PART. 14

6 2 1
                                    

Aksa memilih pulang kerumah bukan ke apartemen karena dia ingin mengambil sesuatu dikamar nya.

Kendaraan yang ditumpanginya berhenti di garasi. Terlihat disana juga sudah terparkir mobil milik Alga sang daddy.

Selesai memarkirkan mobilnya ia masuk ke rumah dan......

Plak

Sebuah tamparan keras mendarat dengan mulus dipipi kirinya sehingga membuat ia menoleh kekanan.

Rasa panas dan perih menjalar di pipi Aksa. Dia menatap Alga sang deddy dengan datar nan dingin.

Sungguh sebuah sambutan yang indah.

"Apa yang sudah kamu lakukan sehingga Cia menangis seperti itu Aksa!!" Marah Alga.

Apa yang sudah dilakukan. Tak salah dengar tuh Aksa. Bahkan dia tak melakukan apa pun.

"Apa yang sudah gue lakukan ya? Tanya aja sama anak angkat lo yang sok itu" ucap Aksa sambil terkekeh. Muncul nih bahasa campurnya. Kadang saya anda, kadang lo gue Jan Jan....

Gracia, dia sudah menangis sesenggukan dipelukan Shinta. Sungguh drama!

"Jika kamu tak melakukan apapun pada Cia terus kenapa ada banyak luka ditubuhnya. Aksa" tanya Shinta

"Tanya aja sama anak lo itu" jutek Aksa. Entah kemasukan jin Tomang mana dia.

"Cia jawab pertanyaan Daddy, apa yang terjadi sama kamu" tanya Alga lembut selembut kain sutra cih.

"T-tadi Cia gak sengaja kesandung terus bakso yang Cia bawa hiks... Bakso yang Cia bawa tumpah kena bang Aksa t-terus Cia ditampar hiks... P-pas mau pulang hiks.... Cia di bully hiks..." Tangis Cia

"Weh, kalau ngejelasin itu yang rinci dong, kalau kayak gini lo yang ada bikin orang salah paham tau gak. Gue gak bully dia dan gue gak nampar dia" kesal Aksa

Gracia? Dia semakin terisak di pelukan mamanya.

Plak

Sekali lagi bunyi tamparan itu terdengar namun ini bukan dari Alga melainkan dari Shinta yang sudah geram karena Aksa menyudutkan putrinya.

Aksa memegang pipinya yang terasa panas, ia tersenyum miring dengan auranya yang semakin menggelap.

"Berani sekali tangan kotor anda menyentuh pipi mulus nan kinclong saya ini bicth"  ucapnya dingin tapi sedikit melencong ke julid.

Ayolah Sa, kemana sikap datar dan dingin mu juga sikap irit bicara mu itu? Apakah sudah hilang.

"Itu untuk kamu yang udah menampar pipi putri saya" ujar Shinta dengan mimik wajah yang dibuat sedih

"Seharusnya kamu bisa jagain Cia, Aksa. Karena dia itu calon adik kamu" nasehat Alga.

"Cuman calon adik kan, bukan adik. Apakah saya terlihat peduli? Dia kan sudah kelas sebelas, seharusnya bisa dong jaga diri sendiri" santai Aksa.

"Dan ingat baik-baik, saya tidak akan pernah merestui hubungan kalian. Saya tidak sudi mempunyai ibu dan adik sambung seperti mereka. Bukan kah anda orang yang cerdas tuan Alga, seharusnya anda menyelidikinya terlebih dahulu. Apakah perlu saya lapor ke papi"

Dapat kalian tebak bagaimana wajah Shinta saat ini. Menahan amarah, menahan benci dan apa lagi coba.

Tapi sebisa mungkin dia tahan karena tak mungkin kan jika dia bermain kasar didepan Alga. Bisa hilang harapan menjadi nyonya besar di keluarga Syahrenza.

----------------------------
------------

Saat ini Vano sedang mengikuti ibunya pergi ke pasar.

Kalian ingat hukuman yang di berikan Resty satu tahun lalu (di part 9) saat Vano dan Allisya menghancurkan dapur Resty karena eksperimen mereka?

Nah, setiap seminggu sekali mereka harus menjalankan hukuman itu.

"Bun, Abang tunggu di mobil aja ya" mohon Vano.

"Gak bisa gitu dong, lagian udah satu tahun berlalu masa gak terbiasa juga sih belanja ke pasar" ucap Resty

"Tapi bund"

"Gak ada tapi-tapian"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKSKEIVAN || Best-Friend Love (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang