Mereka menuruni tangga menuju ruang bawah tanah dengan bantuan obor yang diambil Sungchan di tengah perjalanan. Saat sudah sampai di anak tangga terakhir, Sungchan mematikan obornya.
"Weh anjir kenapa dimatiin, gue gabisa liat ini"
"Diem deh bang"
Sungchan meraba dinding untuk mencari saklar lampu. Saat sudah menemukannya Sungchan langsung menghidupkan lampu di ruang bawah tanah.
Ruang bawah tanah yang tadinya gelap, sekarang menjadi terang benderang. Di ruang bawah tanah itu, ada 3 kasur spring bed, beberapa kasur lipat, dan 2 lemari berukuran besar.
"Lah itu bang Renjun???!"
Semua melihat ke arah yang ditunjuk Chenle. Disana ada Renjun yang sedang tertidur (?).
"Bang Renjun tidur?" Tanya Jisung ragu.
Mark mengangkat alisnya ketika melihat Jisung yang seakan ragu. Lalu dia menoleh ke arah Renjun, matanya tertutup seperti orang tidur pada umumnya.
"Raganya dia emang disini, tapi jiwanya gak ada di tubuhnya" jelas Sungchan
"Hah? Gimana?"
"Jiwa bang Renjun lagi dibawa oleh sesuatu, entah itu makhluk atau manusia"
Mereka semua terdiam ketika mendengar penjelasan Sungchan. Mereka menatap Renjun yang masih menutup matanya.
"Trus, gmn caranya buat ngembaliin jiwanya dia?" Tanya Mark.
"Cara satu satunya, kita harus nyusul bang Renjun"
"Tapi jisung gabisa ngelakuin hal kek begitu" kata jisung saat semua orang menatapnya.
"Tapi bentar dulu, kenapa Renjun ke rumah lu?" Tanya jeno.
"Kemarin gue mau tidur habis dari penelusuran, tapi tiba² aja ad yang ngetok pintu"
Flashback On
Tok.. Tok... Tok ...
"Siapa sih anjir, malem malem begini masih bertamu"
Sungchan berjalan dengan gontai menuju pintu utama. Saat membukanya dia melihat Renjun dengan sedang mengontrol nafasnya.
"Lah bang, lu ngapain kesini?"
"Gue boleh nginep?"
Sungchan sedikit terkejut ketika Renjun mengatakan itu.
"Kenap-"
"Rumah gue udah gak aman" potong Renjun.
"O-oke"
Sungchan mempersilahkan Renjun untuk masuk, dan mengarahkannya ke ruang bawah tanah.
"Lu tidur disini dulu y bang"
Renjun mengangguk, dan mengucapkan terimakasih sebelum Sungchan kembali ke kamarnya.
Flashback Off
"Rumah kita gk aman karena apa?" Tanya Mark.
"Gw gtw jg sih bang, tanya aj ke bang Renjun pas udah bangun"
"Gaada cara lain y buat ngebangunin Renjun"
Sungchan menggeleng.
"Cuman itu satu satunya cara bang, kita harus nunggu bang Renjun sadar dengan sendirinya"
Mark menghela nafas pelan. Dia melihat ke arah Renjun yang masih menutup matanya. Memang kelihatannya seperti orang tidur pada umumnya, namun Mark tidak tau apa yang dilewati jiwa Renjun yang berada di dunia lain.
"Emang aman kalo kita ninggalin dia kek gini?" Tanya Mark.
Sungchan mengangguk, "aman kalo kita terus ngawasin dia"
Mark kembali menghela nafasnya pelan, jika memang begini, tidak ada yang bisa dilakukannya lagi.
"Btw chan" Lucas menyenggol lengan sungchan
"Hm?"
"Lo gaada camilan gitu?"
"Ada di laci noh"
Lucas mengernyit, dia tidak melihat adanya laci disini.
"Perasaan gaada laci dah disini"
Sungchan memutur bola matanya malas. Lalu dia berjalan ke arah salah satu spring bed yang berada di tengah. Dia menarik laci yang ada di bawah spring bed itu.
"Ini boleh dibawa ke atas semua?" Tanya Haechan. Sungchan mengangguk.
"Kalian semua ke atas aja, biar abang sama Sungchan yang disini" Kata Mark.
Mereka kecuali Sungchan mengangguk, dan mulai beranjak menuju ke atas. Kecuali Lucas dan Haechan yang masih meributkan tentang cemilan.
Haechan mengambil beberapa toples dan berlari ke atas.
"WOY CHAN GUE IK-HMMMMPP"
Mark membekap mulut Lucas. "Jan teriak anying" Bisiknya.
"Mmmmmpppp"
"Ha?"
"Hmmmmmppppp"
"Lu ngomong apa sih?"
Lucas menepuk tangan Mark. Mark pun melepaskan tangannya.
"Haah... Tangan lu bau anjeng!" Kesal Lucas.
"Iyakah?" Lalu dengan tololnya Mark mencium tangannya.
"Harum nih gk bau"
"HAECHAN ABANG LU UDAH GILAAA" Teriak Lucas sambil berlari menuju ke atas.
Sedangkan Mark masih ngang ngong gk jelas. Sungchan yang ada disana hanya tersenyum miris melihat kegoblokan kakak kelasnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 POWER || NCT DREAM X TREASURE
Teen FictionMereka sebelumnya hanya manusia biasa yang tidak memiliki keistimewaan apapun, namun kejadian saat ulang tahun Haechan merubah segalanya.