01 : keluarga 🐺

1.3K 107 26
                                    

" Rumah itu,  bukan hanya bisa berbentuk sebagai bangunan.  Namun juga dapat seseorang atau mereka yang memberikan kenyamanan. "

~

Yujin menatap ke arah gerbang besar menuju kerajaannya,  tempat tinggalnya.  Tempat dirinya lahir dan dibesarkan oleh kedua orang tua yang hebat.

" Selamat kembali ke rumah,  Pangeran ketiga. " ucap para penjaga juga pelayan yang memang sedang berseliweran di lorong - lorong utama.

Karena hari sudah sore dan para pelayan sibuk dengan pekerjaannya untuk makan malam anggota kerajaan.

Yujin menghela nafasnya pelan.  Apalagi maniknya melihat kakak sulungnya yang sibuk dengan komputer untuk memperiksa data - data keuangan kerajaan.

Sedangkan kakak keduanya yang ikut membantu.

Yujin memilih berjalan masuk kedalam kamar dan mengunci pintunya. 

Kedua kakaknya melihat Yujin melengos berjalan melewati mereka,  namun mereka tak ambil pusing. Mungkin mereka akan mengajak nya bicara nanti.

Yujin menatap ke arah langit - langit kamarnya,  fikirannya melanglang buana.

Ia adalah alpha bukan?

•••

Sedangkan ditempat lain, 

Disebuah rumah sederhana yang berada di tengah hutan.  Terlihat seorang omega manis yang sedang memetik buah beri di halaman depan rumahnya.

Hutan yang terlihat menyeramkan itu, nyatanya hanya tak pernah dijajah oleh mereka yang tinggal di ibukota kerajaan.

Nyatanya di hutan yang katanya menyeramkan itu berisi banyak pamandangan indah nan menakjubkan.  Yang pastinya membuat mata terpesona melihatnya.

" Ibu?  " panggil seorang remaja laki - laki dengan suara datarnya pada sang ibu.

Omega itu berdeham kecil,  tak menatap ke arah anaknya yang kini sedang menatapnya.

" Ada apa vin?  " tanya sang ibu.

Kim Gyuvin,  seseorang yang sering diolok - olokkan oleh para siswa bahkan guru tempat ia menimba ilmu itu karena merupakan seorang male beta.

Padahal dari aura,  dan postur tubuh ia bahkan bisa menyaingi Alpha tingkat 3 yang memang langka. Atau bahkan Enigma yang keberadaannya di nanti - nantikan oleh para penatua - penatua kerajaan.

Ntah itu pembullyan secara verbal berupa kata - kata yang tak pantas,  atau pun secara fisik. Gyuvin sudah biasa menghadapinya.

Yang anehnya kenapa ia tidak merasakan sakit pada tubuhnya.  Mungkin hanya nyeri sedikit,  padahal luka dan memar yang ditimbulkan itu tak main - main banyaknya.

Namun dalam semalam, luka itupun beregenerasi dengan cepat.  Membuat dirinya tak perlu meminum atau mengoleskan salep atau krim untuk menghilangkan bekas luka. 

Namun saat omega itu berbalik, ia memekik keras saking terkejutnya. Bahkan wadah yang terisi buah beri itu kini berjatuhan dan berserakan dimana - mana.

Manik bundarnya menatap ke arah wajah dan tubuh sang anak yang kulitnya dikatakan jauh dari kata baik - baik saja.

" Hiks..  SIAPA YANG MERUNDUNGMU?!!  KATAKAN PADA IBU!! "

Teriak Omega itu pada sang anak yang nampaknya hanya dapat terdiam tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh sang ibu.

Kim Woohyun atau Matthew yang merupakan ibu dari Kim Gyuvin itu memegang kedua bahu sang anak yang memiliki  tinggi badan yang jauh dengan nya membuat Matthew harus berjinjit kecil.

Menatap ke arah manik kelam,  sekelam malam yang menampilkan keputus asaan dan kesedihan yang mendalam. 

Tangan lentiknya itu meraih kerah kemeja biru tua yang saat ini telah kotor dengan tepung dan juga telur busuk.

" Hiks..  Anakku.. " tangis Matthew membuat urat - urat menyembul pada kedua tangan Gyuvin yang kini sedang mengepal.

" Ibu.  Jangan menangis. " lirih Gyuvin pada sang ibu.

Sedangkan Matthew menangis sesegukan.  Tak mungkin ia bisa melawan sang pembully anaknya. Kekuasaan  dan uang,  juga second gender. 3 poin yang sangat Matthew benci karena ia tak memiliki ketiganya sebagai tameng pelindung anaknya. 

Matthew akui,  ia lemah.  Memang lemah.

Gyuvin melepaskan kemejanya yang kotor itu,  menyisakan kaus hitam yang bersih dan masih wangi karena tak terkena kotoran. 

Lantas memeluk sang ibu yang sama seki tak memberontak dalam pelukannya.

Membisikkan kata penenang,  juga feromon yang memang sejak tadi ia tahan untuk menenangkan keresahan sang ibu.

"  Kita hanya perlu waktu ibu,  dan saat itu tiba.  Mereka yang menjelekkan kita.  Pasti akan tunduk.  Itu janjiku.  "

•••

Ceklek!

Zhang Hao masuk kedalam kamar anak bungsunya yang nampaknya masih asik menatap langit - langit kamar.  Tak menghiraukan kedatangan sang ibu.

" Apa yang anak Mama fikirkan hum?  " tanya Zhang Hao.  Ia mengelus kepala si bungsu.

Membuat Yujin tersadar dari lamunannya dan kini maniknya menatap ke arah sang ibu yang juga sedang menatapnya. 

Yujin menggelengkan pelan dan malah bangun lalu memeluk ibunya.  Kini posisinya ia duduk memeluk ibunya yang berdiri. 

Zhang Hao terkekeh,  anak bungsunya ini sangat pemalu jika ingin dekat dengan dirinya.  Sama seperti kedua kakak nya.  Mereka malu jika ketahuan sang ayah bermanja - manja dengan ibu mereka.

Padahal,  tak apa.  Selama masih dibatas wajar. 

" Lebih baik kita ke meja makan.  Jangan membuat ayah dan kedua kakakmu itu menunggu di meja makan.  " ucap sang ibu

Yujin menganggukkan kepalanya dan ikut berjalan dibelakang sang ibu ke arah meja makan.

Sesampainya disana,  terlihat Hanbin dan Jihoo juga Ollie yang menanti kedatangan pasangan ibu dan anak itu.

" Baiklah,  karena anggota keluarga sudah lengkap.  Jadi mari,  kita mulai makan malam.  " titah Hanbin selaku kepala keluarga.

Mereka pun memulai makan malam mereka dengan hening,  hanya ada suara sendok atau garpu yang bertemu dengan permukaan piring.  Karena tata krama bangsawan, orang makan makanan berat adalah diam

Setelah selesai dengan makan malam makanan berat,  kini mereka lanjut dengan menu penutup atau makanan pencuci mulut.

Dengan obrolan ringan yang hangat.  Membuat manik Yujin tanpa sadar berkaca -  kaca. 

Keluarganya harmonis.

Yujin beruntung dapat lahir menjadi salah satu anggotanya.

Rumah ternyamannya,

Bukan hanya berbentuk bangunan megah bak istana, namun kehangatan keluarga yang setiap saat berusaha meluangkan waktu mereka. 

Membuat suasana rumah semakin hidup.

Yujin beruntung memiliki tempat ternyamannya untuk pulang. 

tbc

vote

[3] ENIGMA : THE LAST KING[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang