02 : Pindah Sekolah 🐺

1K 103 19
                                    

" Pergi bukan berarti mengalah. "

~

Gyuvin menatap ke arah sang kepala sekolah yang juga menatap dirinya dengan pandangan yang sulit diartikan. 

Alpha paruh baya yang mungkin umurnya setengah abad itu kini menatap ke arah Gyuvin dengan pandangan yang kecewa mungkin (?).

" Kim Gyuvin,  kenapa kau tiba - tiba ingin pindah sekolah nak?  " ucap Pak Kepala sekolah itu menyayangkan.

" Jarak dari sekolah ini jauh jika saya mesti berjalan memutar dari arah rumah.  Lagipula saya merasa tak cocok dengan lingkungan sekolah ini. " tegasnya

Pak kepala sekolah itu menghela nafas kasar,

" Gyuvin,  susah melepaskan mu.  Mengingat hampir setengah piala yang berjejer rapi di lemari ini adalah hasil dari jerih payahmu mengikuti berbagai lomba dari berbagai aspek. " ucap kepala sekolah menyayangkan.

Gyuvin menatap datar ke arah Alpha paruh baya yang menjabat sebagai kepala sekolah itu. 

" Aku hanya ingin pindah,  dan ini sudah kemauan ku.  Orang tua ku juga sudah memberikan izin padaku untuk pindah sekolah " ucap Gyuvin pada pak kepala sekolah.

Sedangkan kepala sekolah itu menghela nafasnya kasar,  apa boleh buat.  Ia tak bisa juga menahan Gyuvin.  Anak emas sekolah untuk tetap berada disekolah ini.

" Baiklah jika memang itu maumu.  " ucap Pak kepala sekolah.

Alpha setengah abad itu terlihat mencorat coret sesuatu di kertas juga menuliskan sesuatu disana. 

Kertas itu kemudian dilipat dan diserahkan pada Gyuvin yang dengan segera diterima oleh sang empunya.

" Saya permisi,  Pak kepala sekolah. " ucap Gyuvin pada Pak kepala sekolah dan kemudian meninggalkan ruangan kepala sekolah.

•••

" eh eh eh!  Ada beta culun nihhh!  Eh sampah!  Mau kemana nih?  " tanya seseorang dengan raut wajah angkuhnya.

Gyuvin terdiam, ia tak berbicara hanya menatap ke arah 4 orang Alpha tingkat 1 yang dikenal sebagai pembully disekolah. 

Buagh!

" BISU LO ANJING?!  ORANG NANYA TU JAWAB!! " geram Alpha laki - laki itu.

Sedangkan tiga orang lainnya hanya melihat  tanpa berniat membantu Gyuvin yang kini mulai dirundung oleh teman mereka sendiri.

Srett.

Rambut Gyuvin ditarik membuat wajah tampan remaja lelaki bermarga kim itu kini mendongak menatap ke arah lelaki yang menjadi penarik rambutnya.

Gyuvin hanya diam,  namun maniknya tentu saja memancarkan tatapan tajam.  Bahkan kini ia mengeluarkan aura kuat. 

Membuat mereka semua tanpa sadar bergetar kecil. 

Tarikan rambut Gyuvin terlepas,  para siswa - siswa pembully itu meninggalkan Gyuvin yang menundukkan kepalanya tanpa mengatakan apapun.

[3] ENIGMA : THE LAST KING[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang