chap 34

2.5K 131 21
                                    

*✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**

𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍

𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘

Kejant*nan ohm berdenyut-denyut. la sudah tidak bisa menahan diri lagi. la menginginkan nanon. Menginginkan setiap jengkal dari tubuh pria manis itu menjadi miliknya. Nanon yang lugu, cantik, dan sekarang ini ohm. bisa merasakan pria manis itu pun sedang mode ingin disentuh. la bisa merasakan jantung pria manisnya berdegup-degup kencang.

Pria itu mencondongkan tubuh lalu mencium bibir nanon dengan lembut. Memagutnya sesuka hati, mencecap seluruh rasa manis dari bibir ranum itu. Gairah mengalir di sekujur tubuhnya ketika nanon menanggapi. Jantung ohm ikut berdetak kencang tanpa dia minta.

Ohm memperdalam ciumannya, menyelipkan lidah ke mulut nanon . la mendengar erangan nikmat yang lembut dari pria manis itu, yang sungguh membuatnya hilang kendali. la harus memiliki nanon hari ini, tidak ada yang bisa menghentikannya. Selagi nanon tidak dalam keadaan yang ingin menolak keinginannya, ohm akan menggunakan kesempatan ini. Menunjukkan bagaimana perkasanya dia.

Ohm menggeser bobotnya sampai ia menindih nanon di atas sofa. Tubuh lembut nanon terasa lunak di wajahnya. Dada pria manis itu menekan dadanya. Ohm mengarahkan ciuman ke telinga nanon, dan dengan lembut menggigit cup ing telinga pria manis itu. la tersenyum ketika nanon kembali mengerang.

"Ternyata kau juga menginginkanku, pria kecil." gumam ohm menghentikan kegiatannya sebentar. Nanon menelan salivanya. la mau bicara tapi telunjuk ohm menyentuh bibirnya, menghentikannya.

"Ssstt... Aku tahu kau mau bilang tidak. Tapi tubuhmu tidak bisa menolak. Dia sedang dalam mode ingin dibelai. Sekarang biarkan aku menghangatkannya." gumam pria itu serak.

Ohm menyusuri leher nanon dengan ciuman panas, memberikan jilatan dengan gerakan memutar dibagian situ. Kemudian menyingkap t-shirt merah nanon hingga tubuh bagian atas pria manis itu polos tanpa sehelai benang pun.

Pria itu menatap puncak dada nanon yang sudah tegak dan berwarna merah muda. Pucuknya sudah keras. la lalu memandangi reaksi pria manis itu yang malu-malu. Seakan baru pertama kali bagian itu dilihat oleh laki-laki. Ohm tersenyum tipis, ia sangat suka malu-malu kucing pria manis itu. Menambah rasa percaya dirinya untuk permainan selanjutnya.

Lalu ohm membelai lembut puncak dada nanon yang sudah tegang di antara jempol dan telunjuknya. Ohm memelintir pucuknya dengan lihai hingga satu desa h an lolos dari mulut nanon.

"Oh..." mata nanon.membesar karena gairah. Ohm mempermainkan dirinya dengan sangat amat menggoda dan tubuhnya menikmati. la tidak memungkirinya. Gerakan ohm memilin-milin bagian itu dengan sangat berpengalaman membuat nanon makin menggila.

"Kau menyukainya?"

Nanon tidak menjawab. la malu. Tapi ohm pasti sudah tahu jawabannya hanya dengan melihat ekspresi wajah pria manis itu.

Tanpa aba-aba ohm mengu I um puncak dada nanon, menghisapnya sampai pria manis itu menggelinjang dibawahnya. Gairah ohm mengalir deras ditubuhnya, mendesaknya untuk tidak berhenti. la sangat menikmati tubuh elok nanon.

Ohm menggerakkan tangannya ke bawah dengan perlahan sambil membelai setiap titik yang ia lewati. Berhenti sebentar di pusar nanon, bermain di bagian situ, hingga tangannya yang kekar menyusup masuk ke dalam jins hitam nanon, lalu menyentuh titik sensitif pria manis itu di dalam sana. Membelainya dengan lembut.

Nanon terkesiap. Kembali merasakan kenikmatan sentuhan kakak iparnya seperti sebelum-sebelumnya. Pria manis itu betul-betul sudah diluar kendali hingga membiarkan ohm melakukan apapun yang laki-laki itu mau pada tubuhnya. Dirinya sudah dipenuhi napsu yang sulit ia kendalikan. Apa lagi lawan mainnya yang begitu tampan dan berpengalaman.

"Kau sudah sangat basah di bawah sini, manis." gumam ohm dengan raut wajah yang sangat bergairah. Nanon menggigit bibirnya malu.

"Kita pindah ke kamar." kemudian dengan santainya ohm menggendong tubuh nanon, membawanya masuk ke dalam kamar laki-laki itu.

Kamar bernuansa abu-abu dan biru tua. Warna pilihan ohm yang menurut pria itu menenangkan. Sandaran kepala tempat tidurnya dekoratif dengan banyak elemen putih, membantu memantulkan cahaya di sekitar ruangan yang memiliki dinding abu-abu dan biru tua tersebut.

Ohm mendudukan nanon di pinggir tempat tidur, lalu membantu pria manis itu melucuti jinsnya. Meninggalkan celana da I am berwarna merah.

"Kita lakukan pemanasan dulu, sebelum masuk ke menu utama." gumam ohm menatap nanon intens.

Lalu sebelah tangan pria itu dia jalarkan ke paha dalam nanon. Nanon menegang, pria manis itu dilanda gugup dengan jantung berdebar-debar cepat.

"Tampaknya kau sangat malu, padahal aku sudah pernah melihat dan menyentuh bagian ini." ucap ohm lagi. Pria itu berlutut di depan nanon yang meng*ngkang lebar dihadapannya. Ohm menjilat bibirnya yang terasa kering karena melihat pemandangan menggiurkan ini.

"Relaks, kau akan suka," kata ohm pelan dan mulai menciumi paha nanon.

Jilatan lidah pada paha bagian dalamnya membuat nanon merintih, kedua tangannya yang memegangi lututnya yang bergetar. Kemudian celana dalmnya dilucuti oleh sang kakak ipar. Dengan sigap nanon merapatkan kedua kakinya. Biar bagaimanapun dia tetap malu.

"Tidak perlu malu manis, aku sudah pernah lihat sebelumnya." gumam ohm dengan kedua tangannya memegangi paha nanon, membantu pria manis itu membuka lebar kakinya agar ia bisa melihat ke bagian dalam paha, pada titik paling sensitif nanon yang sudah basah karna precum. Ohm puas.

"Kau sangat cantik," pujinya, kali ini menatap wajah nanon.

"Ahh..." nanon spontan mende sah begitu merasakan colekan tiba-tiba pada miliknya . Lalu telunjuk ohm keluar dari dalam lubang sempit itu, dan diganti dengan mengelus-elus lembut lubang surgawi nanon.

"Ahh..." pria manis itu mende sah untuk yang kedua kalinya.

Dan ketika tangan ohm diganti dengan lidahnya menyentuh bagian itu, nanon terkesiap kaget. Rasanya luar biasa enak.

"Ouch ... kak..." rintih nanon refleks menekan kuat kepala ohm.

Lidah pria itu makin cepat menusuk-nusuk ujung bagian intim nanon, lalu menyesapnya kuat-kuat. Pria itu mengulanginya berkali-kali, bahkan menggigit-gigit ujung milik nanon hingga pria manis itu mengerang keras, tidak kuat lagi menahan segala kenikmatan yang ohm berikan padanya.

"Sshh..." nanon mengangkat pinggulnya. Tubuhnya rebah ke tempat tidur, tangannya meremas erat spray ranjang.

"Aahhhh..." seketika cairan kental keluar dari milik nanon.

Di sela pria manis itu menikmati pelepasannya, ohm berdiri dan mulai melucuti seluruh pakaian yang masih ia kenakan. Matanya tak lepas dari nanon. Kini keduanya sama-sama tel a njang bulat. Ohm naik ke atas kasur, miliknya yang perkasa sudah tidak sabar untuk memasuki pria manis itu.

"Boleh?" Walau miliknya sudah sangat gatal untuk segera memasuki lubang nanon, pria itu tetap bertanya dulu.

Nanon menatap kakak iparnya, pria itu memegangi miliknya yang sudah siap, tinggal menunggu jawaban nanon.

Benda itu sangat besar, lebih besar dari miliknya batin nanon.

"Ta ... tapi bisa masukkan kak?" pria manis itu ragu-ragu dan sedikit takut.

Ohm terkekeh.

"Ayo kita coba,"

GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang