Dilarang baper!!!
~~Happy reading~~
~~~
~
Senja terus berlari dengan mengendong ku tanpa henti, apa aku tidak berat bagi senja? Kami mulai memasuki hampir sampai perkotaan tinggal beberapa meter lagi.
Aku harap saat itu kami bisa lari dari laki-laki yang terus mengejar kami. Aku sangat berharap Reyga datang tepat waktu untuk menyelamatkan kita berdua.
Lari Senja tiba-tiba terhenti, penyakit senja tiba-tiba kambuh lagi. Dia tidak bisa bernafas dengan baik, aku juga tidak membawa obatnya Senja. Aku mulai bingung, apa aku harus menggendong senja? Tapi...kakiku...
Tanpa pikir panjang aku mulai menggendong senja dan berlari sebisaku. "Hah..hah..hah.." suara nafas Senja begitu kencang.
"Nja lo gpp kan???"
"Bisa..hah...turunin gue??"
"Tapi...njaaa lo lagi kek gini"
"Turunin gue."
Karena permintaan Senja aku menurunkan nya, senja menyuruh ku untuk menjauh dari nya beberapa menit saja. Beberapa menit? Bagaimana jika laki-laki itu tiba-tiba sudah sampai???
Senja terus memaksaku untuk menjauh darinya, sebelum aku menjauh senja berbisik-bisik kepada ku sebentar. Aku langsung membulatkan mata ku ketika mendengar permintaan senja itu. Gue?
Aku bersembunyi di balik semak-semak seperti ular, laki-laki dengan senjata tajam itu akhirnya menemukan kami.
Laki-laki itu turun dari mobil miliknya dengan membawa pisau ditangan nya. Dia mulai mendekat ke arah Senja yang terbaring di aspal.
Senja dengan tenaga yang tersisa bersusah payah untuk berdiri, ditangan senja sudah siap sebuah pistol.
Laki-laki itu kemudian tersenyum jahat kepada senja, aku hanya melihat gerakan bibir nya. Mereka sedang bicara apa? Batinku yang penasaran.
"Kenapa Reyga gak nyampe-nyampe sih??!"
Senja menarik pelatuk miliknya itu lalu menembakkan peluru miliknya ke arah laki-laki itu. Dia dengan gesit menghindar lalu menyerang senja lagi. Kali ini Senja bisa menghindari orang itu walau sempoyongan.
"Nja... please lo pasti bisa!"
*Part senja bisikin Nara
"Saat gue bilang tembak lo harus tembak laki-laki itu. Gue serahkan semuanya ke lo Ra. Gue tau lo bisa. Gue bakal berusaha buat ngulur waktu buat ngasih celah lo. Jangan sampai meleset! Ngerti!"
Ucapan senja terus muncul di pikiran ku, apa aku akan bunuh orang?? Gue takut...tapi ini demi nyawa kita.
Senja mulai menberiku aba-aba namun aku tidak dengar.
Dor
Aku sangat kaget mendengar suara tembakan itu, seketika aku berlari menuju arah Senja karena panik.
Aku melihat laki-laki menembak Senja tepat di perutnya. Kaki ku mulai melemas seketika, apa aku salah liat??
Senja sedang terkapar di jalan dengan darah yang terus keluar dari dalam perut nya itu. "Ra tembak..." Lirih Senja yang berusaha menahan kaki laki-laki itu.
"Tembak..."
"Ra! Tembak!!JANCOK TEMBAK COK!!"
Laki-laki itu mulai mendekat ke arah ku, aku sangat takut hingga tidak bisa memegang pistol lagi. "Ra tembak!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen FictionNara Bunga Dierja, 20 tahun. Banyak kesedihan yang dia rasakan saat usia mudanya saat ini. Kerinduan pada sang kakak yang begitu mendalam membuat hampir seutuhnya melupakan kakak nya.