Kelihatannya, Aluna membereskan meja belajar nya dengan sedikit terpaksa. Karena seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya mengatakan bahwa meja belajar ini tidak ada bedanya dengan tempat sampah yang berada disamping meja belajarnya sendiri
Ia mengerucutkan bibirnya kesal. Lagian apa susahnya membedakan mereka? Mereka sangat tidak sama! Meja belajar itu bentuknya persegi, sedangkan tempat sampah itu bundar. Huh sungguh menyebalkan.
Ia menyesali dirinya sendiri karena pulang lebih awal. Coba saja jika ia tidak berlari dan menonton film pasti saat ini ia akan bermanja kepada tunangan tampannya itu. Ah iya! Jangan lupakan syal hijau kesayangannya yang menghiasi leher mereka berdua. Ya meskipun, Keenan terlihat tertekan. Memilih diam daripada amukan akan berangsur padanya seperkian detik setelahnya
Memikirkan tentang syal, ia lupa membawanya kemarin. Ia ingat ia meletakkan syal kesayangannya itu diatas nakas kamar Keenan. Dengan terpaksa Aluna menjalani harinya Tanpa syal hijau kesukaannya. Memasukan tangannya kedalam Hoodie putih berharap mengurangi dinginnya cuaca pagi ini. Lantas ia kembali menunggu bus itu di halte
Pandangannya beralih melihat seorang yang sangat di kenalnya, disana diatas jalan trotoar yang tidak padat ia melihat tunangan menyebalkan nya itu, yaampun! Aluna serahkan siapapun asalkan jangan tunangannya itu.
Aluna menggelengkan kepalanya berusaha mengambil kembali kesadarannya yang sempat hilang beberapa saat "Aluna, jangan mimpi" seperti sedang memperhatikan sekitar mungkin? Tapi jalan trotoar memang tidak terlalu padat, namun tak dapat di pungkiri memang banyak pejalan kaki yang berlalu lalang disana
Dengan seseorang yang menarik tangan orang di hadapannya, lalu mengecupnya berkali kali. Sangat romantis. Pasangan romantis.
"Keenan?"
Seperti ada yang patah disana
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNOYING FIANCE!
Teen FictionMenunggu sampai akhir hayat pun, bukan aku yang kau pilih. Namun untuk memperbaiki, aku masih menunggu kau mengucapkan maaf padaku.