"Pak, maaf. Saya izin ke toilet sebentar," seru Nafisya memecah keheningan kelas.
Saat ini, wanita itu sedang mengikuti kelas mata kuliah akuntansi. Para mahasiswa sedang sibuk mengerjakan tugas, diawasi oleh dosen tentunya.
Nafisya sudah menyelesaikan tugasnya, namun ada rasa aneh di dalam dirinya yang tiba-tiba menyerang. Nafisya merasakan perutnya di remas sedemikian rupa, serta ada gejolak di dalam yang perlahan naik membuatnya tak kuasa menahan mual.
Hoeekk...
Sesampainya di kamar mandi, Nafisya mencoba mengeluarkannya. Tapi nihil, hanya angin kosong dan saliva bening yang keluar dari mulutnya.
Hoeekk.. Hoekkk...
Rasa mual itu tidak berhenti, Nafisya tak kuasa menahan pening. Mengambil ponsel dari saku pakaiannya, Nafisya menekan nomor suaminya.
Tut... tut... tut...
"Halo... assalamu'alaikum, kenapa Sya?"
"Wa'alaikumussalam, Sam... ak–hoekkk..."
"Nafisya? Kamu baik-baik aja?"
"Aku pusing, Sam... uhk..."
"Kamu dimana sekarang?"
"Toilet..."
"Tunggu, Sam kesana sekarang."
Secepat kilat, Samudra berlari keluar kelas menuju fakultas Ekonomi dan Bisnis. Beruntung mata kuliahnya kali ini baru saja selesai.
Beberapa pasang mata menatap heran langkah tergesa Samudra. Pria itu meminta izin sebentar kepada penjaga gedung lalu memasuki toilet wanita yang kebetulan hanya ada Nafisya disana.
Tak perlu menunggu waktu lama, Samudra berhasil menemukan Nafisya. Istrinya itu masih mual-mual mencoba mengeluarkan sesuatu dari mulutnya.
"Nafisya..."
"Sam..."
Samudra seketika merengkuh tubuh Nafisya yang mulai melemah. Pria itu juga memijat tengkuk Nafisya mencoba membantu istrinya mengeluarkan cairan kotor dari dalam tubuhnya.
"Kita ke rumah sakit, ya?"
Nafisya pasrah, ia mengikuti langkah Samudra yang memapahnya keluar dari dalam kamar mandi.
"Eh, Fisya kenapa, Sam?" tanya Deana yang memang menyusul Nafisya karena khawatir melihat temannya itu tak kunjung kembali dari toilet cukup lama.
Deana juga sudah mulai akrab dengan Samudra, akhir-akhir ini ketiganya selalu menghabiskan waktu bersama.
"Fisya mual-mual, gue mau bawa dia ke rumah sakit, sekarang."
Mata kuliah sudah selesai, Deana dengan peka membawakan tas milik Nafisya lalu ia membantu Samudra membawa istrinya ke rumah sakit.
***
"Nafisya sedang hamil. Usia kandungannya baru menginjak dua minggu, selamat atas kehamilan pertama ini, sebentar lagi kalian akan menjadi seorang ayah dan juga ibu," senyum ramah dokter terpancar.
Samudra dan Nafisya sontak mendelikkan mata tak percaya mendengar penuturan dokter. Keduanya kini saling tatap, tak berani mengeluarkan satu patah kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESAMSYA [ON GOING]
Teen Fiction#3 GEZELLIGHEID SERIES Nafisya Nayyara Almahyra, gadis belia yang terpaksa harus menikah dengan Samudra Shazad Zaigham, sahabat sekaligus sepupu dari orang yang dia cintai, Dewangga Adelard Nadhif. Pernikahan yang tidak diimpikan itu, berlandaskan...