Dilarang baper!!!!
~~Happy reading~~
~~
Hari semakin gelap. Sementara aku masih di rumah sakit menemani Senja yang masih terbaring diatas kasur. Keadaannya kini semakin membaik pasca operasi. Aku terus melihat wajah polos itu. Rasa bersalah mulai menghantui pikiran ku setiap kali melihat wajahnya itu. Entah kenapa. Entah kenapa perasaan ini terus muncul. Masa kecil yang ku habiskan dengan nya terasa sia-sia. Jika, kenyataan nya aku sendiri tidak tau siapa dia sebenarnya.
Teman seperti apa aku ini? Keluarga, kerabat bahkan asal usul nya saja tidak tau. Buruk. Cukup disini saja. Saat ini aku perlu mencari lebih dalam keluarga nya.
"Nja. Kali ini gue bakal nyari identitas lo yang sebenarnya." Aku mengepalkan tangan kuat-kuat. Aku mulai berdiri dari tempat duduk. Aku mulai berjalan keluar mencari ketenangan.
Aku mulai berjalan di lorong-lorong rumah sakit. Aku terhenti sejenak kala melihat dua cowok sedang sembunyi-sembunyi, seperti ada sesuatu. Aku mulai mendekat secara perlahan. "Rey?" Gumam ku
"Bang, apa lo gak kasian sama Nara?" Pernyataan macam apa ini?? Kenapa aku dikasihani??? "Lo pikir gue gak kasian? Gue juga kasian. Tapi, lo inget satu hal. Ini misi rahasia, Senja. Dan satu lagi, lo tutup mulut lo rapat-rapat. Gue gak mau lo keceplosan ataupun ngerasa kasian. Cukup kita bertiga aja yang tau."
Rahasia seperti apa yang mereka sembunyikan? Misi apa yang begitu penting? Sebenernya apa arti diriku bagi Senja?
"Tapi..gue gak tega bang.."
"Kita berdua hanya ngikutin perintah. Lo bisa bunuh banyak orang. Jadi, lo juga harus bisa ngelakuin hal ini. Hanya sementara, Rey... Setelah itu, lo boleh kasih tau cewek lo semuanya."
Pembunuh? Siapa yang bunuh orang? Apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka??
Aku mulai berjalan kebelakang secara perlahan. Aku masih tidak percaya. Apa mereka berdua seorang pembunuh? Pikiran negatif terus saja muncul.
Aku mulai pergi meninggalkan pembicaraan mereka berdua. Aku memikirkan sesuatu sejenak. Tapi, apakah memang seperti itu? "Gak mungkin. Pikiran lo jelek banget Ra. Mana mungkin mereka gitu? Gak mungkin." Aku tersenyum tidak yakin.
"Tapi...kalau benaran gimana?????" Aku mengacak-acak rambutku seperti orang frustasi. Aku mulai duduk di depan kamar rumah sakit 004. Entah ruangan siapa yang tengah aku hampiri.
"Nara??"
***
Hampir 24 jam pasca operasi selesai. Senja kini semakin membaik. Dirinya kini tengah makan bubur khas rumah sakit. Sebenernya bubur khas orang sakit.
Cowok dengan tinggi 176 cm itu tengah menyuapi Senja. "Enek gue lama-lama" cibir Senja
"Lo maunya apa seh??" Tanya Reyga yang sedikit mulai emosi. Dari tadi Senja terus saja meminta hal-hal yang aneh darinya. Kadang kala dia minta bubur nya agar hangat nya pas, kadang kala dia minta ada ayam goreng diatasnya, kadang kala dia meminta bubur sapi. Kadang-kadang dia juga sering ngelunjak.
"Jeno kalau boleh." Ucapnya dengan tersenyum
"Kasian ya, mana masih muda. Udah gak kenal minta-minta lagi. Penyakit muda ini," Ejek Reyga
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen FictionNara Bunga Dierja, 20 tahun. Banyak kesedihan yang dia rasakan saat usia mudanya saat ini. Kerinduan pada sang kakak yang begitu mendalam membuat hampir seutuhnya melupakan kakak nya.