Jangan baper!!!
Happy reading
Satu tahun berlalu
Malam hari ini tepat di hari ulang tahun Senja, Jaekal berniat menembak nya dihadapan Nara dan Reyga sebagai saksi nya. Jaekal sudah menyiapkan semua hal yang Senja sukai.
Cowok itu menghias taman dengan penuh kerja keras, sudah 4 jam dia berusaha menghias taman bersama Reyga dan Nara.
Mereka begitu bersemangat dan bahagia terutama Jaekal. Wajahnya begitu ceria dan berseri-seri. "Ra, mending lo kerumah senja aja" titah Jaekal yang langsung gadis itu pahami.
Nara pergi ke rumah Senja untuk menjemputnya.
Karena dekorasi nya belum selesai, Nara mengajak Senja pergi ke mall untuk membeli sebuah dress yang indah.
Senja tidak tahu apa yang mereka rencanakan tapi senja merasa curiga kepada Nara.
"Nja lihat nih bagus gak?" Tanya Nara yang menujuk kan sebuah dress kepada Senja.
Senja hanya mengangguk pelan lalu matanya tertuju pada satu dress didepannya. Nara yang paham segera mengambil dress itu untuk Senja. "Nja keknya ini cocok buat lo." Ujar Nara. Gadis itu segera pergi untuk membayar dress yang senja lirik tadi. Senja yang makin heran dengan sikap Nara yang tiba-tiba dermawan ini hanya terheran-heran.
"Tumben banget lo ngajak gue ke mall?" Ucap senja dengan menatap mata Nara yang aneh.
"Emm...itu...gue lagi gajian, jadi gue mau beliin lo dress" Ujar Nara yang terlihat sedikit bingung mau bicara apa.
"Bukannya lo belum gajian?" Tanya Senja yang semakin membuat Nara bingung mencari alasan apa.
"Gak tau, tiba-tiba Jaekal ngasih gue gaji sedikit awal. Mungkin dia lagi baik hati?" Jawab Nara.
Nara berharap Senja tidak mengetahui bahwa uang yang ia gunakan adalah uang nya Jaekal Sebelum pergi Jaekal memberi kartu ATM nya pada Nara, agar dia bisa membelikan sesuatu untuk senja nanti.
Nara memberikan dress itu untuk Senja, Nara menyuruh nya untuk segera memakai dress itu di toko.
"Gak ah, ngapain pake dress?" Tanya Senja yang menolak memakai dress nya.
"Udah pake aja! Ini perintah gue! Cepet!" Seru Nara yang memulai mendorong Senja ke tempat ganti pakaian.
Senja yang sedikit terpaksa memakai dress itu, warna nya sangat cocok untuk kulit Senja yang putih.
Saat keluar dari ruang ganti, Nara terus menatap Senja dengan membuka mulutnya sedikit lebar. "Gimana?" Tanya Senja yang terlihat menyukai dress nya.
Nara yang terus bengong tidak menyadari perkataan Senja, dia terus menatap senja tanpa henti. "Pantes Jaekal suka banget sama lo Nja. Orang lo aja cakep banget." Gumam Nara.
"Hah?" Senja yang tidak terlalu dengar apa yang di katakan Nara, menyuruh nya mengulangi kata-kata nya lagi. Tapi Nara masih bengong dengan senja.
Senja melambaikan tangannya didepan wajah Nara agar segera sadar, "Ra? Hello? Excuseme??"
"Hah? Apa?" Bengong Nara yang mulai sadar. "Gimana, bagus gak?" Tanya Senja sekali lagi.
Nara menganggukkan kepalanya lalu menarik tangan Senja keluar dari mall.
"Heh pelan-pelan lah" ujar senja yang sedikit kesusahan berlari.Nara kemudian menancapkan gas mobilnya dengan kecepatan tinggi, "buset lo kalau mau mati jangan ajak-ajak nape!" Seru Senja yang berpegang erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Novela JuvenilNara Bunga Dierja, 20 tahun. Banyak kesedihan yang dia rasakan saat usia mudanya saat ini. Kerinduan pada sang kakak yang begitu mendalam membuat hampir seutuhnya melupakan kakak nya.