Selama di Melbourne, Sunghoon selalu mengubungi Sunoo. Setiap pagi dan malam.
Tidak tanggung-tanggung, Sunghoon pun melakukan panggilan video, tapi siapa sangka kali ini yang dia lihat malah wajah Wonyoung bukan wajah Sunoo.
"Kenapa?"
Sunghoon mengernyit. "Aku yang harusnya bertanya begitu, kenapa kau yang mengangkat telfonnya? Dimana Sunoo?"
"Sunoo oppa kok yang menyuruhku mengangkat telfon. Kami sedang— ya! geser ke kanan sedikit, kau ini silinder atau bagaimana sih! kanan bukan kiri! nah oke bagus."
"Apa yang sedang kalian lakukan, dan— tunggu dulu, bagaimana bisa kau yang mengangkat telfon Sunoo? Dimana kau sekarang?" Ujar Sunghoon dengan nada tinggi.
Wonyoung berdecak. "Berisik sekali. Aku dan Jungwon sedang berada di rumah Sunoo oppa."
"Untuk apa?"
"Menginap."
"Hah...?"
Sunghoon tercengang. Apa-apaan ini? Bahkan dia sendiri tidak pernah menginap di kediaman Sunoo dan adik-adiknya sudah mendahuluinya.
"Kenapa? Oppa iri kan? Makanya jangan bekerja terus dan habiskan waktu dengan kekasihmu." Ejek Wonyoung. Dia langsung merubah ekspresinya saat Sunoo datang dari dapur membawa minuman dingin.
"Sialan kau." Umpat Sunghoon pelan.
"Sunoo oppa, Sunghoon oppa mengumpat padaku." Adu Wonyoung pada Sunoo dengan ekspresi sedihnya. Dia langsung bergelayut manja di lengan Sunoo.
"Kau yang cari gara-gara." Ketus Sunghoon.
"Hyung, sudahlah." Lerai Sunoo. Kini ponsel Sunoo sudah kembali ke pemiliknya, Sunoo agak menjauh dari Wonyoung dan Jungwon. "Hyung sudah di hotel?"
"Sudah. Aku lelah sekali."
"Istirahatlah, kenapa malah menelfonku?"
"Aku merindukanmu."
Sunoo terdiam dengan pipi yang memerah, membuat Sunghoon tertawa. Sesaat kemudian Sunghoon baru menyadari bahwa ada plester menempel di pipi Sunoo.
"Kau terluka?" Tanya Sunghoon. "Kenapa dengan pipimu?"
"Oh ini... hanya tidak sengaja terkena ujung ranting pohon."
Sunghoon pun mengangguk paham. Mereka kembali berbincang sekitar 15 menit sampai pada akhirnya harus berakhir karena Sunghoon dipanggil oleh karyawannya.
.
.
.
"Pipimu terluka, hyung?" Tanya Jungwon.
Jungwon dan Wonyoung baru saja selesai menata karpet yang dilapisi selimut untuk mereka tidur di depan tv nanti. Lebih tepatnya, hanya Jungwon yang bekerja karena Wonyoung yang menyuruhnya ini itu.
Sekarang mereka duduk melingkar di atas karpet berlapis selimut dengan banyak bantal mengelilingi mereka.
"Oh ini... hanya terkena ujung ranting pohon." Balas Sunoo. Dia buru-buru mengalihkan sebelum Jungwon bertanya semain banyak. "Apa yang akan kita lakukan sekarang? Masih terlalu dini untuk tidur."
"Truth or dare?" Usul Wonyoung.
Jungwon menggeleng. "Truth or truth saja, aku sedang malas melakukan tantangan."
"Oke truth or truth, mulai dari Sunoo oppa."
Sunoo melebarkan matanya. "Hah? Kenapa aku?"
"Karena oppa yang tertua disini." Ucap Wonyoung asal. "Oppa, siapa mantanmu yang paling membekas sampai sekarang?" Mendengar itu, Jungwon lantas menahan tawanya karena dia tau betul jawabannya apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
love is the way
Fanfiction[sunsun] [38/38] "𝘽𝙪𝙩 𝙡𝙤𝙫𝙚 𝙝𝙖𝙨 𝙣𝙤 𝙡𝙞𝙢𝙞𝙩𝙨 𝙖𝙣𝙙 𝙞𝙩 𝙝𝙖𝙨 𝙣𝙤 𝙣𝙖𝙢𝙚, 𝙄𝙩'𝙨 𝙚𝙫𝙚𝙧𝙮 𝙝𝙤𝙪𝙧 𝙖𝙣𝙙 𝙞𝙩'𝙨 𝙙𝙖𝙮 𝙗𝙮 𝙙𝙖𝙮, 𝙇𝙤𝙫𝙚 𝙝𝙖𝙨 𝙣𝙤 𝙜𝙚𝙣𝙙𝙚𝙧 𝙖𝙣𝙙 𝙞𝙩 𝙝𝙖𝙨 𝙣𝙤 𝙘𝙧𝙚𝙚𝙙, 𝙇𝙤𝙫𝙚 𝙞𝙨, 𝙡𝙤𝙫𝙚...