chap44

2K 115 7
                                    

**✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**

𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍

𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘


Sampai rumah, ohm membimbing nanon menuju kamar pria manis itu. Pembantu yang ia sewa untuk menemani nanon kurang lebih seminggu ini masih ada. Sebenarnya ohm telah menyuruh pembantu itu kembali bekerja di perkebunannya, karena awalnya wanita tua tersebut bekerja di perkebunan miliknya yang ada di pinggiran kota. Tapi karena nanon tiba-tiba bermasalah dengan lambungnya dan lengso belum pulang-pulang juga, ohm menyuruh wanita tua itu datang lagi, memasak makanan yang sehat buat calon istrinya yang asli.

"Bi, nanti siang aku ingin bibi buatkan makanan khusus buat orang yang baru habis sakit lambung. Nanon belum bisa makan makanan yang keras-keras, jadi aku ingin bi Rina memasak makanan yang tekstur-nya lunak, jangan lupa perbanyak sayur dan ikan tanpa lemak." ujar ohm ketika berpapasan dengan bi Rina yang tengah menyapu diruang tamu.

Baru mendengar pria itu bicara panjang lebar mengatur makanan seperti apa yang harus di masak bi Rina saja, nanon sudah lelah. Perbanyak sayur? Ya ampun, dia paling bermusuhan dengan yang namanya sayur. Tapi tidak berani bilang ke kakak iparnya kalau dia keberatan.

"Baik tuan," bi Rina menyahut. Matanya berhenti di nanon. "Tuan udah sehat?" tanyanya. Nanon mengangguk. Kak ohm saja yang berlebihan memperlakukannya seperti orang sakit. Padahal ia sudah pulih total.

Nanon ingin sekali ke kampus karena hari ini dikampus ada acara pensi, bintang tamunya beberapa penyanyi terkenal Thailand yang tengah naik daun, sayang sekali ia harus membatalkan niatnya karena kak ohm tidak mengijinkannya keluar hari ini. Sama sekali tidak bisa. Nggak asyik.

"Ayo ke atas." ucap ohm, kembali membimbing pria manis itu ke lantai dua.

"Aku mandi dulu, kau istirahat sebentar, nanti aku bangunkan kalau sudah mau makan siang." kata pria itu lagi. Nanon menganggukkan kepala, tidak banyak bicara karena dirinya memang masih mengantuk. Mungkin pengaruh obat yang disuntikan dokter rumah sakit tadi pagi.

Setelah ohm keluar dari kamarnya, pria manis itu bersiap-siap untuk tidur. Hampir saja ia ketiduran, namun ketukan dari luar pintu kamar membuatnya terjaga. Ia membuka mata.

Siapa?

Tidak mungkin kakak iparnya.

"Bi Rina?" hanya itu yang paling masuk akal.

"Iya tuan, ini bibi." sahut bi Rina dari luar. Nanon bangun dan mengganti posisi yang tadinya tidur kini duduk.

"Masuk aja bi, nggak dikunci." serunya dari dalam.

Begitu pintu terbuka ia menatap bi Rina.

"Kenapa bi?" tanyanya.

"Gini tuan, tadi waktu bibi beresin kamarnya tuan Ohm dompet bibi ketinggalan. Bibi mau ke pasar buat belanja bahan makan, tapi bibi nggak enak gangguin tuan ohm, bibi takut kena marah. Tuan bisa bantuin ambil dompetnya bibi nggak?" ujar bi Rina. Wanita paruh baya itu tahu kalau ohm paling tidak suka diganggu saat ia sedang berada dikamarnya. la lihat majikannya itu sangat lembut pada nanon, jadi ia berpikir kalau nanon yang mengetuk, pria itu tidak akan keberatan.

"Gimana tuan, bisa bantu bibi nggak?" tanyanya lagi.

Nanon berpikir sebentar, kemudian turun dari kasurnya.

"Ya udah. Dompetnya bibi taroh di sebelah mana?"

"Di atas meja non." sambil mengangguk nanon melangkah keluar kamar, berhenti di depan kamar ohm dan mengetuk. Belum ada jawaban.

Nanon mengetuk lagi namun kak iparnya sepertinya tidak dengar. Pria manis itu menatap bi Mina,

"Mungkin kak ohmnya lagi mandi bi. Aku akan coba buka pintunya." ucapnya. Kemudian membuka pintu kamar ohm.

Lelaki itu memang tidak ada dalam ruangan saat ia masuk. Tapi ada bunyi-bunyi air dari arah kamar mandinya. Dia benar, pria itu memang sedang mandi. Nanon pun melangkah masuk ke dalam dan mengambil dompet bi Rina di atas meja.

"Ini bi dompetnya," ia memberikan dompet ditangannya ke bi Rina.

"Makasih tuan."

"Sama-sama bi."

"Kalo gitu bibi turun dulu ya."

Nanon mengangguk, ia masih melihat bi Rina sampai perempuan paruh baya itu menghilang dari balik tangga. Ketika ia hendak balik ke kamarnya, seseorang tiba-tiba menarik pinggangnya dan mengangkat tubuhnya. Menggendongnya ala koala.

"Kak ohm turunin aku..." ucap nanon pelan. Tentu saja ia tahu siapa pelaku yang menggendongnya. Nanon berusaha turun, takut bi Rina akan mendengar mereka kalau ia bersuara keras. Apalagi mereka masih berada di depan pintu. Tak menghiraukan nanon, ohm malah membawanya masuk ke dalam kamar. Masih dengan posisi yang sama.

Kedua kaki nanon melingkar di pinggang pria itu. Tangannya ikut melingkar di leher ohm karena takut jatuh. Posisi seperti ini adalah posisi yang sangat intens, biasanya hanya dilakukan oleh pasangan kekasih. Tangan kekar nanon menopang berat tubuhnya.

Nanon menelan ludah begitu menyadari pria itu hanya mengenakan handuk yang terlilit dipinggangnya. Seperti di awal pertama kali ia masuk diam-diam dalam kamar ini. Oh astaga, tubuh lelaki ini sangat sexy. Kak ohm pasti rajin sekali olahraga untuk mendapatkan tubuh seindah ini.

"Kenapa belum tidur, aku menyuruhmu tidur kan tadi, hm?" pria itu bergumam di depan wajah nanon. Napasnya wangi mint. Apalagi ia baru habis mandi. Rambutnya masih basah, menambah kesan laki-laki sexy pujaan banyak wanita/pria. Nanon berusaha turun tapi ohm menopang kuat tubuhnya hingga ia tidak bisa bergerak sembarangan.

Laki-laki itu melangkah ke dekat kasur dan duduk di sana. Nanon masih di atasnya, kini duduk di pangkuannya, masih dengan kedua kaki yang melilit pinggang pria itu.

"Apakah secepat itu kau sudah merindukanku?" sebelah tangan ohm terangkat membelai wajah halus nanon.

"Ta.. tadi aku mengetuk-ngetuk pintu tapi kak ohm lagi mandi, jadi aku masuk saja untuk mengambil dompet bi Rina yang ketinggalan dalam kamar kakak. Bi Rina minta tolong padaku karena takut mengganggu kakak." ucap nanon menjelaskan. Sesekali ia menutup mata akibat belaian ohm di wajahnya yang membuatnya kegelian.

"Oh, rupanya aku harus berterimakasih ke bi Rina karena secara tidak langsung sudah menolongku. Aku terus menahan diri sejak tadi untuk tidak menyentuhmu dulu. Tapi kau tiba-tiba datang. Membuat hasratku bangkit lagi." gumam pria itu parau.

Dia paling suka berduaan begini dengan pria manisnya. Karena banyak yang bisa mereka lakukan. Tentu untuk bersenang-senang. Namun ohm bersenang-senang dengan nanon bukan hanya sekadar bermain-main. Dia sangat amat serius.

"Kau merasakannya?" tanya pria itu lagi. Tangannya berhenti bergerak di wajah nanon dan menatap pria manis itu dengan tatapan horny.

Merasakan apa? Nanon tidak mengerti. la menatap pria itu lama mencoba mengartikan apa maksudnya. Sesaat kemudian ia merasakan keja n tanan kakak iparnya sudah mengeras di perutnya, dan terus mendesak dari balik handuk.

Nanon mengerti sekarang.

Dasar pawat mesumm😭😭
Kasian bayiku pawat, dia baru sembuhh lochh😭😭

GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang