pm : 15

5.2K 558 15
                                    


Author pov.

Plak

"Aah.." Jisoo memegangi pipinya saat Jennie menamparnya dengan keras.

"Aku sangat membencimu Kim Jisoo! Aku tidak sudi lagi berteman dengan orang sepertimu" Jennie mengeraskan rahangnya lalu mencekik leher Jisoo.

Jisoo sesak nafas memukul-mukul tangan Jennie menyuruhnya berhenti.

"Aku tidak membutuhkan pasangan, apalagi pasangan sepertimu cih! Aku tidak sudi. Jangan anggap aku lemah Kim Jisoo, aku bisa saja membunuhmu saat ini juga" seringai Jennie yang belum mau melepaskan cekikikan nya.

"Hhmpp a-ampun huh huh Jennie.." lirih Jisoo mengeluarkan air mata.

"Cih, bahkan kamu tega menyakiti hati putriku dengan kata-kata mu itu. Kenapa aku harus mengampuni mu huh?"

Jisoo tidak bisa menjawab lagi, dia kesulitan berbicara karena nafasnya hampir habis.

"Sakit ya? Hahahaha aigoo baru ini saja kamu sudah ingin mati. Belum saja aku merendam mu di air mendidih" Jennie menekan leher Jisoo sebelum akhirnya melepaskannya.

"Huh huh huhh.. ukhuk urkhuk!" Jisoo terduduk lemah menyandarkan tubuhnya di tembok.

Jennie berjongkok menatap Jisoo dengan seringai jahatnya.

"Lihat aku" Jennie mengangkat dagu Jisoo untuk menatapnya.

"Apa kamu masih menginginkan ku menjadi pasangan mu?"

Jisoo menggeleng lemah bersamaan air mata mendesak keluar dari pelupuk matanya.

"T-tolong ampuni aku Jennie.. maaf aku salah hikss tolong jangan bunuh aku" Jisoo memohon.

"Seharunya kamu berpikir dua kali untuk menyatakan perasaan mu padaku, kamu tau sendiri aku tidak akan mempunyai pasangan karena aku sangat mencintai Lili. Yang aku butuhkan hanyalah Lili bukan orang lain ataupun dirimu" tegas Jennie.

"Iya aku tau Jennie, aku mengaku salah tolong kali ini maafkan aku, aku janji akan menghilang dari pandangan mu dan juga Lili. Hiks aku juga berjanji akan menghilangkan perasaanku padamu" lirih Jisoo.

Jennie berpikir beberapa detik sebelum menganggukkan kepalanya.

"Pergilah sejauh mungkin, jangan pernah menampakkan wajahmu lagi di hadapan ku dan putriku. Aku tidak main-main Jisoo, jika kamu kembali berulah maka kamu tau sendiri jawabannya"

Jisoo mengangguk cepat.

"Ya aku tau Jennie. Tolong sampaikan maaf ku pada Lili, katakan aku sangat menyayanginya"

Jennie memutar matanya malas.

"Cukup sampai disini, aku pergi" Jennie berdiri dan melangkahkan kakinya menjauh dari Jisoo.

"Untuk terkahir kalinya, i love you Jennie" Jisoo tersenyum lirih sebelum akhirnya memilih pergi dari gudang kosong tempat Jennie menghajar orang yang mencoba menyakiti putrinya.

-

"Lili, apa kamu memiliki kekasih?" Tanya Jihoon teman sekompleks Lili.

Saat ini keduanya berada di taman sedang bermain ayunan.

"Tidak, kata Mommy Lili tidak boleh mempunyai kekasih. Lili masih kecil hihihi" jawab Lili sambil memakan kripik kentang.

"Ck Lili kan sudah besar, Lili juga sudah boleh memiliki kekasih. Memiliki kekasih itu enak tau, rasanya sangat menyenangkan"

Lili mengangkat bahunya acuh.

"Memangnya Jihoon sudah memiliki kekasih?"

Jihoon menggaruk tengkuk lehernya dengan perasaan malu-malu.

"Emm yah" angguk Jihoon.

Lili tersenyum menggoda.

"Ciee Jihoon sudah besar ya, sudah memiliki kekasih saja hihihi" Lili terkikik.

"Ya begitulah Lili. Jadi kapan Lili memiliki kekasih, atau mau aku yang carikan?"

"Tidak ada kekasih untuk Lili. Ayo baby kita pulang" Jennie tiba-tiba muncul, menggenggam tangan Lili sambil menatap Jihoon dengan tajam.

Jihoon menelan ludahnya, dia sangat takut sekarang.

"Iya Mommy" Lili seger berdiri.

Tatapan mata Jennie tak lepas dari Jihoon, rasanya Jihoon ingin menangis dan kencing di celana.

"Lili pulang dulu ya Jihoon, sampai bertemu lagi daah.." Lili mendadah.

"Y-ya Lili sampai bertemu lagi" Jihoon tersenyum kaku membalas melambaikan tangannya.

Jennie memeluk lengan Lili posesif, dia menoleh kebelakang untuk beberapa detik.

"I'm watching you" kata Jennie dengan gerakan bibirnya.

Jihoon melengkungkan bibirnya kebawah, dia segera menangis dengan gemetaran.

Sungguh tatapan Jennie tadi sangat menakutkan dan mematikan.

•••

Tbc

28/01/24

Posesif banget sih Mommy.

Vote komen lanjut.

Posesif Mommy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang