Sepuluh

5.4K 640 108
                                    

Beberapa orang pelayan yang sedang membersihkan rumput di halaman depan menghentikan pekerjan mereka. Pasalnya ada sebuah mobil mewah yang berhenti tepat di depan pintu gerbang. Lalu tak lama kemudian seorang perempuan muda dan cantik keluar dari mobil.

Mereka saling lirik satu sama lain, bingung harus melakukan apa. Ini kali pertama mereka melihat orang asing mendekati kediaman tuan mereka. Perasaan ragu menyusup ketika salah seorang dari mereka mengatakan untuk membukakan pintu gerbang. Tak ada yang berani beranjak. Salah salah, mereka bisa mendapat hukuman cambuk jika tidak sesuai dengan perintah tuan mereka.

Untungnya salah satu dari mereka langsung mengambil inisiatif dan berlari masuk ke dalam, melapor pada kepala pelayan, Rin.

Sementara Shion menurunkan kaca mata hitam yang dikenakannya dan menatap bangunan megah di depannya dalam diam. Informannya tidak salah dalam memberikan berita.

Setelah memata-matai tunangannya untuk waktu lama, Shion mendapati bahwa Sasuke memiliki siklus kunjungan yang cukup sering ke daerah ini. Namun karena tidak banyak info yang didapat, Shion akhirnya memutuskan sendiri untuk langsung mendatangi kediaman mewah itu.

Jadi ini rumah peristirahatan yang sering didatangi tunangannya. Kepalanya menatap ke sekeliling. Tidak buruk, pikirnya.

Keadaan daerah yang sunyi dengan pemandangan alam yang indah bisa digunakaj untuk menghilangkan perasaan lelah. Pantas saja Sasuke sering sekali datang ke sini. Mungkin ini alasan Sasuke sering sekali berkunjung ke sini. Tunangannya memang pintar sekali memilih lokasi peristirahatan. Mungkin sesekali ia juga akan menginap di sini saat mereka menikah nanti.

Namun tak lama kemudian decakan kesal keluar dari mulutnya. Sinar matahari yang perlahan terik mulai terasa membakar kulitnya. Shion sangat tidak menyukai sinar ultraviolet itu. Membuat kulitnya menjadi rusak.

Kedua matanya menyipit tak senang. Kenapa sampai sekarang tak ada yang membukakan pintu gerbang untuknya? Padahal dia melihat beberapa pelayan berdiri tak jauh dari gerbang. Dan yang dilakukan orang-orang itu hanya menatap ke arahnya tanpa sedikitpun bergerak untuk bergegas membukakan pintu.

Oh yang benar saja. Sungguh pelayan yang tidak mempunyai etika sama sekali.

***

Rin membulatkan matanya setelah mendengar apa yang diberitahukan pelayan tersebut. Lalu dengan gerakan cepat ia berjalan ke pinggir ruangan, mengintip dari jendela. Dan benar saja, ia melihat seorang wanita pirang sedang berdiri di luar gerbang.

Bagaimana ini? Tuan mereka tidak aka suka dengan kehadiran orang lain ke kediaman ini. Terlebih yang datang kali ini adalah wanita itu.

Rin bahkan masih mengingat dengan jelas bagaimana Sasuke mengancam akan membunuh mereka semua apabila Sakura sampai bertatap muka dengan wanita bernama Shion tersebut.

"Jadi apa yang harus kami lakukan, Rin-san?" Suara pelayan itu menarik kembali atensi Rin.

Rin berpikir sejenak. Sebaiknya apa yang harus ia lakukan? Sayangnya Uchiha Sasuke datang sendirian tanpa asisten kepercayaannya, Kakashi. Jadi Rin tak bisa bertanya pada siapa pun.

Kepalanya menoleh lagi ke arah jendela, lalu kembali menatap pelayan tersebut. "Jangan biarkan siapapun masuk ke rumah ini sampai aku memberitahumu." Perintahnya.

Pelayan itu mengangguk, lalu undur diri untuk memberitahukan hal tersebut kepada teman-temannya yang lain.

Rin menarik nafas panjang sebelum melangkah menuju kamar utama. Ada masalah besar yang harus ia beritahukan kepada tuannya itu.

***

Sasuke memainkan rambut merah muda Sakura yang tersebar di atas lengan telanjangnya. Ia bahkan tak peduli saat si pemilik rambut memukul lengannya kesal karena membuat rambutnya kusut tak beraturan.

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang