chap18

3K 119 19
                                    


**✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**

𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍

𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘


"Tumben kamu ikutan kegiatan begitu. Kamu kan paling nggak suka sama kegiatan bagi-bagi bansos begitu. Kok bisa ikutan sekarang?" Lengso melirik adiknya. Hari ini sabtu, laki-laki manis itu nggak masuk kerja, begitupun dengan Nanon, termasuk Ohm juga. Hari sabtu adalah waktu libur bagi kebanyakan pekerja dan anak sekolah. Jadi banyak yang menggunakan hari itu untuk melakukan kegiatan yang mereka suka.

Lengso dan Nanon sekarang sedang duduk bersama diruang santai, sedang Ohm , sejak tadi pria itu duduk di meja bar yang ada di dapur nggak jauh dari ruang santai.

Entah apa yang lelaki itu buat di sana. Kayaknya minum kopi. Nanon mencuri-curi pandang ke sang kakak ipar sesekali. Sejak kejadian beberapa hari lalu, pria itu belum mengganggunya sampai sekarang. Bahkan bicara pun nggak. Mungkin karena pria itu sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Apakah Nanon sedih? Jawabannya tentu saja tidak. la malah senang karena ia bisa santai tanpa ada yang mengganggunya lagi. Mungkin saja kak Ohm sekarang sudah bosan padanya dan telah mendapatkan perempuan atau laki-laki lain untuk bersenang-senang. Kalau benar begitu, Nanon bisa bernapas lega karena akhirnya bisa bebas dari sih laki-laki mesum itu.

"Non, Nanon, hei... Kok bengong sih? Kamu lagi mikirin apa?" tangan Lengso melambai-lambai didepan wajah Nanon, keheranan karena adiknya senyum-senyum sendiri.

"Ng... Nggak kak. Kakak bilang apa tadi?" balas Nanon menatap kakaknya.

"Kakak nanya kenapa kamu tiba-tiba pengen ikutan teman-teman kamu bagi-bagi bansos."

"Oh itu ... Temen aku yang maksa. Aku juga nggak enak nolaknya. Ya udah terima aja. Sesekali kan nggak apa-apa." jelas Nanon. Lengso mengangguk mengerti.

"Jadi begitu, kakak pikir inisiatif kamu sendiri." ujarnya. Nanon tertawa kecil.

"Nggak mungkinlah, kak Leng kan yang paling tahu aku nggak suka ikut kegiatan kayak begitu."

Lengso manggut-manggut.

"Jam berapa kamu pergi?"

"Jam sebelas. Bentar lagi aku siap-siap."

"Ada yang jemput nggak?"

"Ng... Nggak kak. Kita semuanya janjiannya ketemuan langsung di panti asuhan. Entar aku naik taksi online aja. Oh iya, dua hari ini aku mau pulang ke rumah dulu. Udah kangen kamar aku soalnya, bisa kan kak?"

Perkataan Nanon sontak membuat Ohm membalikan badan. la menatap punggung Nanon. Laki-laki itu sedang membelakanginya makanya tidak lihat kalau pria itu sedang memandanginya. Hanya Lengso yang lihat. Lengso tahu suami kontraknya tersebut mungkin tidak setuju. Raut wajahnya menegaskan hal itu.

"Nanti aja pulang ke rumah. Kan papa sama mama lagi ke luar kota. Di sini aja dulu sayang. Apalagi kamu kan paling takut sendirian di rumah." pungkas lengso. Untung dia ingat papa mama mereka memang lagi ada bisnis diluar kota. Lengso melirik Ohm dengan ekspresi seperti mengatakan, kau puas sekarang? Dan wajah pria itu tampak puas lalu berbalik lagi menyesap kopinya. Lengso memutar bola matanya malas. Untung tuh cowok memiliki segalanya yang menguntungkan keluarganya, kalau tidak, mana mau Lengso membiarkan adiknya bersama laki-laki dingin itu.

"Papa mama pergi ke luar kota? Kok mama nggak bilang-bilang sih? Padahal aku udah kangen banget mau ketemu mereka." Nanon mengerucutkan bibirnya. Nggak jadi juga deh dia pulang buat menghindari sih kakak ipar.

"Udah nggak usah sedih. Kan ada kakak di sini. Kamu mandi gih siap-siap. Nanti terlambat lagi. Biar Ohm aja yang anterin kamu sebentar."

"Hah?! Nggak perlu, aku bisa sendiri kok!"

Nanon berseru kuat. Lengso sampai kaget. Sedang Ohm menyeringai. Perlawanan kayak begini nih yang makin membuatnya senang bermain-main dengan laki-laki manis itu.

"Kenapa, apa kau setakut itu pada kakak iparmu?" pria itu keluar dari dapur dan berjalan ke ruang santai, duduk tepat dihadapan lengso dan Nanon. Kakak beradik itu sama-sama cantik. Tapi tentu Nanon adalah yang paling cantik dimata Ohm. Tiap kali melihat Nanon, pria itu sangat ingin memakannya. la selalu bergairah.

Nanon berubah gugup.

"Ng... Nggak kok kak. Aku nggak pengen ngerepotin, itu doang." balasnya dengan senyum paksa. Lagi, lagi-lagi pria itu menatapnya begitu. Memangnya dia nggak sadar apa di sini ada kak Lengso. Bagaimana kalau kak Lengso curiga. Nanon sangat takut ketahuan kakaknya kalau dia berani bermain api dengan kakak iparnya dibelakang laki-laki itu.

"Nggak ngerepotin kok. Kakak malah senang kamu ada yang jagain. Kakaknya cuman percaya sama Ohm." kata lengso.

Aduh, padahal laki-laki itu yang paling nggak bisa di percaya. Nanon ingin membuka suaranya lagi, mengatakan keberatannya, tapi ketika tatapannya bertemu dengan mata indah Ohm yang sarat akan ancaman, laki-laki manis itu langsung bungkam. la pasrah.

"Ka... Kalau begitu Nanon siap-siap dulu kak," hanya kalimat itu akhirnya yang keluar dari mulutnya kemudian pergi ke kamarnya. Padahal baru saja dia merasa bebas dan tenang karena kakak iparnya tiba-tiba bersikap cuek. Eh hari ini malah on lagi. Nanon hanya berharap dia bisa selamat dan kak Ohm nggak akan melakukan apa-apa padanya nanti, seperti yang sudah-sudah.

"Ohm, kau menakutinya. Bisakan jangan buat adikku takut begitu." tegur lengso setelah kepergian Nanon. Ohm mengangkat bahu acuh tak acuh.

"Aku senang melihatnya tidak berkutik di depanku." balas pria itu tidak peduli.

"Jadi kapan kau akan memberitahunya tentang pernikahan kontrak kita?" Lengso memelankan suaranya.

"Nanti saja. Aku masih ingin bermain-main dengannya."

Lengso melotot.

"Tapi kau menyiksanya dengan membuatnya merasa bersalah padaku dan berpikir dirinya tukang selingkuh." lak laki-laki itu sedikit tidak terima.

"Diamlah Leng. Kalau sudah waktunya dia tetap akan tahu."

"Kau sungguh laki-laki brengsek." maki Lengso. Hanya dia yang berani memaki Ohm begini.

"Bagaimana denganmu? Aku dengar gosip kalau kau tukang selingkuh."

"Itu karena mereka tidak tahu tentang hubungan kita yang sebenarnya. Ngomong-ngomong kau dengar dari siapa tentangku, karyawan sekaligus tetanggamu yang bernama Dian itu?" Lengso kenal Dian. Karena wanita itu tergila-gila pada Ohm.

Ohm tidak menjawab. Dengan begitu ia membenarkan perkataan lengso. Lengso tertawa kesal.

"Saking tergila-gilanya wanita itu padamu sampai-sampai dia mencari segala kekuranganku. Apa jangan-jangan kau pernah bercinta dengannya sampai dia tergila-gila padamu seperti itu?" perkataan tersebut meluncur begitu saja hingga Ohm langsung menatap lengso dengan tatapan membunuh.

"Aku tidak pernah melakukannya dengan wanita yang aku kenal. Jangan bicara sembarangan. Aku tidak tertarik bercinta dengan siapapun sekarang selain adikmu."

kata pria itu.

Lengso ternganga. Sungguh tidak menduga laki-laki itu akan berkata seperti itu. Entah dia harus senang atau tidak, yang pasti ia berharap Ohm tidak akan menyakiti Nanon nantinya.

GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang