Zeven

833 73 1
                                    


Nyam~

Jaehyun mengajak Haechan untuk makan malam romantis hari ini, semoga saja tidak ada yang menggangu sampai acara nya selesai, itu sih harapan Jaehyun.

Terkekeh melihat cara makan Haechan yang sangat menggemaskan, kepala nya yang bergetar jika membuka mulut, lalu mata berbinar merasakan sensasi rasa steak yang meluncur nikmat memanjakan lidah lapar nya, senyum puas saat suapan nya habis hingga kembali memotong daging berbumbu itu.

"Apa se enak itu??" Haechan mengangguk lucu.

Lagi-lagi Jaehyun terkekeh, ia sedikit mengangkat bokongnya lalu mencondong kedepan, mengusap bibir Haechan yang terdapat noda saus dari steak.

"Belepotan sayang, pelan-pelan saja eoh!! Hyung tidak minta" hanya di tanggapi cengiran lucu dari suami kecil nya, Jaehyun bahagia.

Iya, hanya melihat Haechan senang seperti saat di hadapan nya seperti ini saja, dia sangat bahagia, semoga sampai maut memisahkan mereka, Jaehyun selalu bisa membahagiakan Haechan.

"Eum, Hyung" Haechan menelan potongan daging yang masih berada di mulutnya, lalu melanjutkan pertanyaannya kepada sang suami.

"Setelah ini, kita kemana lagi, Hyung bilang kan kalau malam ini full jalan-jalan sampai aku lelah" Jaehyun mengangguk, membenarkan pertanyaan Haechan.

"Eoh, Haechan-ie mau kemana lagi memang??"

Haechan mempout kan bibir nya sambil mendongak sedikit, gemas overloat.

Jaehyun tidak tahan, kalau saja bukan di tempat umum, sudah pasti ia akan meng-hap Haechan, hihihi

"Taman, atau Timezone!!" Seru Haechan antusias, Jaehyun tergelak.

"Timezone??" Tanya Jaehyun heran, sebab dia tidak semuda itu lagi untuk bermain ke Timezone, tapi jika Haechan menginginkan!! Jaehyun akan menuruti nya.

"Wae?? Hyung tidak mau"

"Mau sayang, tentu Hyung akan kabulkan, kemana pun Haechan-ie nya Hyung mau" jawab nya gelagapan.

"Oke, sudah di putuskan!! Kita ke Timezone saja" ujar Haechan dengan senyum mengembang lebar, Jaehyun balas tersenyum dan mengusak surai Haechan.

°°°°°°

Jaehyun benar-benar membawa Haechan ke Timezone, Haechan berlarian memainkan apa saja yang ia lihat, Jaehyun sampai lelah sendiri melihat anak itu yang begitu aktif, ia jadi mengingat pesan ayah mertuanya saat ingin menikahi Haechan.

"Haechan itu anak sulung di keluarga kami, dia bersikap dewasa sesuai kodratnya, meskipun Haechan masih manja kadang-kadang tapi." Ayah Haechan menatap Jaehyun dengan pandangan tegas.
"Jangan melukai nya, ya!! Kalau kau sudah tidak mampu menuntun anak itu, kembali kan saja padaku dengan baik-baik, tidak perlu menyakiti nya, aku akan memeluk anakku dengan senang hati," senyum ayah Haechan terlukis, menepuk pundak Jaehyun pelan dan menghela nafas nya "sayangi dia seperti sebelumnya kau menganggap nya adik, kasihi dia dengan banyak cinta yang kau janjikan kepada ku, genggam dia erat kalau dia memberontak, luluhkan hati nya perlahan, kau akan mengerti bagaimana Haechan yang sebenarnya" Jaehyun menatap calon ayah mertua nya, ia ikut tersenyum hingga memunculkan cacat di kedua pipi nya yang membuat ia semakin tampan.

"Aku berjanji ayah, aku akan mencintai dan menjaga anakmu sampai aku tidak mampu, aku akan membuktikan janji ku" ayah Haechan tersenyum puas, kenapa anaknya tumbuh begitu cepat, hingga ia harus melepaskan Haechan untuk kebahagiaan anaknya itu, Jaehyun pemuda baik, keluarga nya terjamin, ibu Jaehyun pun begitu menyayangi Haechan, jadi dia tidak terlalu khawatir melepas anaknya yang dulu begitu ia banggakan karena Haechan tidak seperti anak lainnya.

Banyak sekali kenangan anak itu yang tidak mengenakan, sampai-sampai ayah Haechan tidak ingin mengingat itu jika saja waktu bisa ia hapus, anaknya spesial!! Sangat.

Jaehyun tersentak, kembali dari lamunannya ketika Haechan berteriak memanggil nya.

"Isshh, ayo Hyung" teriak anak itu lagi, jarak mereka sedikit berjauhan memang.

"Nee, Hyung datang sayang" Jaehyun menghampiri Haechan yang sudah siap dengan bola bowling yang akan ia lemparkan, ia memanggil Jaehyun karena ingin mengajak suami tampan nya itu bertanding.

"Yang kalah, traktir sebulan" Jaehyun mengkerut.

"Traktir??" Haechan mengangguk.

"Sebulan??" Kembali anggukan Haechan yang ia lihat.

"Kan uang ku sudah jadi hak kamu sayang" Haechan menepuk jidatnya.

"Astaga, aku lupa" cengir Haechan lagi.

"Oke lah, yang kalah kalau begitu,,,, bawa salah satu mobil Hyung" Jaehyun semakin terbahak dibuat nya.

"Oke-oke, terserah kamu aja" akhirnya mereka benar-benar menikmati kencan nya, sulit bagi kedua nya untuk benar-benar menyisihkan waktu.

Jika bukan Haechan yang tidak bisa, maka Jaehyun yang ada kesibukan lain, memang apa yang bisa di harapkan pasangan sesama idol, mereka sama-sama memiliki tanggung jawab.




































Pendek² aja udh, asal ngk stuck ide nya.

Semuncul nya ide langsung nulis, jadi mohon di pahami.

Yoroboun,,,, pleas dong fedback nya.

Cuma ⭐ doang apa susah nya sih?? 😔

{Just For You} 🍑❤️🐻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang