"Kau ini darimana saja?! Mana titipanku tadi?!"
Sunoo dengan takut-takut menyerahkan dua gelas kopi yang tadi dia beli atas suruhan atasannya. Atasannya itu mengambil kopinya kasar sembari berdecak kesal.
"Lain kali cepat sedikit kalau disuruh! Memangnya kau pikir perusahaan ini punya kakekmu?!"
"Maaf, sunbae." Lirih Sunoo sambil menunduk.
Orang itu seperti ingin memarahi Sunoo lagi, tapi melihat jam yang sudah memasuki jam makan siang membuat dia mengurungkan niatnya.
"Hahh...bisa gila aku lama-lama menghadapi karyawan lelet sepertimu. Sana pergi!"
Sunoo membungkukkan badannya sebelum berbalik dan berjalan menjauh dan keluar dari ruangan itu.
"Sunoo, mau ikut ke kantin?" Itu Doyoung, teman magangnya tapi mereka ditempatkan di divisi yang berbeda.
Sunoo menggeleng. "Kalian saja. Aku ingin ke rooftop."
"Baiklah~ jangan terjun bebas ya!" Seru pemuda itu bermaksud bergurau dan Sunoo hanya tertawa sebagai balasannya.
Disaat kepalanya pening seperti ini, Sunoo butuh ketenangan. Hampir setiap hari dia selalu dimarahi oleh seniornya. Entah apa kesalahannya, pasti selalu dimarahi. Bahkan masalah kecil juga.
Hal itu membuat energi Sunoo cepat sekali terkuras.
Saat membuka pintu rooftop, Sunoo mengernyit melihat ada pria yang sedang duduk di kursi panjang yang biasa ia tempati.
Tanpa pikir panjang, Sunoo duduk di sebelah pria itu dengan jarak cukup jauh.
Sepertinya dia habis dimarahi juga, pikir Sunoo— lantaran melihat alis pria itu yang menukik dan raut wajahnya yang tidak menyenangkan.
"Kau anak magang juga?" Tanya Sunoo basa-basi.
Pria itu menoleh, "Hah?"
Pria itu baru sadar kalau ada seseorang yang duduk di sebelahnya karena dia tadi memejamkan mata san sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Yah, aku paham perasaanmu sih. Dimarahi setiap hari, dibentak, disuruh-suruh, itu sudah jadi makanan sehari-hariku sebulan ini. Padahal aku tidak melakukan kesalahan apa-apa, tapi tetap dimarahi." Celoteh Sunoo.
"Kau anak magang? Siapa namamu?" Tanya pria itu.
Sunoo mengangguk. "Namaku Kim Sunoo."
"Divisi mana? Aku tidak pernah melihatmu?"
"Divisi produksi."
"Ah, Jake ketua divisimu kan?"
"Hei! Yang sopan!" Tegur Sunoo karena pria itu menyebut nama ketua divisinya tanpa embel-embel senior.
"Jake sunbae, maksudku." Pria itu meralat ucapannya.
"Hmm, Jake sunbae ketuanya. Aku nyaman berada di dekatnya karena Jake sunbae sangat ramah, tapi dia sepertinya sangat sibuk sehingga jarang ada di kantor." Agak TMI, sih.
"Dia sedang sibuk mengurus cabang perusahaan, bos yang menyuruhnya."
"Tau darimana?"
"...gosip para karyawan."
"Ohh..."
Pria itu menatap Sunoo aneh. Anak ini benar-benar polos.
Pria itu mengeluarkan sebatang rokok dari saku kemejanya, kemudian saat hendak menyalakan korek api, rokoknya lebih dulu direbut oleh pemuda di sampingnya.
"Rokok itu tidak bagus untuk tubuh tau!" Sunoo tiba-tiba menceramahinya. "Kau ini masih muda. Masa depan masih panjang. Memangnya kau mau tiba-tiba jadi sakit-sakitan terus tidak bisa menjalani hidup dengan normal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
love is the way
Fanfiction[sunsun] [38/38] "𝘽𝙪𝙩 𝙡𝙤𝙫𝙚 𝙝𝙖𝙨 𝙣𝙤 𝙡𝙞𝙢𝙞𝙩𝙨 𝙖𝙣𝙙 𝙞𝙩 𝙝𝙖𝙨 𝙣𝙤 𝙣𝙖𝙢𝙚, 𝙄𝙩'𝙨 𝙚𝙫𝙚𝙧𝙮 𝙝𝙤𝙪𝙧 𝙖𝙣𝙙 𝙞𝙩'𝙨 𝙙𝙖𝙮 𝙗𝙮 𝙙𝙖𝙮, 𝙇𝙤𝙫𝙚 𝙝𝙖𝙨 𝙣𝙤 𝙜𝙚𝙣𝙙𝙚𝙧 𝙖𝙣𝙙 𝙞𝙩 𝙝𝙖𝙨 𝙣𝙤 𝙘𝙧𝙚𝙚𝙙, 𝙇𝙤𝙫𝙚 𝙞𝙨, 𝙡𝙤𝙫𝙚...