Jangan baper!!!!
Happy reading
Jaekal dan Reyga sudah sampai di tempat yang James berikan kepadanya. Ditempat itu sangat sepi, tidak ada seseorang yang lewat dijalan itu.
Jaekal dan Reyga mulai berjaga-jaga jika James muncul secara tiba-tiba. Cowok itu bisa muncul dari mana saja dan dengan siapa saja.
Jaekal mulai mengode Reyga agar berpencar, Reyga yang paham memisahkan diri dengan Jaekal.
Reyga pergi ke sebelah Utara dan Jaekal pergi ke sebelah selatan. "Welcome bro!!" Seru seseorang menggunakan microfon. Jaekal dan Reyga yang mendengar berhenti sebentar lalu kembali bersama. Mereka mulai bersiap siaga melawan datang nya musuh. "Keluar lo, pengecut!!!!" Teriak Reyga
"Slow bray..gue disini gak mau cari masalah dulu. Bosen gue adu kekuatan sama cupu"
"Cupu matamu!! Lo kali yang cupu!!" Sambung Reyga
"Tenang Rey, mungkin tuh anak takut" timpal Jaekal yang sedikit menyombongkan dirinya
"Berantem sama kalian berdua tuh habis-habisin waktu gue aja. Gue disini cuman mau bilang sesuatu yang khusus!"
"Senja milik gue."
"Sialan!! Keluar kagak lo!!!" Jaekal kini tersulut oleh emosinya sendiri. Dari atas langit-langit, seseorang meloncat dari sana. Jaekal dan Reyga sontak kaget melihat kedatangan James yang tidak terduga itu.
"Kenapa marah? Gue juga sama marahnya."
"Sialan! Sini lo!!!"
Bugh
Bugh
Sebuah pukulan mendarat tepat di pipi cowok itu dengan keras. Kini pipinya ada luka lebam. James yang sedikit merasa sakit, hanya tersenyum miring. "Gendeng beneran nih bocah" gumam Reyga yang melihat dari belakang.
Kini keduanya saling berduel satu sama lain. Beberapa kali James memukul bagian sensitif Jaekal dengan keras. Jaekal yang tak mau kalah menendang alat kelamin James dengan kuat-kuat. Cowok 22 tahun itu seketika tersungkur menahan rasa sakit di bagian fatal nya.
"Sialan..!!" Rintih James yang menahan sakit.
Ini saatnya. Jaekal memanfaatkan situasi untuk memukuli James. Cowok itu memukulinya dengan beringas tanpa ada kata ampun untuknya.
Reyga yang melihat beringasnya Jaekal memukuli James hanya ikut merasakan ngilunya pukulan Jaekal. "Waduh, serem juga" gumam Reyga
"Eh, ini juga gak boleh"
Reyga berjalan menuju arah Jaekal. Cowok itu menahan tubuh Jaekal agar tidak jauh melakukan perbuatannya itu. Rasa kurang puas terlihat jelas di wajah Jaekal. Beberapa kali cowok itu memberontak untuk di lepaskan. "Bang, santai. Jangan gegabah." Ucap Reyga yang masih berusaha menahan Jaekal.
Perlahan amarah cowok itu sedikit mereda. Reyga mulai melepas pelukannya. "Gini dong, lo gak boleh kebawa emosi. Apa lagi sampai bunuh orang" lanjutnya
"Huh? Kenapa berhenti? Takut?" Ucap James yang masih bisa tersenyum songong pada Jaekal. "Lo takut kalau lo bunuh gue, hmm? Seberingas apapun lo mukulin gue. Gue gak akan nyerah ambil Senja dari lo."
"Sialan!!"
Jaekal mengambil sesuatu dari dalam saku belakang celananya. Cowok itu mengeluarkan sebuah pistol yang sudah pasti ia isi dengan peluru. "Bang, lo gak kepikiran...?"
Jaekal mulai menarik pelatuk nya. "Tembak kal, tembak. Gue gak takut."
Dor
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen FictionNara Bunga Dierja, 20 tahun. Banyak kesedihan yang dia rasakan saat usia mudanya saat ini. Kerinduan pada sang kakak yang begitu mendalam membuat hampir seutuhnya melupakan kakak nya.