17. terbayang

4 2 0
                                    

Udah lama banget lejaa gak update ini cerita:)

Sekarang udah update yuhuuuuu✨✨ jangan lupa vote guysss🤍🤍🤍

Typo itu wajar







Happy reading





Pagi menjadi malam. Entah sampai kapan mereka bertiga ada dirumah ku. Seperti sampai besok? Tapi mereka sudah menginap disini semalaman. Apa itu tidak apa?

Aku menghela nafas panjang. Seperti stok satu minggu akan habis dalam beberapa hari. Tapi, walau seperti itu rasanya sangat nyaman. Mereka juga jarang datang kesini. Jadi tidak apa jika habis dalam beberapa hari. Aku bisa membelinya lagi.

Aku memejamkan mata sebentar di atas pangkuan Reyga.

Langit malam hari ini begitu indah. Suasana yang dingin menambah cita rasa tersendiri. "Rey, apa arti gue bagi lo?" Tiba-tiba saja satu pertanyaan terlintas dalam benak ku. Dan keluar begitu saja dari mulut ku.

Reyga tidak menjawab. Melainkan membelai rambutku. Aku membuka mata melihat wajahnya. Apa ini, kenapa hanya tersenyum saja? Aku bertanya dengan pertanyaan yang sama padanya.

"Arti ya? Matahari dan bulan. Itu artinya lo bagi gue."

Matahari dan bulan?

"Maksudnya?" Aku meminta penjelasan dari nya. Namun tidak dijawabnya. "Nanti lo juga tau sendiri"

Aku mengerutkan kening. Bermain rahasia ya? Oke. Kita terima. Cepat lambat, dia juga yang akan bilang padaku apa artinya itu.

Disini lainnya, Senja tengah menyenderkan kepalanya di bahu Jaekal. Gadis itu sedang mencari posisi yang nyaman. Suasana dingin itu, membuat harus mencari sedikit kehangatan. "Ratuku kedinginan?" Tanya Jaekal dengan suara lembut. Cowok itu melepaskan jaketnya lalu memberikannya pada Senja untuk dipakai. Aaaa romantis sekali~

"Jae, lo gak ngerasa dingin?" Tanya Senja yang terus melihat bintang-bintang seraya bermain ayunan bersama Jaekal. "Kenapa dingin? Kan ada matahari disini" jawab Jaekal

"Ini malam jae, mana ada matahari. Yang ada bulan sama bintang."

"Disini ada matahari, Nja."

"Mana?"

"Disini. Matahari yang lagi nyender di pundak gue."

Senja terkekeh pelan. Ada saja pikirannya. "Jae, sebutan paling cocok buat kita apa?" Tanya Senja. Jaekal terdiam sebentar. Cowok itu sedang memikirkan sesuatu.

"Bunga dan lebah."

"Kenapa?"

"Gue pengen jadi lebah yang selalu ngehisap semua sari yang ada di bunga."

"Kenapa gitu?"

"Gak tau aja, tiba-tiba gue pengen. Tapi, bagi gue lo lebih mirip matahari."

"Kenapa?"

"Selalu bersinar saat kehidupan gue lagi suram. Yang paling spesial itu, senyum manis lo. Gue jatuh cinta dengan senyum manis lo itu,"

Senja tersenyum manis. Seperti kali ini dia mengerti kenapa dia bisa benar-benar menyayangi Jaekal begitu dalam.

"Rey, kalau boleh tau..Senja siapa?" Aku kembali bertanya padanya. Reyga yang semula mengoceh tiba-tiba terdiam. Ini salah satu kesempatan ku. Sebenernya aku tidak ingin merusak momen ini. Tapi ini penting bagi ku. Tiap kali melihat Senja rasa penasaran ku semakin meningkat.

"Belum saatnya lo tau." Jawabnya dengan nada mulai serius. Kenapa jawabnya sama setiap saat? Kapan itu terjadi? Kapan aku tau semaunya? Aku sudah sabar selama satu tahun ini. Aku kira cepat atau lambat mereka akan memberi tahu yang sebenarnya. Apalagi aku ingin mendengar nya langsung dari mulut Senja sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang