chap 42

1.7K 108 7
                                    

**✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**

𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍

𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘

Bangkok, Thailand

Nanon membuka kedua matanya dengan perlahan saat ia merasakan seseorang membelai pahanya dengan gerakan lembut. Siapa yang mengganggu tidur siangnya sih.

"Kak ohm?" gumamnya kuat. Sedikit kaget bercampur senang. Senang? la senang melihat laki-laki itu pulang? Harusnya kan tidak. Karena ia tahu berada di dekat seorang ohm harus siap lahir batin. Laki-laki yang delapan tahun lebih tua darinya ini bisa menggempurnya kapan saja ia mau.

"Kakak sudah pulang?" pandangan nanon berpindah ke dapur. la ingat ada pembantu sewaan kakak iparnya yang memasak di sana tadi. Tapi sekarang sudah tidak ada. Apakah sudah pulang?

"Kenapa tidur di sini?" bukannya menjawab, pria itu malah balik bertanya.

"Tadi aku nonton tv, nggak sadar udah ketiduran." sahut pria manis itu seadanya.

"Lalu kenapa wajahmu kusut begitu? Seperti orang yang banyak pikiran. Ada masalah?" ohm mengelus lembut kening nanon. Padahal dia yang harusnya kelelahan, tapi malah pria manis ini yang lebih mengkhawatirkan.

"Nggak, mungkin karena baru bangun tidur."

"Kau yakin?

"Mm."

Ohm menatap nanon lekat-lekat. Mungkin benar, dia saja yang terlalu berpikir berlebihan.

"Aku sangat lelah." nanon menoleh ke ohm yang tiba-tiba merebahkan kepalanya di atas pangkuan pria manis itu, kemudian menatap ke arah bantal sofa yang baru saja pria itu lemparkan begitu saja di lantai.

"Jangan begini kak. Nanti ada yang lihat." nanon mendorong ohm tapi pria itu malah membenamkan kepalanya kuat-kuat di paha nanon.

"Sssttt ... tidak ada siapa-siapa di sini." gumam pria itu.

"Tapi tadi ada bibi di ..."

"Aku sudah menyuruhnya pulang."

"Kalau kakak lelah, istrihat di kamar aja. Aku pengen mandi."

ucapan nanon sontak mengundang pikiran iblis ohm. la menatap nanon.

"Mau mandi bersama?" tawarnya dengan senyum menggoda. Nanon sukses melotot lebar.

"Jangan harap!" pria itu mendorong kuat kepala ohm dan cepat-cepat kabur ke lantai dua. Ohm tertawa.

"Apa yang perlu ditakutkan sih." gumam laki-laki itu lalu kembali merebahkan dirinya di sofa. la sudah terlalu capek, tidak ada kekuatan lagi untuk bermain-main. Nanti saja, nanon juga tidak akan lari.

***

Kira-kira pukul tujuh malam ohm terbangun dari tidurnya. Pria itu merasa penampilannya sudah sangat kusut, jadi ia memutuskan mandi sebelum menemui nanon. la ingin selalu wangi tiap kali berdekatan dengan pria manis itu. Karena ia mau nanon mengenali baunya, seperti dirinya yang sudah mengenali bau khas pria manis itu.

Ketika memasuki kamarnya, pria itu memandang ke rak buku sebentar. Masih rapi seperti sebelum ia ke luar kota, tidak ada tanda-tanda ada orang yang memasuki kamar itu dan menyentuh barang-barangnya. Tampaknya nanon belum jadi meminjam bukunya. Pria itu mengedikan bahu
kemudian melepaskan seluruh pakaian dan masuk
ke kamar mandi.

Habis mandi ohm siap-siap ke kamar pria manisnya. la sangat kangen dengan pria manis tu. Wajarlah. Sudah lebih dari seminggu mereka tidak ketemu. Apalagi lengso lagi ke luar negeri. Tidak akan ada gangguan beberapa hari ini. Pria itu tersenyum senang.

Saat tiba didepan kamar nanon, ohm menghentikan langkahnya sebentar. la mendengar suara muntah-muntah. Nanon muntah? Raut wajahnya berubah khawatir, dengan langkah sigap ia mendorong pintu di depannya dan berlari ke kamar mandi.

"Kau kenapa?" pria itu sudah berdiri dibelakang nanon. Tangannya mengusap-usap punggung belakang pria manis itu. Nanon masih terus muntah di wastafel. Sebelah tangan ohm membantu memegangi rambut panjangnya yang terurai.

Wajahnya pucat pasi, makin menambah kekhawatiran ohm. Pria itu membimbingnya duduk di ranjang, lalu berlutut di depan pria manis itu sambil mengusap-usap telapak tangannya lembut.

"Sudah enakan?" ia bertanya. Nanon menggeleng. Perutnya terasa sangat sakit, ia masih mual. Tenaganya hampir habis. Melihat pria manisnya yang tidak berdaya, ohm mulai panik.

"Tunggu di sini sebentar," pria itu berlari secepat kilat ke kamarnya untuk mengambil hape. Tak sampai satu menit ia sudah berada di kamar nanon lagi. Duduk disamping pria manis itu seraya menyandarkan kepala nanon dibahunya.

Aku akan telpon dokter pribadiku." ujar ohm. la menekan nomor dokter pribadinya tapi sialnya tidak aktif. Pria itu menarik napas gusar. Nanon masih sangat kesakitan, ia bisa lihat sudut mata nanon mengeluarkan air.

"Ayo ke rumah sakit sekarang." tidak ada pilihan lain. la takut terjadi apa-apa pada nanon. Pria itu menggendong nanon dan melangkah cepat keluar. Kepanikannya makin bertambah. Ya ampun, ia belum pernah sepanik ini sebelumnya.

"Tahan sayang, kita akan segera sampai." gumamnya.

Kira-kira sepuluh menit kemudian mereka sampai di rumah sakit terdekat. Ohm kembali menggendong nanon sambil berlari cepat ke dalam gedung besar itu.

"DOKTER!" teriaknya menggelegar dan panik, sampai-sampai orang-orang di koridor menatapnya heran.

Begitu mendengar teriakan kencang pria itu, dua orang perawat langsung datang sambil mendorong brankar,

"Letakan dia di sini." kata salah seorang perawat. Ohm membaringkan nanon dengan amat berhati-hati lalu membantu kedua perawat itu membawa nanon ke IGD. Tak lama kemudian seorang laki-laki berusia tiga pulu-an dengan pakaian dokter datang memeriksa nanon.

Dokter tersebut memeriksa nanon dengan sikap tenang. Lalu memerintahkan salah seorang suster memasangkan infus lalu menyuntiknya dengan beberapa jenis obat, entah obat apa itu. Setelah itu, nanon mulai merasa lebih membaik. Perutnya tidak sesakit tadi lagi, dan ia sudah tidak merasa mual.

"Kenapa dengannya, apa dia hamil?" ohm bertanya dengan antusias, sontak nanon melotot lebar dan merasa malu sekali didepan dokter dan para perawat di situ. Astaga, mau taruh di mana mukanya? Lebih baik tadi dia pingsan saja daripada malu mendengar pertanyaan dari kakak iparnya.

Nanon tahu orang-orang di situ sedang menahan senyum mereka, pasti merasa lucu. Lagian tidak mungkin kan dia ada gejala hamil, kan baru lewat seminggu sejak ia berhubungan badan dengan lelaki itu. Ada-ada saja.

"Dia bukan hamil. Lambungnya yang bermasalah. Kemungkinan besar makanan yang masuk ke dalam tubuhnya tidak higienis. Kalau boleh tahu apa saja yang kau makan hari ini?" kata dokter yang memeriksanya, sekaligus bertanya.

Nanon menatap sang dokter, lalu menatap ohm. la sadar sekali beberapa hari terakhir ini dirinya sering makan makanan pinggiran jalan yang pedas-pedas. Sampai tadi siang dia masih mampir makan baso tusuk pedas. Tapi nanon takut bilang jujur, ia takut kak ohm akan mengomelinya dari A sampai Z.

"Apa yang kamu makan selama aku tidak ada di rumah, pria kecil, hm?" ohm menatapnya tajam. la langsung tahu begitu melihat ekspresi nanon saat menatapnya. Masih hening, sesaat kemudian nanon dengan terpaksa menjawab.

"Hanya baso tusuk, hehe ..." pria manis itu menyengir lebar. Perawat dan dokter yang masih di situ ikut tersenyum. Lucu juga pasien baru mereka dengan pasangannya ini.

GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang