chap 23

2.5K 122 11
                                    

**✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**

𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍

𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘

Nanon mengelus junior Ohm dengan sangat lembut. Membuat pria itu bergetar. Tapi sesudah itu ia berhenti karena malu dan bingung bagaimana melanjutkan. Apalagi benda itu sudah berdiri tegak dan terlihat gagah perkasa, sampai-sampai otak Nanon mulai berpikir bagaimana caranya benda sebesar itu bisa masuk ke vag na wanita atau hol e pria?

"Kenapa berhenti? Ayo lanjutkan," desis Ohm. la terus menunggu pria manis itu menyentuhnya. Sementara Nanon hanya menatapnya. Ohm mendesis geram, lalu diambilnya tangan Nanon lagi agar menyentuh miliknya.

"Benda ini sedang menunggumu memainkannya, sayang." suara pria begitu menggoda.

"Jangan malu, sudah kubilang akan mengajarimu kan? Bergeraklah."

Diawali dengan ragu-ragu, akhirnya Nanon menurut. Tangannya kembali bergerak, mengelus perlahan, lalu mulai bergerak naik turun.
"Ngghh... Heemmm..." Ohm melenguh. Mulutnya terbuka dan matanya menatap ke atas merasakan kenikmatan luar biasa yang memenuhi dirinya.

"Le... Lebih cepat..." gumamnya.

Nanon menurut lagi. Akal sehatnya sudah hilang. Erangan nikmat Ohm karena perbuatannya entah kenapa membuatnya makin tertantang untuk memberikan kepuasan yang dahsyat bagi pria itu. Tangannya bergerak naik turun makin cepat, mengocok benda itu dengan caranya sendiri.

"Ahhh... Ya begitu... Sstt..." gerakan Nanon makin cepat lagi beriring dengan erangan kuat Ohm yang hampir mencapai puncaknya.

"Aahkkk..." desah Ohm panjang ketika mendapatkan pelepasan pertamanya. Wajahnya berkeringat banyak. Cairan cukup banyak menyembur keluar dari juniornya. Setelah keluar semuanya, ia menatap Nanon. Napasnya masih terengah-engah. Apa ini? Pria manis itu betul-betul berbeda dengan wanita atau pria yang pernah memainkan miliknya.
Bisa dibilang para wanita atau pria itu memang jauh berpengalaman dibanding Nanon, tapi Ohm tidak pernah benar-benar menikmati. Tidak ada rasa. Wanita atau pria tersebut tidak ada satupun yang bisa menaklukan hatinya. Sedangkan Nanon, walau tidak berpengalaman sama sekali, pria itu menikmati setiap sentuhannya. Rasa yang Nanon berikan berbeda. la belum pernah merasakan jantungnya berdetak tak karuan seperti ini, hanya gara-gara seorang pria manis. la tidak ragu lagi, mulai saat ini, Nanon akan jadi satu-satunya pria dalam hidupnya. la bersumpah.

Ohm lalu mengecup singkat bibir Nanon dan menarik pria manis itu duduk ke pangkuannya seperti waktu itu, kemudian memeluknya. Nanon mati-matian menahan napas karena miliknya langsung bersentuhan dengan kejan t a nan ohm yang masih terekspos.

"Terimakasih, aku sangat puas." pria itu bergumam ditelinganya. Nanon sendiri entah kenapa merasa hatinya berbunga-bunga mengetahui kakak iparnya puas dengan permainannya.
"Tapi kau harus tahu, kepuasanku belum lengkap karena aku belum berhasil menancapkan milikku ini ke dalam lubangmu." ucap Ohm lagi dengan suara seraknya. Kini Nanon tersipu malu.

"M... Memangnya benda sebesar itu bisa masuk ke dalam milikku? Bagaimana caranya?" pertanyaan polos tersebut membuat Ohm tersenyum menyeringai, dan Nanon tersadar seketika.

Astaga! la benar-benar sudah gila. Kenapa malah bertanya begitu? Nanon merutuki dirinya sendiri. Dasar bodoh. Salahkan dirinya yang sudah sangat terlena oleh kegagahan pria ini.

"Kalau kau penasaran, kita bisa mencobanya sekarang." goda Ohm . Mata Nanon berkedip-kedip. Kemudian dengan gerakan cepat ia berpindah ke jok sebelah.

"A... Aku sudah capek, ayo pulang saja." serunya cepat-cepat mengalihkan arah pembicaraan Ohm. Kalau begini terus, bisa-bisa mereka betul-betul akan berakhir di hotel. Jujur walau pria itu sangat amat menggoda imannya, Nanon belum siap seratus persen. la masih malu dan takut.
Ohm menatap pria manis itu lama. Benar, wajah Nanon sudah terlihat kelelahan. Pria itu tidak akan memaksa lagi. Kesehatan Nanon adalah nomor satu.

"Ya sudah. Ayo pulang sekarang. Lain kali baru lanjutkan pembicaraan yang tadi." ucapnya tak lupa mengedipkan mata menggoda ke Nanon. Nanon terus menahan rasa malunya. Ia tidak pernah membayangkan sebelumnya kalau dirinya akan menjalani hubungan terlarang dengan kakak iparnya sendiri. Hubungan tanpa status, yang hanya saling memberikan kenikmatan.

Ohm kembali merisleting celananya lalu siap-siap menyalakan mesin mobil dan meninggalkan tempat itu. Suasana pasar malam masih ramai.

"Kak Ohm," Nanon memanggil nama itu dengan nada lembut. Ohm yang tengah menyetir meliriknya sesekali.

"Mm?"
"Masalah kantor, aku minta maaf. Gara-gara aku perusahaan kakak rugi besar dan yang lain hampir dipecat." ucap Nanon tertunduk bersalah. la pikir masalah yang terjadi hari ini karena ulahnya sendiri.

"Bukan salahmu. Statusmu masih mahasiswa magang. Atasanmu yang tidak becus, tidak mengikuti perintah. Harusnya pekerjaan sepenting itu tidak perlu kalian yang melakukannya. Jangan merasa bersalah untuk sesuatu seperti itu. Satu hal lagi, kau tidak diijinkan bicara masalah pekerjaan denganku." kata Ohm panjang lebar. Matanya fokus ke jalan sambil sesekali melirik ke samping menatap Nanon .
Pria manis itu terdiam tidak membalas kata-katanya. Rahang Ohm mengeras. la langsung terpikir Dian dan menjadi marah, pasti wanita itu yang telah meracuni pikiran Nanon hingga pria manis ini merasa bahwa perusahaan terjadi masalah serius hanya gara-gara dia salah ketik. Ohm tahu benar sifat Dian. Wanita itu tidak suka dipersalahkan dan selalu melampiaskannya pada orang lain. Selalu merasa diri benar dan mau menang sendiri. Itu sebabnya Ohm sangat tidak menyukainya. la harus melindungi pria manisnya yang lugu seperti Nanon ini dari orang-orang seperti itu.
"Tutup matamu, jangan memikirkan masalah kantor lagi. Semuanya sudah kembali seperti sedia kala, sekarang kau beristirahatlah." gumam Ohm lagi. la pikir Nanon masih memikirkan masalah kantor dan menyuruh pria manis itu istirahat. Tapi ketika matanya melirik sebentar ke Nanon, ternyata pria manis itu sudah tertidur.

Ohm  tertawa pelan. Sebelah tangannya mengelus lembut kepala pria itu.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu, aku janji." ia bergumam. Pandangannya kembali fokus ke jalan.

GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang