"Total biayanya 18 juta won. Kami butuh konfirmasimu secepatnya karena jika semakin ditunda, kami takut malah berdampak pada keselamatan Nyonya Jihee."
Sunoo menatap kertas tagihan di tangannya dengan tatapan kosong. 18 juta won bukan jumlah yang sedikit dan uang yang Sunoo tabung bahkan tidak mencapai seperempatnya.
Terduduk di lantai dengan kaki yang menekuk, Sunoo pun mengacak rambutnya frustasi lalu menenggelamkan kepalanya di atas lutut dan mulai menangis lagi.
Jungwon dan Wonyoung yang melihat itu lantas merasa prihatin. Mereka ingin menghibur Sunoo, tapi takut salah bicara.
Jungwon menyenggol lengan Wonyoung, "Kau temani Sunoo hyung disini, aku akan menelpon Sunghoon hyung sebentar." Bisiknya dan dibalas anggukan oleh Wonyoung.
Wonyoung tidak tau apa yang akan Jungwon katakan pada sang kakak, tapi dia yakin pemikiran mereka sama.
Sementara itu, Jungwon pergi ke kantin untuk membeli beberapa makanan ringan karena mereka belum sarapan sama sekali. Jungwon duduk di kursi yang paling ujung dan menelfon kakaknya.
"Halo, hyung?"
"Ya Tuhan, kemana saja kau? Dimana Sunoo? Kenapa ponselnya tidak aktif? Kalian bersamanya sepanjang malam kan?"
Jungwon membasahi bibirnya, tiba-tiba dia merasa gugup. Ada perbedaan waktu satu jam di antara mereka dan sepertinya Sunghoon sudah memulai pekerjaannya disana.
"Sepertinya Sunoo hyung mematikan ponselnya, kami ada di rumah sakit sekarang. Hyung... ada kabar tidak enak pagi ini."
"Apa maksudmu? Bicara yang jelas."
"Sunoo hyung ditepon oleh perawat ibunya dan dia mengatakan kalau ibu Sunoo hyung tiba-tiba drop. Beliau kritis dan tidak sadarkan diri, dan membutuhkan operasi secepatnya."
"Kenapa baru bilang sekarang?!" Nada suara Sunghoon naik, terdengar jelas kalau pria itu emosi.
"Maaf, tadi kami sangat kalut karena itu buru-buru ke rumah sakit. Hyung.... apa boleh kita membantunya? Aku punya tabungan untuk membantu membayar operasi ibunya Sunoo hyung."
"Berapa total tagihannya?"
"Sekitar 18 juta won. Boleh, hyung?"
"Tidak usah, itu urusanku. Kau temani Sunoo saja dan pastikan dia makan agar tidak sakit."
"Hyung, kau akan membantunya kan?!" Seru Jungwon.
Bip.
Jungwon memandang jengkel ponselya yang sudah tidak tersambung pada panggilan Sunghoon lagi. Pria itu meematikan telfon sepihak.
Jungwon pun berjalan kembali ke ruangan ibunya Sunoo dirawat. Bukannya melihat Sunoo, dia malah melihat Wonyoung sendirian terduduk di kursi sambil bermain ponsel.
"Mana Sunoo hyung?" Tanya Jungwon duduk di sebelah Wonyoung.
Wonyoung menunjuk pintu kamar. "Masuk ke dalam elihat Ibunya. Dokter bilang Nyonya Kim bisa dikunjungi sebentar dan Sunoo oppa langsung masuk."
Jungwon mengangguk paham. Dia menyerahkan plastik belanjaannya. "Makanlah, aku membeli onigiri dan susu kotak."
KAMU SEDANG MEMBACA
love is the way
Fanfiction[sunsun] [38/38] "𝘽𝙪𝙩 𝙡𝙤𝙫𝙚 𝙝𝙖𝙨 𝙣𝙤 𝙡𝙞𝙢𝙞𝙩𝙨 𝙖𝙣𝙙 𝙞𝙩 𝙝𝙖𝙨 𝙣𝙤 𝙣𝙖𝙢𝙚, 𝙄𝙩'𝙨 𝙚𝙫𝙚𝙧𝙮 𝙝𝙤𝙪𝙧 𝙖𝙣𝙙 𝙞𝙩'𝙨 𝙙𝙖𝙮 𝙗𝙮 𝙙𝙖𝙮, 𝙇𝙤𝙫𝙚 𝙝𝙖𝙨 𝙣𝙤 𝙜𝙚𝙣𝙙𝙚𝙧 𝙖𝙣𝙙 𝙞𝙩 𝙝𝙖𝙨 𝙣𝙤 𝙘𝙧𝙚𝙚𝙙, 𝙇𝙤𝙫𝙚 𝙞𝙨, 𝙡𝙤𝙫𝙚...