Tiga Puluh

1.6K 181 33
                                    

Sebenarnya kenapa bisa seperti ini? Sakura tak pernah sekalipun berpikir jika semuanya terjadi jauh dari apa yang ia pikirkan. Mengapa ia tak menyadarinya bahkan sedikit saja?

Kepalanya terasa berat.

Padahal dia sudah berjalan-jalan mengelilingi mansion besar ini dengan harapan dia akan kelelahan kemudian bisa langsung jatuh tertidur. Tapi matanya justru masih nyalang meskipun dia sudah memposisikan dirinya dengan nyaman di atas tempat tidur berayun favoritnya.

Sudah dua malam dia tidak tidur dengan tenang. Ditambah Sasuke pergi untuk perjalanan bisnisnya ke Kiri sejak kemarin.

Lelaki itu sempat hampir membatalkan jadwal kunjungannya jika saja Juugo tidak memohon sampai hampir menangis. Butuh usaha untuk menyakinkan Sasuke bahwa Sakura akan tetap berada di tempatnya selama bungsu Uchiha itu pergi bekerja.

Sakura melirik malas pada beberapa penjaga yang berdiri lumayan jauh untuk mengawasinya.

Cahaya matahari yang lolos dari rimbunan daun-daun pohon tabebuya menerpanya. Membuatnya sedikit hangat.

“Permisi nona.”

Sakura mendudukan dirinya. Dilihatnya seorang pekerja taman berjongkok di dekat tempat ayunannya. Sakura memandangnya dengan tatapan bertanya.

Kedua mata lelaki itu bergetar. Dia melirik ke sekeliling sebelum meraih sesuatu di dalam pinggangnya. Sakura seketika langsung waspada.

Namun lelaki itu hanya mengeluarkan secarik kertas dan mengulurkannya secara terburu-buru. “Saya memiliki pesan untuk anda, nona.”

Sakura tak langsung menerimanya. Dia menatap tajam pekerja itu. “Siapa yang menyuruhmu?”

Lelaki itu nampak semakin gugup. “Saya hanya diperintahkan untuk memberikannya pada anda nona. Tolong saya nona.” Tambahnya saat melihat pengawal yang biasa menjaga Sakura berjalan mendekat.

Sakura langsung mengambilnya dan menyembunyikannya dengan segera ke dalam softcase ponselnya. Sementara pekerja itu buru-buru bangkit dan berjalan pergi menjauh. Sakura hanya memperhatikannya.

“Ada sesuatu yang salah nona?” Tanya pengawal itu. Matanya melirik pada pekerja yang sudah pergi menjauh tadi.
Sakura menggeleng. Dia lalu menatap wajah pengawalnya tersebut. “Bukankah aku menyuruhmu untuk menjauh dan tak menggangguku? Kenapa kau mendekat ke si…….” Sakura tak melanjutkan kalimatnya karena melihat beberapa orang berjalan mendekat dari kejauhan. “Siapa itu?”

Pengawal itu menggeleng. “Saya tidak mengetahuinya, nona. Sepertinya mereka bersama Kakashi-san.”

Awalnya ia hanya menatap tak berminat pada orang asing itu, tapi begitu melihat surai merah lembut yang berkibar itu, sekejap saja hatinya jadi berdebar. Jadi dengan tergesa dia bangun dari pembaringannya. Pijakannya yang tak pas membuat Sakura hampir terjatuh jika pengawalnya tak segara menahannya.

“Nona, tolong hati-hati.”

Namun Sakura tak peduli. Begitu tubuhnya berdiri sempurna, dia langsung berlari menuju sosok yang sering kali masuk dalam pikirannya.

“Nii-san!” Dia melemparkan tubuhnya dalam pelukkan Akasuna Sasori.

“Bagaimana kabarmu, Sakura?” Tangannya mengusap lembut kepala merah muda itu.

Sakura tak menjawab karena detik itu juga tangisnya pecah.

***

Butuh waktu cukup lama sampai tangisan Sakura benar-benar berhenti. Dan meskipun sekarang masih tersisa segukan-segukan kecil, tetapi Sakura sudah bisa tersenyum saat Sasori bercerita lucu padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang