06. Syrup Village: Beatin' tha Black Cat

126 25 11
                                    

-o0o-

ᰋ East Blue, Syrup Village

Tepat sebelum fajar tiba. Mereka berlima telah bersedia untuk menghadang Bajak Laut Klahadore di tanjakan.

"Dengar, mereka akan menyerang dari pantai saat sebelum fajar, tapi, hanya satu rute tanjakan inilah jalan menuju desa," ungkap Usopp.

"Ada satu jalan lain melewati bukit karang tapi itu sulit untuk di lewati," sambungnya.

(Name) yang terlihat bersemangat itu berlari mendahului lainnya, "Aku tidak sabar melawan mereka semua!"

"Oi, oi! Ini bukanlah lawan yang seharusnya kau remehkan! Dia adalah Kapten Kuro tahu! Orang yang konon telah di eksekusi beberapa tahun yang lalu, tapi ternyata kini malah masih hidup!" Jelas Usopp, menatap serius (Name).

Yang di tatap justru hanya menyengir, "Aku tidak peduli, sih. Mungkin dia mati suri atau semacamnya."

"Ya, tapi..!" Tepukan pelan mendarat di pundak Usopp dari Zoro.

"Untuk apa kau meladeni orang gila sepertinya? Sebaiknya sebutkan rencanamu saja," imbuh Zoro heran.

"Oh, oke! Jadi kita hanya perlu menjaga tanjakan ini, tentu saja menjaga dengan seluruh kekuatan penuh!" Tutur Usopp.

"Oh, begitu, mudah sekali," ungkap Luffy mengerti.

"Apa saja yang kalian bisa?" Tanya Usopp.

"Menebas."

"Memanjang."

"Mencuri."

"Menghajar."

"Aku bisa bersembunyi," tutur Usopp serius.

Keempat orang itu langsung berseru ganas, "KAU HARUS BERTARUNG!"

Singkatnya, Usopp hanya perlu menumpahkan beberapa gentong minyak di tanjakan yang akan mereka jaga.

Puas dengan hasil, Usopp bernapas lega.

(Name) menguji kelicinan itu menggunakan jari telunjuk, "Oh! Jariku tergelincir."

"Itu sudah jelas bukan?" Usopp tersenyum lebar, mewanti-wanti rencananya pasti berhasil, "Mereka tidak akan bisa menaiki tanjakan ini."

"Semoga saja tidak ada salah satu dari kita yang akan tergelincir di tanjakan ini," atensi Nami melirik Luffy dan (Name) yang tertawa, mereka berniat saling mendorong satu sama lain ke genangan minyak.

"Anggap saja kita membuat jebakan semut api," lanjut Nami.

"Semut api?" Bayangan semut berapi tercetak jelas di pikiran (Name).

Rasanya keren sekali jika aku memelihara semut api.

Tuk, tuk. Zoro mengetuk kepala (Name) menggunakan ujung pedangnya. Bisa-bisanya ekspresi (Name) selalu menarik perhatian pendekar pedang itu.

"Jangan lakukan itu, oi! Nanti otakku geser," (Name) memegangi kepalanya.

"Heh? Bukannya sudah geser dari awal?" Ejek Zoro di selingi kekehan remeh.

"Oke, orang waras ngalah," tuntas (Name), kening Zoro berkedut kesal.

Luffy menoleh pada Usopp, takjub akan rencana lelaki longnose itu, "Bisa-bisanya kau memikirkan cara selicik ini!"

Rasa bangga menjalar ke sekujur tubuh Usopp, "Tentu saja! Yang paling ku banggakan dari diriku adalah kelicikan dan keahlianku bermain katapel!"

Bermenit-menit di lewati dan mentari mulai menyinari, keberadaan atau tanda-tanda Bajak Laut itu tidak terlihat sedikitpun.

𝐎𝐍𝐄 𝐏𝐈𝐄𝐂𝐄⭑─ ❝𝐍𝖾ρ𝗍υ𐓣𝖾❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang