Jam menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Waktu dimana semua orang sudah terlelap dalam mimpi. Namun tidak untuk 9 remaja yang berdiri di hadapan gerbang SMA GARUDA itu.
"Semua udah ngumpul kan?" Tanya Mark. Mereka mengangguk.
"Kalian udah siap?" Tanya Mark lagi. Mereka mengacungkan jempolnya. "Oke kita masuk"
"Ee.... bang"
"Ha?"
"Kita lewat mana?"
"Manjatlah anjir!"
"Owh okey"
Mark hendak memanjat gerbang sekolah, tapi celetukan Jaemin membuat dia berhenti.
"Gue ga bisa bang"
"Gabisa apa?"
"Gabisa manjat""Napa?"
"Gue anak baik soalnya hehe" Katanya, sambil menunjukkan cengiran khas-nya
Mereka yang ada disana menatap Jaemin dengan tatapan datar.
"Asu" kata Haechan.
Mereka tidak memperdulikan Jaemin, dan bersiap memanjat gerbang.
"Tinggi banget ni gerbang" kata Sungchan ketika sudah sampai di dalam sekolah.
"Ayo cepetan, keburu pagi ini" kata Mark sambil mengangkat jam tangannya.
Mereka mengangguk, lalu berjalan menuju gudang sekolah yang berada di area belakang sekolah. Mereka membentuk formasi layaknya kereta api dengan Lucas di bagian depan dan Mark di bagian belakang.
"Bang, emang pintu gudangnya di buka?" Tanya Chenle kepada Jaemin yang ada di sampingnya.
"Gatau juga gue"
"Lah kalo dikunci gimana?"
"Ya tinggal dobrak ajalah, ribet banget" sahut Jeno dari belakang.
"Akhirnya sampai juga!!" Seru Lucas yang berada di depan.
"Kek bocil lu" kata Mark.
"Kik bicil li" ejek Lucas.
"Bang Jenoooo, pintu gudangnya dikunci!!" teriak Jisung.
Jeno mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu gudang. Dan,
BRAKK
"Anjing rusak" cicit Jeno pelan.
"Masuk ajalah langsung, ribet amat" Lucas melenggang santai memasuki gudang tersebut.
Mereka masuk ke dalam gudang dengan senter di hp mereka.
"Gelap juga nih gudang" sahut Sungchan.
"Bisa bicara juga lu" kata Lucas sambil memainkan bola basket yang sudah rusak.
"Gue gak bisu bang"
"Trus kenapa daritadi kagak bicara?"
"Males"
Lucas manggut-manggut dan meletakkan kembali bola basket yang sudah rusak itu. Saat hendak berjalan ke arah Mark, ada sesuatu seperti tangan yang memegang kakinya membuat dia terjatuh.
"Anjir"
Mereka semua menoleh ke arah Lucas yang duduk bersimpuh.
"Cosplay suster ngesot lu?" Kata Haechan yang direspon jari tengah oleh lucas.
"Lu gimana bisa jatuh sih?"
"Ada yang megang kaki gue, makanya gue jatuh" sungut Lucas.
"Siapa yang megang kaki lu?" Tanya Chenle. Lucas mengangkat bahunya tidak tau.
"Bang Ren?" Panggil Jisung pelan.
Renjun menoleh.
"Abang gk liat sesuatu?" Bisik Jisung pelan.
Renjun menatap tempat Lucas tadi terjatuh. Ada setitik cahaya kecil yang membuat Renjun mengerutkan dahinya. Namun dia menoleh ke Jisung dan menggeleng tanda tak tau.
"Tapi gue gk ngeliat apa² bang" kata Sungchan. Pasalnya, Sungchan tidak merasakan energi apapun disini.
"Karena lu, lu, bahkan lu gk merasakan apapun, mending pulang aja, gue takut kejengkang lagi" kata Lucas sambil menunjuk Renjun, Jisung, dan Sungchan.
"Pulang aja yuk pulang" kata Chenle sambil berjalan menuju pintu gudang.
"Pulang aja hampir pagi soalnya" kata Mark sambil melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 04.00.
Mereka mengangguk lalu berjalan menuju pintu gudang. Namun, Renjun sempat menoleh ke arah cahaya tadi yang mengukir sebuah nama.
"Asahi?" Gumam Renjun
"Bang Ren, ayo!!" Teriak Jisung dari luar. Renjun segera tersadar dari lamunannya dan menyusul teman-teman nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 POWER || NCT DREAM X TREASURE
Teen FictionMereka sebelumnya hanya manusia biasa yang tidak memiliki keistimewaan apapun, namun kejadian saat ulang tahun Haechan merubah segalanya.