Tujuh Belas

2.6K 423 83
                                    

Tiga Tahun Setelah Pertunangan

Ruangan itu cukup sunyi, hanya suara alat-alat bantu yang terpasang di tubuh seorang pasien, memenuhi seisi ruangan.

Monitor jantung di sisi kiri terus menunjukkan pergerakan denyut yang konsisten. Yang berarti tidak ada perkembangan mengenai kondisi pasien. Sudah sebulan, dan tidak ada perubahan sama sekali.

Dokter pun mengatakan jika kini pasien bisa bertahan hidup karena alat bantu yang terpasang di seluruh tubuhnya. Dan mereka hanya bisa menunggu pertolongan Tuhan.

Seluruh anggota keluarga sangat mengharapkan keajaiban tersebut dan menolak saran dokter untuk mengikhlaskan pasien. Mereka bahkan terus mencari peluang dengan berusaha mendapatkan dokter terbaik dari Jerman.

Namun berbeda dengan seorang lelaki yang duduk di sana sejak setengah jam yang lalu. Dia tampak tak peduli dan sibuk dengan ponsel di tangannya.

Suara pintu diketuk pelan dari luar dan seseorang masuk tak berselang lama.

"Anda masih memiliki jadwal bertemu dengan perdana menteri terkait kerja sama teknologi. Haruskah saya mengatur ulang pertemuannya, Sasuke-sama?" Tanya Juugo sopan.

Sasuke mematikan ponsel di tangannya, lalu memasukkan ke dalam saku jas. "Tidak perlu." Juugo mengangguk patuh dan tetap berdiri di tempatnya, menanti perintah selanjutnya.

Sasuke menghela nafas.

Sebelum beranjak, dia menatap wajah tertidur pasien tersebut. Begitu tenang, begitu damai. Tidak merasa terusik sedikitpun untuk segera bangun.

Dan Sasuke kemudian teringat sesuatu. "Bagaimana proses akuisisi?"

"Hampir selesai. Kakashi-san sedang mengurusnya bersama tim hukum. Anda tidak perlu memikirkanya, Sasuke-sama." Jawab Juugo lugas.

Seperti yang diharapkan. Kakashi memang selalu bisa diandalkan mengurus hal-hal seperti ini. "Lalu pihak Miko? Tidak ada pergerakan apapun dari mereka?"

"Sepertinya mereka masih mencari celah untuk membatalkan akuisisi ini. Namun semua dokumen yang kita miliki sangat kuat di depan hukum. Pada akhirnya mereka tidak akan bisa melawan. Dan tentu saja dengan kondisi Shion-san, fokus mereka terpecah." Ucap Juugo menjelaskan.

Akhirnya. Setidaknya perlahan-lahan semua akan ada dalam genggamannya.

Sasuke mengangguk puas. "Pastikan semuanya tidak tercium media." Dia beranjak dari duduknya. Juugo kembali mengangguk patuh.

"Lalu mengenai kasus kecelakaan itu, kau sudah mengurusnya dengan baik kan?" Kali ini Sasuke bertanya dingin.

Juugo menelan salivanya gugup, dia mengangguk canggung.

Sungguh, ini adalah pertama kalinya ia mengurus hal yang kriminal serta dark. Dan itu berkaitan dengan nyawa seseorang.

Uchiha Sasuke yang merupakan atasannya melakukan rencana pembunuhan dan ia dipaksa untuk terlibat di dalamnya. Bungsu dari keluarga Uchiha yang terkenal itu, merekayasa sebuah kecelakaan untuk menghabisi nyawa seseorang.

"Polisi sudah menetapkannya sebagai kecelakaan tunggal karena keteledoran pengemudi. Kasus sudah ditutup. Tapi tim hukum masih bersiap, karena pihak Miko terus mencoba untuk membuka kembali kasusnya."

"Bagus." Ucapnya puas. "Ah, dan dalam waktu dekat siapkan karangan bunga yang indah. Bunga mawar hitam kelihatannya cukup bagus untuk jadi bunga bela sungkawa kan? Jadi buatkan yang paling indah." Tambah Sasuke dengan tatapan tersirat.

Juugo semakin gugup. Dia paham kemana arah pembicaraan ini. Ia melirik melalui ujung ekor matanya pada seseorang yang terbaring koma di sana. Inikah akhirnya?

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang