Vol 4 - The pain he gave to Y/n

111 13 0
                                    

(best part: 0:41)

Keesokan harinya Y/n terbangun dengan tubuh yang ringan serta merasa dirinya menjadi sedikit lebih baik. Kicauan burung membuat suasana disana semakin tenang, dengan sinar matahari yang menyinari kamarnya.

Y/n meregangkan ototnya dan membuka mata nya untuk bangkit dari kasur, ia membuka pintu dan mendengar suara seperti seseorang sedang memasak, jelas saja itu adalah Jungoo.

"Morning, Baby." Sapanya.

Y/n tak merespon, ia masih malu dengan kejadian semalam, sehingga ia hanya mengalihkan pandangan.

"Ada apa? Wajah mu kembali memerah, masih malu dengan apa yang kita lakukan tadi malam?" Ucap Jungoo dengan nada menggoda.

"Apaansih, enggak ya! Aku-"

"Diam lah dan duduk, sarapan mu sebentar lagi akan siap." Potong Jungoo.

Y/n mengerutkan alisnya. "Kau tak menambahkan sesuatu kan? Hah! Aku ragu dengan apa yang akan kau sajikan, apakah itu akan aman atau tidak."

Jungoo tertawa. "Aku tak akan menambahkan zat apapun pada makanan mu, tenang saja."

Jungoo segera menyelesaikan masakannya, menaruh makanan itu di piring dan menyajikannya di atas meja. Y/n tampak masih curiga dengan makanan yang tersaji.

Jungoo menghela nafas. "Makan, aku takkan meracuni mu."

"Bagaimana aku bisa tau kalau kau tidak?" Tanya Y/n dengan nada sombong.

"Perlukah aku yang mencicipinya duluan?" Tawar Jungoo.

Y/n mengangguk. "Silahkan."

Jungoo mengambil sendok dan menyendok kuah dari sup yang ia bikin, ia memasukkannya kedalam mulutnya untuk membuktikan kepada Y/n bahwa tak ada zat apapun yang terkandung didalamnya.

Y/n pun percaya dan mau memakan sup itu. Jungoo menunggu reaksi dari Y/n. "Enak..?"

"Lumayan." Y/n menjawab. Jungoo tersenyum lega dan duduk di sebelah Y/n, mengawasinya saat dia makan.

Y/n melihat kearah Jungoo. "Kenapa?" Jungoo tersenyum. "Tidak." Y/n kembali menyendok sup itu. "Aneh."

Jungoo terus menatap Y/n sembari ia makan, Jungoo merasa senang karena Y/n tak lagi begitu takut padanya, atau bersikap keras padanya.

Ia merasa bahwa mungkin Y/n akan menerima tinggal bersama Jungoo selama-lamanya. Namun hal itu berubah menjadi kemarahan saat Y/n memecah keheningan.

"Mengapa harus aku yang kau bawa?" Tanyanya.

Jungoo mengerutkan alisnya. "Diamlah dan makan sup mu, jangan berbicara."

"Aku tak mau makan jika kau tak menjawab." Ucap Y/n.

"Tolong jangan membuat ku marah...kau tak akan suka dengan apa yang akan ku lakukan pada mu jika aku marah." Peringatan Jungoo.

"Maupun kau memukul ku atau sekalipun membunuh ku, aku tak perduli! Aku tak akan takut pada mu!" Seru Y/n.

Jungoo mulai kehilangan kesabarannya, ia segera mencekram rahang Y/n dan memelototinya. "Dengar sini, jangan berfikir aku akan terus berbaik hati pada mu, ingatlah bahwa aku akan menyakiti mu jika kau membuat ku marah."

Y/n mendorong Jungoo dan menumpahkan sup itu di bajunya. "Tak perduli dengan apa yang kau lakukan. Kau hanyalah sampah yang berani dengan seseorang yang sudah kehilangan kekuatannya! Kau hanya berani melawan orang yang lemah sehingga begitu kau akan menang."

Plak! Suara tamparan yang keras, Y/n membeku sejenak kemudian memelototi Jungoo kembali. "Bajingan kau keparat-" Plak! Bunyi tamparan lainnya terdengar. Jungoo langsung menendang perut Y/n sehingga ia terbentur dinding.

"Jangan main-main dengan ku, kau hama kecil tak diuntung!" Plak! Ketiga kalinya suara itu diulang, membuat Y/n menangis akibat kesakitan tamparan itu yang cukup keras.

Y/n memukul wajah Jungoo dan menendang perutnya, meninju dada bidangnya berharap seluruh perlawanannya berhasil membuat Jungoo kesakitan, namun tidak. Jungoo tetap diam, ia menatap Y/n dengan tatapan tajam yang membuat Y/n merasa terintimidasi.

Y/n melangkah mundur saat Jungoo melangkah maju mendekati Y/n, dengan cepat Y/n berlari namun Jungoo berhasil menangkapnya. Ia menarik rambut Y/n dan memukul wajah Y/n sampai wajah Y/n memerah.

Y/n menangis kesakitan, itulah yang Jungoo mau, Y/n menangis, tak berdaya, tak berguna, itulah yang ia mau...

Y/n segera diseret oleh Jungoo ke dalam kamarnya lagi lalu membantingnya ke tanah dan menendang kepala Y/n berkali kali.

Bisa dikatakan, Jungoo adalah seseorang yang sangat atau gampang emosi, sadis, kejam, kasar, dan jahat. Namun meskipun begitu, pasti ada juga sifat penyayang, perduli, perhatiannya pada orang yang ia cintai.

Namun kini... Y/n tergeletak dengan tubuh yang sedikit lecet dan merah, pipinya yang terasa sangat sakit akibat pukulan dari Jungoo, tubuhnya yang dibanting, kepalanya yang di tendang, itu semua hasil dari perilaku yang dilakukan Jungoo.

Ia menangis tanpa suara saat Jungoo keluar dari ruangan, mengunci pintu dan membiarkannya menangis tanpa memperdulikannya. Y/n kesakitan dengan beberapa pukulan dan tendangan itu, punggungnya yang terbanting membuatnya kesakitan saat berbaring.

Y/n duduk dan menangis sambil menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya, hati nya benar benar hancur dan rasa sakit di tubuhnya membuatnya semakin menangis.

Ia berdiri dan berjalan ke kaca, melihat luka pukulan di wajahnya, rahang nya benar benar sakit, ia tak tahan, ia menangis lagi sampai matanya bengkak.

Air mata terus mengalir dan mengalir tanpa henti, sampai dimana matanya sedikit memerah, ia pun memutuskan untuk berhenti menangis.

Ia takut dengan apa yang akan dilakukan Jungoo di kemudian hari jika ia tak melarikan diri... Ia harus mencari cara untuk melarikan diri, harus...

Namun kini tak ada cara untuk melarikan diri, ia duduk dilantai dan menekuk lututnya, memeluk lututnya dan membaringkan kepalanya di pergelangan tangannya.

Hati nya hancur, sakit, takut, seluruhnya berada di dalam diri Y/n. Ia pun menutup matanya dan mulai untuk tidur tanpa berbaring dikasur, karena kalau ia melakukannya, punggungnya akan sakit.

Tak butuh banyak waktu, akhirnya Y/n tertidur dengan mata sembab dan air matanya yang mengering di wajahnya.

Ia sungguh...lelah.

...

...

...

...

...

Bersambung...

Jungoo's DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang