17

77 9 0
                                    

Guys, aku mau divote sama comment dong biar makin semangat. Xixi

🌾🌾🌾

Menyandang status sebagai pacar orang ternyata membawa efek yang cukup besar bagi seorang gadis muda yang tengah membantu ibunya mencuci piring dengan rambut dicepol asal-asalan. Piyama putih yang dipenuhi gambar snoopy itu mulai basah akibat gerakan-gerakan kecil yang dilakukannya sembari bersenandung.

Padahal sebelumnya, Kanaya selalu bersungut-sungut jika disuruh mencuci piring. Tapi selama seminggu belakangan ini dia dengan sukarela menawarkan diri. Bahkan tidak hanya untuk piringnya, dia juga membawa serta piring kedua orang tuanya yang kini menatap heran.

"Kamu dari kemarin kerasukan apasih?" Tanya Gita basa-basi. Gita tentu tau ada sesuatu yang terjadi pada anaknya.

Kanaya berbalik sambil menepuk-nepuk tangannya yang basah ke celananya. Kerjaannya sudah beres. "Yaelah! Males salah, rajin salah. Emang anak itu selalu serba salah ya di mata orang tuanya."

Mendengar itu, Gita melempar ikat rambut yang sedang dia pegang ke arah anak gadisnya yang sudah duduk di seberang meja. "Orang Mama cuma nanya."

"Anak jaman sekarang emang drama banget gini ya?" Timpal Daniel yang sejak tadi hanya menonton sambil menyeruput segelas kopi manis.

"Udah ah, aku mau mandi."

Tidak mau memperpanjang masalah, Kanaya memilih bangkit dari tempatnya dan berjalan meninggalkan kedua orang tuanya yang masih menaruh tatapan penuh tanya sampai dia menghilang di balik pintu dapur.

Keanehan kedua. Kanaya tidak serajin itu untuk mandi pagi, apalagi sebelum sarapan tadi dia menginfokan kalau kelasnya ditiadakan karena dosennya harus dinas keluar kota.

..

Kanaya bersenandung kecil sambil mengeringkan rambutnya yang basah sehabis keramas tadi. Wajahnya terlihat lebih bersinar dengan senyuman yang tak pernah absen menghiasi sejak tadi. Matanya bersinar melantunkan lagu-lagu cinta yang tidak pernah habis dia nyanyikan dan langsung berganti lagu lainnya.

Tanpa perlu gadis itu jelaskan, semua orang yang melihatnya juga bisa langsung menyimpulkan kalau moodnya sedang berada di titik puncak. Apalagi ketika layar ponsel yang dia letakkan di meja, berdering menampilkan sebaris nama yang menjadi alasan di balik semua tingkahnya satu minggu ini.

Ken🤍 is calling...

"Hallo, Nay." Suara yang beberapa waktu belakangan menemani tidur Kanaya mulai menyapa indera pendengaran.

"Hai!" Sapa Kanaya mencoba mengatur nada bicaranya agar tidak terdengar seperti perempuan kesepian yang merindukan belaian.

"Hari ini kamu ada kelas nggak?"
"Ada."
"Jam berapa?"

Kanaya menjauhkan ponselnya untuk memastikan jadwal kuliahnya yang dia jadikan sebagai lockscreen. "'Nanti setengah empat. Kenapa?"

Dulu saat masih menjadi mahasiswa baru, Kanaya rajin sekali untuk mengedit jadwal hingga aesthetic untuk dijadikan wallpaper. Tapi memasuki semester ke lima ini, rasanya sudah terlalu malas. Jadi dia hanya mengambil jepretan layar dari jadwal yang sudah dirangkum oleh Vidya.

Kanaya's Own StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang