**✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**
𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍
𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘
Setelah hampir setengah jam menunggu dengan harap-harap cemas, ohm akhirnya melihat Nanon keluar dari ruang pemeriksaan. Lelaki itu berdiri begitu melihat Nanon.
"Bagaimana? Dokter bilang apa?" Ohm sedikit cemas melihat raut wajah Nanon. Laki laki manis itu menekuk wajahnya. Bagaimana Ohm tidak khawatir coba. la menangkup wajah kekasihnya, membuat Nanon menengadah menatapnya.
"Dokter bilang apa, hm?" ia bertanya sekali lagi.
"Kata dokter aku hamil," ucap Nanon pelan di ikuti dengan senyum lebarnya.
Ohm terdiam mematung. Apakah dia salah dengar? la harus bertanya sekali lagi.
"Aku hamil kak Ohm." kali ini suara Nanon lebih kuat.
Masih hening sesaat, kemudian Nanon merasa tubuhnya melayang.
"Ahh..." Ohm mengangkat laki-laki manis itu tinggi-tinggi dan berputar-putar di tempat untuk mengekspresikan betapa senangnya dia mendengar kehamilan Nanon.
"Yeah! Aku akan segera menjadi ayah. Aku akan segera menjadi ayah!" pria itu berseru senang. Beberapa orang yang melewati tempat itu sampai-sampai menatap aneh ke mereka. Nanon jadi malu.
"Turunkan aku kak Ohm, aku malu diliatin orang." katanya.
Ohm menurut. la menurunkan Nanon lalu menciumi seluruh bagian wajah Laki-laki manisnya. Salah, Nanon lebih cocok di bilang calon suami kecilnya. Tindakan Ohm itu malah membuat Nanon tambah malu. Tapi mau bagaimana lagi, lelaki itu hanya mengekspresikan rasa senangnya. Bahagia sekali Nanon melihat pria itu yang sangat senang dengan berita kehamilannya.
"Ayo ke kantor catatan sipil, kita daftarkan pernikahan kita hari ini juga." kata Ohm kemudian. Tangannya menggapai pergelangan tangan Nanon, menariknya keluar dari sana.
Mata Nanon membulat lebar. Tentu kaget mendengar kalimat yang dilontarkan Ohm.
"Tapi mama, papa gimana? Mereka belum tahu kak."
"Nanti aku telpon. Setelah dari catatan sipil kita langsung temui mereka. Membicarakan pesta pernikahannya bagaimana."
"Tapi ..."
Karena Nanon masih ragu, Ohm berhenti sebentar dan berbalik menghadapnya. Lelaki itu meletakan tangan sebelahnya yang bebas di atas kepala Nanon.
"Kamu sudah hamil anakku, Nanon. Tidak bisa di tunda lagi. Aku mau hari ini kita resmi jadi pasangan suami. Kamu mau kan?"
Seakan terhipnotis dengan suara lembut pria itu, Nanon mengangguk. Ohm tersenyum kemudian menarik kembali Nanon, membantunya masuk ke dalam mobil.
Pria itu menelpon Laya dan meminta wanita itu mengurus semua urusan kantor ini karena hari ini ia tidak bisa datang. Seharian ini dia akan sibuk dengan mengurus kehidupan pribadinya bersama Nanon. Kenapa harus Laya dan bukan Blue?
Karena Blue akan dia suruh datang ke kantor Capil bersama Lengso untuk menjadi saksi nikah dia dan Nanon. Kedua sahabatnya itu jelas kaget, tapi mereka tetap datang.
Ohm punya segalanya dan memiliki banyak relasi. Bahkan petinggi di capil kenal baik dengannya. Terbukti dalam waktu singkat, urusan di kantor tersebut selesai. Kini dia dan Nanon sudah resmi menjadi pasangan suami secara hukum. Ohm bernapas lega, ia memeluk erat Nanon.
"Katakan, kenapa buru-buru mendaftarkan pernikahan kalian?" Lengso bersedekap dada di depan pasangan baru tersebut sambil menyipitkan mata.
"Karena sekarang dia sedang hamil anakku." sahut Ohm dengan bangganya. Lengso melotot lebar.
"Hamil?!" kakaknya Nanon itu menatap adiknya. Nanon menunduk malu.
"Papa dan mama sudah tahu?" Lengso bertanya. Karena tadi ia dengar Ohm sudah menelpon mereka dan meminta persetujuan mereka mendaftarkan pernikahannya dengan Nanon. la tidak tahu apakah pria itu cerita tentang kehamilan Nanon juga atau belum.
"Sudah." Ohm yang menjawab.
"Reaksi mereka?"
"Kita berdua disuruh langsung menghadap mereka begitu urusan dikantor ini selesai."
Lengso mengangguk-angguk. la masih tidak percaya dengan semua hal yang mendadak terjadi ini. Semuanya tidak ada dalam bayangannya, dan itu rasanya aneh. Belum lagi hubungannya dengan Blue.
Lengso melirik Blue. Pria itu sedang menatapnya juga. Malah Lengso yang jadi salah tingkah karena tatapannya. la ingat pengakuan pria itu tadi pagi, dan itu membuatnya canggung.
"Habis ini kak Lengso mau kembali ke kantor papa?" tanya Nanon. Lengso mengangguk.
"Bagaimana rapat tadi?" giliran Ohm yang bertanya menatap Blue.
"Semuanya lancar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan." sahut Blue. "Sudahlah, jangan pikirkan soal pekerjaan dulu. Bukankah kalian berdua harus pergi menghadap orang tua?" pria itu mengingatkan. Ohm melirik arlojinya lalu menatap Blue lagi.
"Kalau begitu kami pergi dulu. Terimakasih untuk bantuan kalian tadi." ujarnya pamit. Kemudian meraih pergelangan tangan Nanon, membimbingnya masuk ke mobil mahal pria itu. Meninggalkan Lengso dan blue yang masih berdiri melihat kepergian mereka.
Tak ada satupun di antara kedua orang itu yang bicara. Lengso kembali merasa canggung. Begitupun Blue. Lengso berdeham kemudian.
"A ... Aku juga harus balik ke kantor, " gumamnya, melirik Blue. Habis berkata begitu laki-laki manis itu cepat-cepat berbalik untuk meninggalkan Blue, tapi Blue dengan sigap meraih pergelangan tangannya hingga langkahnya terhenti.
Lengso menatap Blue. la hampir tidak kuat menatap pemilik mata hitam pekat itu. la benci seperti ini. Benci karena tiap kali melihat Blue sekarang, jantungnya tidak mau berkompromi.
"Kau tidak lupa sebentar malam kan?" pria itu mengingatkan. Lengso berpikir dulu, lalu menjawab Blue.
"Tunggu saja. Aku datang atau tidak terserah aku." laki-laki manis itu sengaja ingin membuat Blue dilema. Entah kenapa dia suka menggoda pria itu. Lihat sekarang, pria itu seperti agak jengkel dengan jawaban yang keluar dari mulutnya.
Blue mendekatkan wajah ke Lengso lalu berbisik pelan di wajah Laki-laki manis itu.
"Sebaiknya kau datang. Kalau tidak, aku sendiri yang akan mendatangimu nanti." pria itu tak mau kalah. la tahu Lengso memang sengaja mau bermain-main dengannya. Jadi, ia juga akan meladeni permainannya.
"Siapkan dirimu baik-baik, sebentar malam akan menjadi malam yang sangat panjang untuk kita berdua." Blue mengedipkan sebelah matanya ke Lengso dan melangkah meninggalkan laki-laki manis itu. Lengso tertawa. Sungguh aneh, ia tidak pernah berpikir hubungannya dengan Blue yang dia anggap sahabat baiknya akan berkembang sejauh ini. Dan Blue sendiri ...
Ya ampun, pria itu sudah menyukainya dari lama. Kenapa dia tidak sadar sama sekali? Padahal mereka selalu bertemu. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, Blue memang selalu mengutamakan dia kalau ada apa-apa. Dia saja yang buta, tidak melihat pria itu. Tidak menyadarinya sama sekali.
Sawadde kha tukhun
Jadi ini anaknya Ohm Nanon nanti cwe apa cwo nihh???
Trus Namanya siapa???
Ayoo kasihh sarannya
Kalo kalian pilih cwo kasih 2 saran nama nanti yang like coment nya paling banyak itu yang bakal aku pilih.
Dan kalo cwe sama juga kaya yang cwo ya
Ayoo guys 😌😌😌
Kasihh sarannya ya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]
FanfictionNanon, adik dari Lengso dan adik ipar dari Ohm Pawat. Ohm Pawat yang jatuh cinta pada adik iparnya dan ingin menikahinya, ohm Pawat mulai menggoda adik iparnya Nanon, namun Nanon menjauhi sang kakak ipar karna ia tahu kalau Ohm Pawat adalah suami ka...