chap 14

3.4K 115 12
                                    

**✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**

𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍

𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘


Ohm semakin mempercepat gerakannya. Nafas Nanon memburu, makin menjadi-jadi akibat ulah Ohm.

Nanon yang tidak siap menerima serangan Ohm secara tiba-tiba tidak bisa menahan suaranya lagi. la mengerang kuat dan melenguh panjang akibat aksi brutal Ohm dibawah sana. Tangan Nanon menarik kuat rambut Ohm tapi tidak berpengaruh apapun pada pria yang terus mempermainkan dirinya.

Ohm sangat menikmatinya. Nanon begitu manis dan memabukkan, membuatnya ingin memilikinya.

Nanon mengerang kuat saat ia mengalami pelepasannya. Ohm menatapnya dengan ekspresi puas. Pria itu mengecup puncak kepalanya singkat.

"Aku akan mengajarimu cara memuaskanku nanti. Sekarang pakai kembali pakaianmu, kau boleh pergi." katanya lembut. Nanon tertunduk malu. la mengenakan pakaiannya secepat mungkin dan berlari keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Ohm yang tersenyum puas.

"Sebentar lagi kau akan segera jatuh cinta padaku," gumam Ohm pada dirinya sendiri. la sangat bahagia, apalagi Nanon tidak tampak takut atas perlakuan mesumnya. Pria manis itu hanya malu, namun menikmati. Artinya, ia tidak bisa menolak kenikmatan yang Ohm berikan. Tidak lama lagi Ohm pasti bisa mendapatkan hatinya. la yakin sekali.

***

Saat Dian naik ke lantai enam, ia tak sengaja melihat Nanon keluar dari ruangan Ohm. Pria manis itu sangat terburu-buru, bahkan Dian melihat Nanon seperti memperbaiki pakaiannya. Otak wanita itu mulai berkeliaran. Ada sesuatu. Pasti ada yang terjadi di dalam sana. Dian masih ingat wajah Nanon. Itu adalah pria yang terus diperhatikan oleh Ohm ketika mereka rapat beberapa waktu lalu.

Tok tok tok...

la mengetuk pintu ruangan Ohm.

"Masuklah."

Ketika Dian masuk, Ohm sedang sibuk didepan laptopnya. Wanita itu terus mengamati bos perusahaan tempatnya bekerja ini. la beruntung bisa sedikit lebih dekat dengan Ohm karena mereka dari kampung yang sama, juga tetanggaan. SD sampai SMA mereka selalu satu sekolahan. Sampai Ohm mutusin kuliah diluar negeri, bikin perusahaan sendiri dan tinggal jauh dari orang tuanya, barulah ia jarang melihat laki-laki itu.

Namun tahun lalu dengan memanfaatkan mamanya Ohm, ia berhasil kerja di perusahaan ini dengan posisi manajer. Jabatan yang cukup tinggi. la sudah menyukai Ohm dari lama. Eh, pria itu malah menikah dengan pria lain. Karena memang Ohm tidak ada perasaan apa-apa terhadapnya. Dian sangat kecewa waktu itu. Mama pria itu tidak bisa bantu apa-apa lagi. Katanya itu pilihan putranya sendiri, ia tidak mau ikut campur apalagi putranya sudah dewasa. Tapi Dian masih yakin Ohm tidak menyukai pria yang dia nikahi. Sebaliknya, pria itu justru menyukai salah satu laki-laki kuliahan yang magang dikantor itu. Dian geram. Memangnya tak ada wanita atau pria lain apa? Kenapa harus 2 laki-laki ingusan itu?

"Ini daftar pengeluaran yang kau minta." ujar Dian meletakkan map ditangannya tadi ke atas meja Ohm.

"Terimakasih. Kau boleh pergi." kata Ohm menatapnya singkat lalu menyuruhnya pergi.

"Apa yang kau lakukan dengan laki-laki tadi?" Dian tidak mau terburu-buru pergi. la ingin tahu ada hubungan apa antara Ohm dan anak magang itu. Ohm kembali menatapnya.

"Laki-laki yang mana?"

"Yang barusan keluar. Penampilannya sedikit kacau, aku menduga terjadi sesuatu antara kalian."

"Bukan urusanmu." kata Ohm dingin.

"Ohm, aku hanya ingin kau tidak tertipu dengan wanita atau laki-laki yang hanya ingin memanfaatkan-mu. Aku sudah janji pada mamamu." sela Dian lagi-lagi membawa-bawa nama mama pria itu.

"Aku sama sekali tidak butuh kepedulianmu Dian. Aku tahu jelas wanita atau laki-laki seperti apa yang harus kuhindari. Karena terlalu banyak perempuan atau pria diluar sana yang terus mencari cara agar aku jatuh cinta pada mereka." Ohm menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya. la dengan sengaja menyindir Dian karena sudah muak dengan wanita itu yang terus membawa-bawa nama mamanya untuk kepentingan pribadinya.

Wanita itu lama-lama membuatnya muak.

"Keluarlah dari sini sekarang, masih banyak yang harus kukerjakan." suruhnya kemudian. Mau tak mau Dian berbalik keluar dengan wajah tidak puas. Dari dulu dirinya tidak pernah berhasil mendapatkan hati Ohm. Pria itu seolah membangun dinding yang sangat kokoh darinya.

Sialan. Dian membanting kakinya dan menggertakkan gigi. la sangat marah. Belum ada apapun yang berhasil ia capai semenjak kerja di perusahaan ini. Termasuk mendapatkan hati Ohm.

________________________________

"Jadi pak Ohm udah nikah? Ya, patah hati aku."

"Bener, kenapa laki-laki setampan bos kita nikahnya cepat banget gitu ya, bikin kecewa aja."

Itulah gosip yang Nanon dengar saat kembali ke ruang kerja. Yang bergosip adalah Chimon dan salah satu anak magang yang magang sama-sama dengan mereka.

"Nanon , kamu dari mana sih? Bu Laya nyariin kamu dari tadi tuh." seru Chimon begitu menyadari kehadiran Nanon.

"Aku ke toilet, tadi sakit perut." jelas Nanon.

"Oh pantes."

"Tapi keknya tadi aku liat kamu turun dari lantai enam deh." timpal anak magang satunya lagi. Namanya satang. Satang
ini tidak terlalu menyukai Nanon dari awal mulai magang. Itu sebabnya ia hanya sering berinteraksi dengan Chimon saja.

Nanon gelagapan. Mendengar ucapan Satang dia jadi gugup dan bingung mau beralasan apa lagi.

"Beneran kamu kelantai enam? Kenapa? Lantai itu kan lantai khusus milik bos kita. Emang kamu pergi keruangannya?" tanya Chimon. Nanon memutar otak, aduh... Kenapa otaknya jadi lelet begini sih.

"Saya yang suruh dia keruangan pak Ohm . Ada yang keberatan?" kata Laya tiba-tiba muncul dibelakang mereka. Semuanya terdiam. Dan Nanon langsung bernapas lega seketika. Dewi penolongnya akhirnya datang juga.

"Bagaimana perutmu, sudah baikan?" Laya menatap Nanon. Laki-laki manis itu mengangguk.

"Kalau begitu kembalilah bekerja." kata Laya lagi. Lalu Nanon kembali ke meja kerja miliknya. Dia berinisiatif bertanya ke karyawan tetap apa ada pekerjaan untuknya atau tidak. Pandangan Laya beralih ke Chimon dan satang.

"Kenapa masih di sini, memangnya kalian tidak ada kerja?" suara tegasnya yang lantang sontak membuat dua laki laki itu cepat-cepat beralih dari situ menuju meja mereka masing-masing. Satang sempat mencuri pandang ke Nanon dengan ekspresi tidak sukanya.

GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang