Happy Reading...
"CIA!!!" Aldan berteriak nyaring seiring dengan terjadinya penembakan itu.
Mata Cia melebar ketika peluru itu menusuk tepat ke jantungnya, sebelum dia kehilangan kesadarannya Cia langsung membuang pistol itu ke sembarang arah.
BRUK
Tubuh Cia ambruk ke lantai, Stevia yang melihatnya langsung panik, dia berusaha lari dari sana namun polisi datang menghadangnya.
"Angkat tangan!!" Para polisi menodongkan pistol nya ke arah Stevia.
Stevia melirik jendela yang ada di sampingnya dan tanpa berpikir panjang dia langsung loncat dari jendela itu.
Tanpa memikirkan keselamatannya sendiri Stevia lebih memilih mati dari pada harus menanggung semua kesalahannya.
Aldan berjalan lunglai menghampiri tubuh Cia yang sudah tergeletak tak berdaya dengan darah yang terus mengalir dari luka tembakan itu. Dia langsung memeluk tubuh Cia erat, "jangan tinggalin gue Cia, gue minta maaf," ucapnya dengan air mata yang menetes.
Cia memaksa kan tersenyum meski dengan keadaannya yang sudah sekarat.
Dengan sekuat tenaganya gadis itu memegang wajah Aldan, "ma-maafin aku yang se-selalu ngerepotin kamu," ucapnya terbata-bata.
Aldan menggelengkan kepalanya, "lo gak pernah ngerepotin gue Cia, bahkan gue yang selalu ngerepotin lo, gue bodoh Cia, gue brengsek."
"Tugas a-aku udah selesai a-al, sekarang aku ga-gak bisa ja-jagain kamu lagi, bahagia terus ya."
Ucapan Cia bagaikan sebuah belati yang menusuk hati Aldan, dia baru sadar jika selama ini dia salah karena sudah menyia-nyiakan ketulusan gadis itu.
"A-aku ngantuk ma-mau tidur aja hehe, aku ju-juga udah kangen sama papah, aku mau ketemu sama pa-papah," tutur Cia getir berhasil membuat Aldan semakin terisak.
"Lo gak boleh ngomong kayak gitu, Cia. Gue gak bisa hidup kalau gak ada lo."
Cia meletakkan jari telunjuknya di bibir Aldan, "kamu ha-harus tetep hidup, Al. Ka-kamu harus bisa ngejar kebahagiaan kamu," ucapnya tulus.
"Al, a-aku udah g-gak sanggup la-lagi, izinin aku pergi y-ya." Cia memandang Aldan dengan senyum tulus diwajahnya, gadis itu pun mulai menutup kedua matanya yang sudah semakin berat.
"Enggak Cia, jangan tutup mata lo, gue mohon, lo pasti bisa selamat, gue mohon Cia!!" tangisan Aldan semakin meraung-raung.
Terlambat semuanya sudah terlambat Cia gadis ceria yang selalu emosian itu sudah benar-benar terlelap dalam tidurnya.
"Cia please bangun, CIA!!!"
Aldan berteriak kencang setelah dia mengecek nadi Cia yang sudah berhenti.
"Lo gak boleh ninggalin gue Cia, gue gak punya siapa-siapa lagi, jangan kayak gini."
Aldan memeluk Cia erat dengan darah yang terus mengalir dari tubuh gadis itu.
"CIA GUE SAYANG SAMA lO!!" teriaknya menggelegar.
"Jangan ti-tinggalin gu-gue Cia," ucap Aldan sebelum kehilangan kesadarannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CIA End
Proză scurtăMenceritakan tentang seorang gadis yang menyukai sahabatnya sendiri. Fatricia Salsabila, gadis yang kerap di sapa Cia itu mencintai sahabatnya yang bernama Aldan Niskala, namun akankah kisah cintanya itu berakhir bahagia? Atau malah akan berakhir de...