Bercerita tentang seorang Gadis penyihir yang mempunyai kekuatan ajaib, sedang menjelajahi sebuah hutan yang konon katanya disana adalah wilayah sang kanibal. Ia melakukan tindak kriminal tanpa henti, dan kini ia adalah buronan para polisi (Kim Jung...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(please abaikan gedung' luar jendela, anggap saja itu adalah hutan, karena rumah Jungoo terletak di tengah hutan)
Di larut malam dimana Y/n terbangun, ia merasakan kepalanya yang sakit dan hidungnya dengan darah yang kering. Ia menatap ke jendela dan ternyata malam itu sedang hujan.
Ia menangis tanpa mengeluarkan suara, sangat sakit berada di posisinya. Ia tak mau di atur dan hidup bersama Jungoo.
Suara hujan yang begitu lebat, membuat tangisan Y/n tak dapat didengar oleh sesiapapun. Ia mengeluarkan seluruh kesedihannya di malam ini
"Kenapa... Kenapa aku harus sesial ini..? Kenapa kekuatan dia mampu menghilangkan kekuatan ku? Kenapa..." Ia berbicara dengan suara rendah.
Air mata terus berlinang di pipi Y/n. "Tak ada yang bisa ku lakukan selain melarikan diri." Ia menjeda. "Namun, bagaimana jika rencana pelarian ku gagal dan aku malah dibunuh?" Lanjutnya.
"Bagaimana ini, jika aku melarikan diri, bisa saja ia menangkap ku dengan mudah... Kekuatan ku telah hilang, apa yang bisa aku perbuat.?" Ucapnya, putus asa.
"Tidak... Aku tak mau mati, aku tak mau mati di tangan bajingan itu! Aku ingin pulang..." Tangis berlanjut.
Ia pun menangis dalam diam, ia tak mampu berfikir apa yang ia harus lakukan. Y/n kini putus asa, dengan kekuatannya yang hilang, hidupnya di tangan Jungoo, dan kini ia diculik dan dikurung dirumah Jungoo.
Ia juga takut akan rencana pelariannya yang akan gagal.. ia takut Jungoo akan membunuh nya, kini Y/n berubah menjadi penyihir yang lemah semenjak kekuatannya hilang.
Hujan pun terus berlanjut, namun rasa sakit di hati Y/n masih kekal.. ia menangis.. menangis sampai ia tak sadar bahwa suara nya semakin keras.
Tiba-tiba, pintu kamar dibuka, memperlihatkan Jungoo yang mendengar suara tangisan itu. "Baby? Apakah kamu baik baik saja? A- " ucapan Jungoo terpotong karena melihat Y/n yang menangis.
Jungoo segera berjalan mendekati Y/n dan membungkuk sambil merangkul Y/n. "Hey, kenapa? Ada apa? Kenapa menangis?"
Y/n tak menjawab melainkan hanya diam dan menatap Jungoo dengan tatapan benci, darah yang di hidung kembali mencair dan itu mengalir sampai ke leher Y/n.
Jungoo segera mengambil tisu dan mengelap darah itu dan duduk di tepi kasur Y/n. "Kenapa menangis? Hey, aku bertanya pada mu."
Y/n tetap diam, ia tak merespon perkataan Jungoo. Namun Jungoo tau jelas bahwa Y/n menangis karena ia terlalu kasar pada nya. "Im sorry, Baby. Aku tadi benar benar kesal pada mu, apakah masih sakit? Aku akan mengobatinya."
Y/n mengerutkan alis nya lalu menampar wajah Jungoo. Plak! tamparan itu cukup membuat mata Jungoo melebar, kemarahan seketika muncul dan ia segera menarik wajah Y/n ke wajahnya.
Jungoo langsung menekan bibirnya di milik Y/n dan menjilati bibir Y/n dengan agresif, ia menarik tubuh Y/n semakin dekat sehingga tubuh mereka berdua bersentuhan.
Jungoo terus menikmati rasa bibir Y/n, sedangkan Y/n berusaha untuk lepas dari gerapan Jungoo yang kuat. "Mhm..." suara yang dikeluarkan Jungoo saat ia menikmati bibir Y/n yang lembut nan seksi.
"Mnhm..." Jungoo terus mencium Y/n dengan paksa, kini Y/n menangis lagi dan memukul dada bidang Jungoo agar ia melepaskannya. "Sshh... diam, mmhm..."
Jungoo melanjutkan moment itu agar terus berlanjut, ia melumat bibir Y/n dengan agresif, ia menarik tubuh Y/n agar tubuhnya terus menekan pada miliknya.
Tangannya yang membelai rambut Y/n sembari ia menjilati bibir Y/n, membuat Y/n merasa sedikit tenang, entah kenapa...
Suara basah yang dihasilkan oleh kedua mulut mereka, membuat Jungoo terangsang, lidah Jungoo yang menjelajahi mulut Y/n membuat Y/n tak berdaya. Rasa dari ciuman itu benar-benar memperdaya Y/n.
"Jungoo..." Y/n memanggil namun Jungoo langsung membungkam mulut Y/n dengan ciuman yang lebih dalam. "Sshh... Nikmati saja." Ucap Jungoo.
Ciuman itu pun berlanjut sampai dimana Y/n benar-benar lemas dan tak kuat untuk melanjutkan ciuman itu, Jungoo tersenyum lalu mencium leher Y/n. "Ciuman tadi enak, bukan?"
Y/n berusaha menjauhkan dirinya dari Jungoo namun tenaga nya tak bisa membantu. "Kau benar benar... Kurang ajar.." ucapnya dengan nada rendah.
Jungoo terkekeh dan mencium pipi Y/n. "Kau tau kalau kau menyukainya, lihat lah wajah mu tadi, sungguh merah saat aku mencium mu. Kau kini juga sangat lemas." Ia tertawa kecil. "Sungguh mudah membuat mu diam, dengan mencium mu, kau akan..."
"Ugh diamlah!" Marah Y/n.
Jungoo tertawa dan membelai rambut Y/n. "Kalau kau tak mau kejadian seperti itu terulang, jangan membangkang ya."
Y/n mengalihkan pandangannya dan tak merespon. Jungoo membuka kancing baju Y/n dan itu membuat Y/n kaget lalu memutar kepalanya untuk menatap Jungoo. "Sialan, apa yang kau lakukan?!" Ucapnya sambil menutupi dadanya.
"Hanya penasaran, apa yang akan terjadi jika aku menjilati puting mu, mengapa tak memberikan itu padaku dan nikmati sensasinya." Ucap Jungoo.
Y/n kaget. "Kau gila ya?! Benar-benar, orang ini..." Y/n segera mendorong Jungoo menjauh darinya dan berlari keluar dari kamar.
Jungoo tertawa dan bangkit dari kasur untuk mengejar Y/n, tak butuh banyak waktu, Jungoo menangkap Y/n dan menggendongnya ala Bridal Style.
Jungoo membawa Y/n kembali ke kamar dan membaringkan Y/n di kasur. "Tidurlah, malam masih panjang. Tak baik jika kau tidak melanjutkan tidur mu, apalagi setelah kau menangis."
Y/n bertanya tanya ada apa dengan Jungoo, mengapa di waktu yang berbeda ia perhatian, juga ia sedikit...cabul mungkin.
Namun Y/n tak mau Jungoo melakukan apapun lagi, sehingga ia membalikkan punggungnya kearah Jungoo dan mulai tidur.
Jungoo tersenyum dan menarik selimut untuk menutupi sekaligus menghangatkan tubuh Y/n. Ia berjalan keluar dari kamar dan menutup pintu. Membiarkan Y/n tidur dengan nyenyak.