Agra POV
Wilayah terpencil di kadipaten Cilacap
Agra bersama Adinata, Bejo, Abinaya dan Sapta telah berada di kadipaten Cilacap dalam melihat pengujian senjata yang akan dilakukan oleh pasukan Arkam. Pasukan Arkam sendiri membangun kemah dibalik gunung dan tebing dekat sana sebagai tempat untuk persiapan melakukan pertempuran hebat dengan kerajaan Sunda. Mobilisasi pasukan mulai dilakukan selama berangsur-angsur dan secara diam-diam yang pastinya tidaklah mudah. Karena mereka harus menyamar dan menghindari pengawasan pasukan utama Majapahit.
Perkemahan ini meliputi benteng dari bambu dan kayu setinggi 8 m dengan lebar tembok 2,3 m dengan membentuk persegi panjang yang diperkirakan memiliki luas 1.100 m2. Menara pengawas dan tenda juga dibangun, dalam sumber air pasukan Arkam mengandalkan sumber air sungai dari Sungai Cipamali atau saat ini bernama kali Brebes. Sumber makanan mereka mengandalkan hasil pertanian Majakarya dan hasil berburu ikan dan hewan dihutan, ada juga peternakan ayam yang dibangun didekat sana.
Ilustrasi benteng, tapi lebih luas dan ada yang terbuat dari bambu
"Wah wah, banyak sekali peralatan tempur berat di sini ya" agra kagum melihat banyaknya senjata yang sudah disiapkan di dekat sana.Ilustrasi barisannya, tapi pasukannya itu berjubah, dan ukuran ballistanya lebih besar
"Tentu ketua, cara mempercepat mobilisasi peralatan tempur adalah dengan membawanya dalam keadaan belum dirakit, dan saat tiba disini senjata senjata itu baru akan dirakit hingga menjadi senjata yang siap digunakan" Jawab Bejo atas pernyataan Agra
"Itu ide yang sangat bagus, dan sekarang kalian boleh memanggil saya raden kembali" Ujar Agra dengan senyum simpul
"Baik Raden" Jawab mereka semua
"Pasukan sebanyak ini yang berbaris di tanah yang cukup lapang saya pertama kali melihatnya" Kagum Adinata melihat banyak pasukan yang bersiap yang setidaknya berjumlah 6 ribu pasukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENJADI PRABU HAYAM WURUK
Ficción históricaWaktu adalah hal yang mutlak dan tak bisa di ubah. Waktu yang berlalu akan menjadi sejarah. Meski dengan fakta itu, kadang, kita ingin ke masa tertentu untuk memperbaikinya. itulah yang di Impikan seorang pemuda Bernama Agra Dewandaru. Ia sela...