Sunoo memandang takjub kamar tamu yang dia tempati malam ini. Sangat luas dan lebar, lima kali lipat lebih luas dari kamar tidurnya di rumah. Malah kamar mandinya yang seukuran dengan kamar mandi milik Sunoo.
Pakaian Sunoo sudah berganti menjadi piyama satin berwarna merah. Rosé memberinya satu setel piyama baru.
Rosé tidak ingin membuat Sunoo tidak nyaman karena mamakai pakaian orang lain karena itu dia langsung menyuruh asistennya untuk mencarikan piyaman untuk ukuran Sunoo.
Sunoo baru saja selesai makan malam bersama keluarga Park. Jungwon pulang saat jam makan malam dan dia bercerita banyak mengenai kencannya dengan Jay, tentu saja Sunghoon menanggapinya dengan wajah datar.
Sementara Rosé tidak mau ambil pusing. Jika Jungwon merasa Jay yang terbaik untuknya, yasudah mau diapakan lagi? Toh, kalau Jay macam-macam nanti yang sakit hati kan Jungwon, bukan dirinya.
Sunoo juga sudah menghubungi ibunya untuk mengabari kalau dia menginap di rumah temannya. Ibunya bilang kalau dia sudah tau karena temannya yang bernama 'Sunghoon' menelfonnya tadi.
Sunoo sempat heran, dari mana Sunghoon dapat nomor ibunya? Tapi dia membiarkan hal itu. Mungkin saja Sunghoon bertanya pada Jake karena Jake memegang informasi pribadi anak magang di divisinya.
Setelah makan malam selesai tadi, mereka sedikit berbincang-bincang sembari menikmati hidangan penutup. Sebenarnya lebih banyak Rosé yang mengoceh, wanita itu menceritakan kesehariannya di New York.
"Haaahh...."
Sunoo menghela napas. Dia sudah merebahkan dirinya ke atas kasur empuk ukuran king size itu. Lalu dia menoleh ke kanan dan menatap pintu kaca yang sudah tertutup gorden, namun masih memantulkan cahaya dari lampu-lampu taman.
Sunoo tidak bisa tidur.
Ini adalah kebiasaannya saat berada di tempat baru. Biasanya dia baru bisa tidur saat tengah malam karena dirinya harus beradaptasi dulu dengan suasana baru.
Dan juga, Sunoo merasa tidak tenang berada di kamar seluas ini. Entah kenapa dia merasa resah sendiri.
"Jungwon mungkin sudah tidur, tadi dia bilang dirinya mengantuk. Sunghoon hyung? Apa dia sudah tidur juga ya?" Ujar Sunoo menerka-nerka.
Sunoo menegakkan badannya. Dia memutuskan untuk pergi ke dapur untuk mengambil minuman hangat yang mungkin bisa membantunya terlelap.
Saat ingin membuka kulkas, Sunoo mengernyit melihat seseorang sedang berdiri di samping jendela besar yang menghadap ke kolam renang sambil merokok.
Tidak salah lagi. Itu Sunghoon.
Dengan perasaan kesal, Sunoo berjalan mendekati pria itu. Total melupakan tujuan awalnya untuk mengambil minuman hangat tadi.
"Hyung."
Sunghoon menoleh dan menaikkan alisnya kaget saat mendapati Sunoo berjalan mendekatinya. "Sunoo? Belum tidur?"
Sunoo hanya menggeleng singkat. Dia tidak mengatakan apapun, hanya diam dan matanya menatap tajam mata Sunghoon, membuat Sunghoon bingung sendiri.
Yakinlah, tatapan mata yang mungkin menurut Sunoo akan menakutinya itu, malah membuatnya gemas. Sunoo telihat lucu dengan wajah marah seperti itu.
Sampai akhirnya Sunghoon menyadari sesuatu. Pria itu buru-buru mematikan rokoknya dan membuang puntungnya ke asbak.
"Hyung bilang tidak akan merokok lagi."
Sunghoon meringis. "Maaf, Sunoo-ya."
"Padahal aku sudah memberi sebungkus permen yang sering hyung minta padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
love is the way
Fanfiction[sunsun] [38/38] "𝘽𝙪𝙩 𝙡𝙤𝙫𝙚 𝙝𝙖𝙨 𝙣𝙤 𝙡𝙞𝙢𝙞𝙩𝙨 𝙖𝙣𝙙 𝙞𝙩 𝙝𝙖𝙨 𝙣𝙤 𝙣𝙖𝙢𝙚, 𝙄𝙩'𝙨 𝙚𝙫𝙚𝙧𝙮 𝙝𝙤𝙪𝙧 𝙖𝙣𝙙 𝙞𝙩'𝙨 𝙙𝙖𝙮 𝙗𝙮 𝙙𝙖𝙮, 𝙇𝙤𝙫𝙚 𝙝𝙖𝙨 𝙣𝙤 𝙜𝙚𝙣𝙙𝙚𝙧 𝙖𝙣𝙙 𝙞𝙩 𝙝𝙖𝙨 𝙣𝙤 𝙘𝙧𝙚𝙚𝙙, 𝙇𝙤𝙫𝙚 𝙞𝙨, 𝙡𝙤𝙫𝙚...