Ayat Dua Satu

43 5 0
                                    

KAKI jenjang itu melangkah penuh percaya diri, pembawaan hatinya meningkat ketika ia teringat rencananya dalam memisahkan sang mantan kekasih dan istrinya itu berhasil.

Beberapa hari lalu ia nekat mendatangi kediaman Ozgur dan Qaila. Sesuai dugaan, cuma ada wanita itu di sana, maka Renda pastikan ia bisa mempengaruhi secara penuh pemikiran Qaila. Membuatnya bimbang dalam menjalani kehidupan pernikahannya dengan Ozgur.

Tidak lama setelah kejadian itu, Renda cukup terkejut saat Ozgur datang padanya dengan mengatakan praduga yang tidak pernah mendapatkan kebenaran. Bahwa Qaila sepertinya berselingkuh dengan Ozgur.

Jelas saja Renda tidak langsung percaya, ia tahu bagaimana Serkan, tapi dihadapkan pada keadaan itu, Renda merasa aji mumpung, lantas ia memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

"Bagaimana jika kau membalas Qaila? Aku bisa membantumu kalau kau mau."

Ozgur langsung mengangguk begitu saja tanpa menimang kembali, tentu Renda dengan senang hati segera beranjak dari ruang tamunya yang luas menuju dapur, mempersiapkan minuman istimewa untuk sang mantan kekasih. Pikiran Ozgur sedang kacau, maka mudah baginya menghasut. Setelah pria itu hilang kontrol, Renda tidak segan mendudukinya dan mencium bibir Ozgur, menghentikan racauannya.

Renda sempat terlena, sampai tidak sadar dirinya kelepasan memberi tanda di beberapa titik area tubuh Ozgur yang terbuka. Hampir saja ia tenggelam sampai tangan Ozgur menghentikannya.

"Aku rasa ini tidak berhasil."

"Kau setuju untuk membalas perselingkuhan Qaila, maka begini caranya. Kita harus menyatu, Ozgur, supaya Qaila tahu dampaknya jika berniat main serong darimu."

Ozgur tidak menjawab pada saat itu, ia malah mencengkeram kepala dan berkata ingin istirahat. Renda juga tidak bisa menahan dan membiarkan mantan kekasihnya terlelap di atas sofa. Kendati perasaannya jadi iba, teringat bagaimana perasaan Ozgur dulu ketika ia meninggalkannya.

Pasti sakit.

Renda saja masih tidak bisa menerima ketika mendengar Ozgur sudah menikah. Maka dengan menarik napas panjang, gadis itu mengelus kepala mantan kekasihnya. Selama beberapa hari ini, Ozgur memang sigap mengurusinya hingga ia bisa pulih dari kejadian pengakhiran hidupnya waktu itu.

Patut diacungi jempol, Ozgur memang tipe lelaki yang setia. Renda jadi semakin dihantam penyesalan dan ia bertekad ingin memperbaiki hubungannya bersama Ozgur lagi.

Hingga ia memutuskan untuk datang ke restoran pagi-pagi demi bertemu Ozgur, tapi ketika ia berada tepat di depan pintu restoran, Renda bisa melihat drama yang tersuguh di depannya. Tidak ada simpati, justru ia malah menyunggingkan senyum dan memilih masuk ke dalam restoran, ingin nimbrung dalam adegan menarik pada pagi hari itu.

"Biarkan saja, perempuan butuh waktu." Renda menahan Ozgur yang hendak menyusul kepergian Qaila.

"Re." Ozgur kehilangan kata-kata, kini ia menatap pada sahabatnya dan juga Renda.

Mendapati pandangan Ozgur, Serkan menggeleng. "Bukan hakku untuk menjelaskan semuanya."

Lalu semua bubar meninggalkan Renda bersama Ozgur. Pun Serkan juga malah balik untuk mengambil barang bawaannya dan siap pergi.

Karasevda (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang