuuuuu! Wheereee areee youuuuu"
"Mau heran, tapi ini bokem"
Senja mulai masuk ke dalam kamarku. Di sana tidak ada apa-apa. Anehnya aku tidak melihat Reyga sama sekali. Bukannya tadi aku bersandar di bahu nya?
"Loh, kok gak ada?? Katanya tuh anak maen ke sini", heran Senja. "Pus, Rey udah pulhouse?"
Aku menggeleng pelan. Karena memang tidak tau dia sudah pulang atau tidak nya. Senja menggaruk kepalanya heran. Dia heran, aku pun ikut heran. "Yaudah deh, gue pulang aja. Gue mau ngerakit sendiri. Byeee" ucapnya yang mulai melambaikan tangannya lalu pergi.
Aku masih berdiri di dalam kamar dengan banyak pertanyaan. Aku meraih ponsel yang aku letaknya di meja.
**
Malam hari tiba. Hujan gerimis sedang melanda kota Jepara. Senja sedang berjalan sendirian diluar dengan payung yang memayungi dirinya itu. Gadis itu habis dari supermarket terdekat. "Walau gerimis, tapi rasanya dingin banget.." lirihnya yang merasa dingin.
"Hai cantik." Ucap seseorang.
Senja membalikkan badannya ke belakang. Namun dia tidak melihat seseorang. Gadis itu mulai menatap sekeliling sudut jalan. Mencari siapa yang berkata padanya. Hanya terdengar suara sunyi dan rintikan hujan. "Khayalan gue kali ya?" Gumam nya yang mulai melanjutkan perjalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen FictionNara Bunga Dierja, 20 tahun. Banyak kesedihan yang dia rasakan saat usia mudanya saat ini. Kerinduan pada sang kakak yang begitu mendalam membuat hampir seutuhnya melupakan kakak nya.