Aluna sepupu ku sayang, aku tidak bisa mengantar mu pulang. Jangan marah, kau sudah lebih dulu di seret oleh tunangan sok ganteng mu itu. Ucapkan salamku padanya.
00.27"kau akan terus seperti itu?" Keenan berbicara dengan tangan yang berdecak di pinggangnya, satu tangannya sibuk memasukan handphonenya. Menatap punggung tunangannya daei belakang
Keenan menjadi orang yang paling tanggap membawa pulang Aluna setelah perdebatan dengan Hana karena Aluna tidak sengaja membocorkan rahasia kenegaraan. Ia memilih membawa aluna ke hotel terdekat karena tidak mau orang dirumah Aluna marah setelah Aluna mabuk.
Beginilah dari tadi, Aluna melihat kearah balkon dengan kondisi yang sudah sadar, ralat-sedikit sadar setelah mabuknya tadi. Gila! Tantangan itu sangat membuat kepalanya pening, tapi Aluna tidak suka menyerah. Ia sangat menyukai tantangan. Apapun game nya.
"Jangan melompat dari situ, kau tidak akan mati jika melompat dari sana. Ingat, kunci akses ke apart mu ada padaku. Tidak ada gunanya jika kau kabur dari sini. Tetaplah disini malam ini, aku akan pulang. Jaga dirimu, pagi nanti suruhan ku akan menjemputmu. Sekarang tidurlah, jika acara mabukmu sudah selesai." Aluna menoleh tak percaya
Ia tersenyum"kau bisa berbicara panjang lebar" gumamnya
"Apa maksudmu?"
"Kau. kau akhirnya bisa berbicara panjang lebar padaku" Aluna mengulanginya, ia berdiri berjalan mendekat kearah tempat Keenan berdiri. Keenan terlihat tak terusik, dengan tatapan datar tanpa perasaan. Ya, seperti biasa tatapan khusus untuknya.
"Masih ingat dengan hadiah yang akan kuberikan tadi siang?" Aluna bertanya dengan tatapan yang tulus ia tujukan, tatapan ingin bertamu dengan nyaman, tetapi kehadirannya membuat hatinya tak aman setiap faktanya.
"Sadar dulu, lalu memberi hadiah kepadaku" Keenan membalas
Aluna menggelengkan kepalanya, ia terkekeh mendengar balasan itu "justru karena aku tidak terlalu sadar saat ini, aku bisa memberikan hadiahnya kepadamu. Jika aku sehat maksimal, mungkin kau tidak akan mendapatkannya." Aluna berkomentar, tangannya sibuk melepas cincin dari jari manisnya. Ia kemudian meraih tangan Keenan.
"Selamat atas kelulusannya, tunangan. Setelah ini, jangan lupa merindukanku. Kuliah yang rajinlah dan cepat lulus. Mungkin kau sudah tau dan tidak asing bahwa aku menyayangimu. Tapi aku belum pernah menyatakan perasaan cintaku padamu. Sebelum semuanya meleber kemana mana, sebaiknya ini aku kembalikan" ia memberikan cincin itu kedalam genggaman Keenan, menatap tak rela. Namun hatinya lega.
"Aluna jangan aneh-aneh. Cepatlah cuci muka, dan istirahat. Bye"
"Sebentar" Aluna menahan tangan Keenan kuat
"Ini belum selesai. Kita belum selesai. Pertunangan ini belum selesai."
Aluna memilih berhenti, untuk game percintaan. Ia minta ampun untuk urusan hati, ia bukan jagonya dalam hal hal seperti ini. Hanya membuat sakit, jadi Aluna lebih baik mundur, kan?
Keenan mendengus.
"Setelah ini, aku tidak akan menemui mu untuk waktu yang lama. Kau senang? Ini hadiah dariku" Aluna berujar
Keenan membalik tubuhnya "bagaimana?"
"Aku sangat menyukaimu dan menyayangimu, kau tahu itu. Tapi menjadi pejuang cinta itu melelahkan. Apalagi berada di hubungan ini, seperti aku membeli pisau lalu menggoreskanya ke tanganku sendiri. Sangat sakit. Mengejar cintamu itu seperti aku mengejar angin yang tidak akan terkejar. Sangat tidak masuk akal. Seperti kau menyukaiku, itu tidak masuk akal. Maka dari itu aku ingin kau mencari kebahagiaan mu sendiri, pergilah temui orang yang kau cintai, mungkin bahagiamu berada di orang itu. Jika memang bahagia mu bukan aku, cincinnya sudah ada di tanganmu, tapi jika kau ingin mencoba denganku, kau bisa memakaikan kembali cincin itu pada jariku. Dengan alasan, bahagia dan cintaku masih sama, belum berpindah, Masih utuh pada dirimu. Aku ingin melepasmu..."
"Aluna, kau gila.."
"I'm."
The final chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNOYING FIANCE!
Teen FictionMenunggu sampai akhir hayat pun, bukan aku yang kau pilih. Namun untuk memperbaiki, aku masih menunggu kau mengucapkan maaf padaku.